Setelah Arga menerima pakaian ganti dari Papah Delon, Arga langsung bergegas masuk ke kamar Bella dan segera mandi. Seharian memakai pakaian formal membuat Arga sangat kegerahan.
Cukup lama Arga berada di kamar mandi, membuat Bella terbangun dari tidurnya.
Di liriknya ke arah samping tempatnya tidur namun tidak ada Suami dadakan nya itu. Matanya terus menyusuri setiap inci kamarnya, namun juga tidak ditemukannya.
"Kemana Om itu pergi? Apa dia menyerah dengan pernikahan ini?" batin Bella, entah kenapa merasa sedih karena tidak menemukan Arga di kamarnya.
"Nasib aku kok kayak gini ya? Kan menurut cerita yang aku dengar kalau jadi pengantin itu. Malam pertamanya pasti akan sangat mengesankan, kenapa pernikahan ku tidak begitu? Jangankan malam pertama, ini orangnya aja sudah enggak ada," gumam Bella. Yang tanpa disadarinya, Arga mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Bella.
"Ah bodoh, kenapa juga aku memikirkan hal itu? Lebih baik aku lanjut tidur saja. Bagaimanapun pernikahan ini hanya untuk kesepakatan." Sambung Bella, dan mulai memejamkan matanya.
Arga tertegun mendengar kata-kata Bella, harus diakuinya jika yang Bella katakan itu ada benarnya. Dia pun juga berpikiran seperti itu jauh sebelum dirinya kini menikah dengan Bella.
Sebuah harapan yang indah, jika suatu hari nanti dia menikah. Dia akan hidup bahagia dan memenuhi hari-hari mereka dengan cinta.
Tapi harapan hanya tinggal harapan, pernikahan yang di jalani tanpa ada rasa cinta apa bisa membuat Arga menjalani seperti harapannya?
"Lebih baik aku tidur, besok aku pagi-pagi aku harus segera pulang untuk membicarakan masalah ini di rumah," batin Arga, dengan segera berjalan mendekati tempat tidur Bella.
Saat Arga sudah berada di depan tempat tidur, Arga ragu untuk segera membaringkan tubuhnya. Ini adalah kali pertama untuk Arga, tidur dengan seorang wanita di satu tempat tidur yang sama. Arga takut jika dia melakukan hal-hal yang tidak di inginkan. Bagaimanapun Arga adalah lelaki normal, yang sewaktu-waktu bisa saja menginginkan itu. Meskipun Bella sekarang sudah sah menjadi istrinya, tapi diantara mereka masih belum saling mengenal satu sama lain.
"Tapi kalau tidak tidur di sini, aku mau tidur dimana lagi? Biarkan saja lah, lebih baik aku tidur. Malasah nanti apa yang terjadi, itu bisa di pikirkan. Toh, dia juga sekarang sudah sah menjadi istriku," batin Arga meyakinkan hatinya.
Dengan perlahan Arga membaringkan tubuhnya, dan mulai memejamkan matanya. Untuk segera pergi mengarungi mimpi indahnya.
Keesokan paginya....
Arga dan Bella tiba-tiba saja berteriak keras saat mereka berdua membuka mata. Bagaimana tidak, posisi tidur yang awalnya saling berjauhan dan membelakangi sekarang berubah menjadi saling mendekap. Hal itu sontak saja membuat mereka berdua berteriak dan saling mendorong.
"Om apa yang sudah Om lakukan pada ku?" Tanya Bella sengit, sambil memperhatikan setiap bagian di tubuhnya.
"Aku tidak melakukan apapun, jangan berpikiran macam-macam," sahut Arga datar, lalu beranjak dari tempat tidur.
Bella yang melihat Arga pergi begitu saja merasa tidak terima dan menuntut penjelasan lebih.
"Om berhenti di situ," teriak Bella.
Arga menghentikan langkahnya dan berpaling menghadap Bella. Dengan muka datarnya, membuat Bella semakin kesal.
" Om, jelaskan padaku. Apa yang sudah Om lakukan padaku?" tanya Bella mengulang pertanyaannya.
"Sudah aku katakan. Aku tidak melakukan apapun.Kamu itu masih kecil, jangan terlalu berpikiran jauh ke arah sana." sahut Arga.
"Aku sudah besar, jangan pernah Om mengatai ku kecil. Jika Om tidak melakukan apa-apa. Kenapa tadi Om memeluk ku?" tanya Bella lagi.
