Ellis baru saja selesai membersihkan debu- debu di rumah dengan penyedot debunya. Masih dengan penyedot debu di tangan, Ellis duduk di sofa ruang tengah. Dia bersandar sejenak dan menghela napas kecapekan. Tangannya menggapai- gapai meja telepon yang tak jauh dari sofa tempat ia berada, meraih gagang telepon itu.
Namun tepat ketika ia hampir berhasil mendapatkan gagang itu dalam genggamannya, telepon itu berdering. Ellis menaikkan alis kirinya, dan beranjak dari duduk dengan normal lalu mengangkat telepon itu.
“Halo, selamat siang.”
“Ya, halo, selamat siang.”
“Saya Aldin Smith, dari kantor pengacara Smith & Case . Bisa saya berbicara dengan Ellis Arden?”
Muka Ellis berubah menjadi serius. “Ya, ini dengan saya sendiri Ellis Arden.”
“Baiklah, Miss Arden. Kami menghubungi Anda sehubunga
