Aku gak tahu berapa lama gak sadarkan diri, tapi pas aku bangun ... aku udah gak di ruang meeting. Megangin kepala sambil ngubah posisi jadi duduk, aku menyisir sekitar. Kerasa familiar, di mana ya? Apa ini rumah sugar daddy? Rumah mantan? Di mana si, lupa. Aku turun dari ranjang, pas mataku gak sengaja liat bingkai foto yang terdapat wajah seseorang ... aku inget sekarang. Aku ada di kamar dalam ruangan Pak Darren. Pas aku buka pintu, laki-laki yang tengah sibuk di depan komputernya mengalihkan pandangan dan natap aku sekilas. Selanjutnya dia kembali sibuk sama kerjaan. Gak nanyain keadaanku gimana atau basa-basi. “Makasih udah nolong saya, Pak. Saya pamit balik ke ruangan.” Pak Darren tetep gak bersuara apa-apa. Aku sih berusaha berpikir positif, mungkin Pak Darren sariawan tiga