"Aku tidak tahu, bagaimana kamu bisa menuduhku seperti itu? Kita berdua saat itu sedang dalam keadaan tidur dan tidak sadar. Bisa saja kan kamu yang lebih dulu memelukku," sahut Arga yang membuat Bella langsung diam dan mulai mencerna kata-kata Arga.
Melihat Bella terdiam, Arga segera memasuki kamar mandi. Dia harus bergegas bersiap-siap untuk pulang. Arga bertekad untu segera menyelesaikan masalahnya kali ini.
"Om itu.... Apa benar aku yang memeluknya lebih dulu?" tanya Bella pada dirinya sendiri sambil terus mengingat-ingat kejadian tadi malam.
30 menit kemudian...
Arga dan Bella kini sedang duduk di meja makan bersama Mamah Ani dan Papah Delon, pagi ini Mamah Ani sengaja memasak lebih banyak makanan, karena ini adalah hari pertama Arga sarapan di rumah mereka.
Arga dan Bella saling diam tanpa ada satupun kata yang keluar dari mulut mereka. Melihat hal itu, Papah Delon selaku kepala keluarga di rumah itu memulai percakapan untuk menghilangkan kecanggungan mereka.
"Nak Arga, mari makan!! Semoga saja kamu suka dengan apa yang Mamah masak," ajak Papah Delon dengan memberikan senyuman hangat.
Arga mengangguk dan berniat mengambil makanannya. Belum sempat Arga mengambil, Mamah Ani langsung menghentikannya.
"Nak Arga duduk saja," titah Mamah Ani, kemudian berpaling melihat Bella.
"Bella, kamu kan sekarang sudah menjadi istri. Masa suaminya mengambil makanannya sendiri sih. Ayo kamu ambilkan!!" suruh Mamah Ani.
Bella yang sebenarnya malas, dengan terpaksa menurutinya. "Mana piring Om?" tanya Bella ketus.
"Ehm, Bella. Jaga sikap kamu. Seorang istri tidak baik berbicara seperti itu pada Suaminya. Dan lagi kenapa kamu memanggil Nak Arga Om? Apa tidak ada sebutan yang lebih layak lagi?" tanya Papah Delon merasa tidak senang dengan sikap Bella.
"Maaf Pah," sahut Bella.
"Aduh, kalau enggak panggil Om. Terus aku panggilnya apa dong? Masa iya sayang atau Cinta? Idih, ogah," batin Bella.
"Bella..." panggil Mamah Ani.
"Eh, iya Mah," sahut Bella.
"Sayang piring nya. Mau makan yang mana? Ayam atau ikan?" tanya Bella dengan nada dibuat semanis mungkin.
Arga yang mendengar sebutan sayang dari Bella menjadi geli sendiri. Ingin sekali Arga mengacak-acak rambut Bella yang dianggapnya sangat lucu. Namun Arga masih menjaga wibawanya sebagai seorang Suami dihadapan Mertuanya. Dengan cepat Arga memberikan piringnya kepada Bella.
"Aku ikan saja," sahut Arga kembali dengan nada datarnya.
Dengan cepat Bella mengambilkan nasi beserta lauknya. Kemudian meletakan di depan Arga.
"Terimakasih," ucap Arga, kemudian mulai memakan makanannya.
Bella yang melihat reaksi Arga hanya seperti itu merasa tambah kesal. Dengan asal Bella mengambil nasi dan lauk pauk dengan porsi yang sangat banyak. Piring Bella kini sudah dipenuhi dengan banyak sekali makanan. Arga yang melihat itu, hanya mengerutkan dahinya.
"Badannya kecil, tapi makannya sangat banyak. Sepertinya setelah ini, aku harus bekerja lebih keras lagi untuk menghasilkan banyak uang," batin Arga tersenyum hambar.
Bella tidak memperdulikan tatapan Arga, dia masih merasa kesal dengan sikap Arga yang di anggapnya. Sangat datar, tanpa reaksi apa-apa.
Papah Delon dan Mamah Ani hanya saling mengulum senyum melihat Bella kesal. Mereka sudah sangat paham dengan Bella.Jika suasana hatinya sedang buruk, pasti Bella melampiaskan nya dengan cara makan yang banyak.
Sarapan pagi ini berjalan nyaman. Hanya dentingan garpu dan sendok yang terdengar saling beradu. Tanpa ada suara dari pemiliknya masing-masing.