Prolog

598 Words
Kehidupan mewah, pekerjaan yang menjanjikan, serta tampang yang juga diatas rata-rata, membuat lelaki itu tidak akan pernah kesulitan mendapatkan wanita manapun yang dia inginkan. Entah seorang Model, Artis, ataupun Pengusaha, dalam satu kedipan mata saja dia bisa mendapatkan wanita itu. Bahkan seorang Akuntan wanita di perusahaan tempatnya bekerja yang mungkin seumuran dengan neneknya tidak patah semangat untuk menggodanya setiap ada kesempatan. Akan tetapi yang menjadi masalah kenapa dia masih menjomblo dan belum menikah diumurnya yang ke 29 tahun adalah dia sama sekali tidak tertarik pada satupun wanita-wanita itu. Yudhistira Sabhara yang saat ini memegang salah satu perusahaan berlian milik keluarga Sabhara tidak pernah terlihat dekat dengan seorang wanita diumurnya yang hampir mencapai kepala tiga. Berbagai gosip mulai mencuat ke permukaan yang mengatakan bahwa dia adalah seorang gay. Wajar jika banyak orang menganggapnya seperti itu karena pada kenyataannya dia lebih senang berjalan-jalan ataupun bepergian bersama ke empat sahabat laki-lakinya dibanding seorang wanita. Lebih parahnya lagi, gosip beredar kalau salah satu dari sahabatnya adalah pasangan gay dari lelaki itu. Gosip sialan itu membuat ke empat sahabatnya sering merasa geli bahkan kesal. Well, mereka semua sebenarnya sudah menikah dan gosip itu terkadang membuat mereka geram. Bagaimana seorang yang sudah menikah menjadi seorang gay? "Gue benar-benar muak sama gosip ini, Yud! Masa iya gue yang gantengnya limited edition ini dibilang pasangan gay lo! Yang benar aja!" Seperti biasa, Yudhis dan ke empat sahabatnya akan meluangkan waktu di malam sabtu untuk berkumpul di salah satu cafe bar milik Revan Adijaya. Dan disinilah mereka, di ruangan VIP khusus hanya untuk mereka berlima. "Apa salahnya sih? Muka lo emang pantes kalo dibilang gay! Gue aja heran kenapa istri lo mau dinikahin sama lo, Cup!" "Bilang aja lo masih belum rela kan gue nikah sama mantan lo? Ngaku aja! Secara pesona gue ini gak akan bisa ditolak sama cewe manapun, Van! Gue tau." "Taik! Songongnya gak ketulungan ini anak!" umpat Revan kesal. "Jangan gitu, Van! Dia kakak ipar lo, by the way." timpal Bimo. "Asshole!" Umpatan Revan membuat mereka yang ada disana tertawa. Revan dan Ucup yang sudah seperti Tom and Jery sejak masa SMA sekarang justru bernasib menjadi sepasang kakak dan adik ipar. Bahkan ketiga sahabatnya sempat tidak percaya dengan takdir cinta mereka yang sangat unik dan bisa dikatakan gila, persis seperti keduanya. "Sekedar gosip gak perlu dipikirin. Nanti juga hilang sendiri, Cup." ujar Yudhis. "Sebenernya masalahnya disini itu lo! Kenapa sih gak coba kencan gitu sama cewek. Tampang lo itu mustahil bikin cewek nolak lo!" sahut Ucup masih kesal. "Gue gak tertarik!" "Sumpah, Yud! Kalo lo ngomong kaya gitu, gue juga jadi merinding disko nih jadinya. Jangan-jangan gosip itu beneran?!" ujar Bimo mengusap tengkuknya. "Gue cuma gak mau terlibat sama keribetan cewek!" jawab Yudhis sambil mengedikan bahunya. "Namanya juga cewek, ya biasa kalo ribet. Kalo lo pacaran sama cowok baru simple!" kesal Ucup. "Lo gak berniat buat mencoba pacaran sama cowok kan?" tanya Revan selidik. "Gue masih normal. Adik gue masih bisa bangun kalo liat cewek sexy. Jadi, gue masih normal!" jawab Yudhis tenang lalu menyesap wine di gelas miliknya. "Terus kenapa sampai sekarang lo masih betah sendiri?" Kali ini Antariksa bersuara setelah cukup lama diam mengamati obrolan ke empat sahabatnya sambil menyesap wine sedikit demi sedikit. "Well, it because i haven't meet the girl who can touch this ice heart. And maybe i never found that girl." "You will! I believe it!" jawab Antariksa. "I wish it never happen." Yudhis kembali menyesap wine miliknya lalu memandang ke arah jendela melihat pemandangan kota Jakarta dari lantai tiga yang sangat gemerlap. Tidak seperti dirinya, kosong dan gelap. Tanpa ada setitik cahaya sama sekali. ©©© TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD