Part 3(masa lalu)

998 Words
“Meme cantik jangan menangis lagi,ko Adrian baik-baik saja” Vivian mendongak keatas mencari asal suara. Karena tak kunjung menemukan asal suara itu vivian kembali menangis memeluk peti mati yang berada didepannya. “Ko jangan tinggalin meme,koko adrian sayang meme kan,bangun ko” “Vivian ayo bangun sudah waktunya ko adrian dimakamkan”angga mencoba menenangkan adik bungsunya,supaya mau melepas kepergian saudara kembarnya. “Ko...!!vivian mau ikut ko adrian,jangan bawa vivian ko”tangisan vivian semakin menjadi saat melihat peti jenasah diangkat oleh beberapa orang. Angga memeluk vivian yang semakin meronta dan menangis. Melihat vivian yang semakin tidak terkendali membuat sri mama vivian naik darah“cukup anak s****n jangan membuat semuanya semakin kacau,nga bawa pergi dia dari sini” Angga mengeratkan rahangnya, semakin kuat angga memeluk vivian yang sudah tidak mampu berkutik saat mamanya kembali menyalahkannya. ”cukup ma,ini takdir jangan pernah menyalahkan vivian lagi” “pergi...!!!,kau juga pergi dari sini angga aku tidak mau melihat anak s****n itu lagi”suara sri semakin bergetar disela tangisannya. Derttt....dertttt Suara alarm ponsel vivian membangunkannya dari tidur,nafasnya terengah-engah. Mimpi buruk itu terus menghantuinya,sudah tiga tahun lalu kejadian buruk itu menimpanya. Tanpa terasa air matanya kembali mengalir. Sampai kapan mama akan menyalahkanku dan membenciku...!!semangat viviana kau pasti bisa melewati hari-hari itu,kau tidak lemah kau kuat,ko angga bangga sayang padamu,tunjukkan pada dunia kau bisa hidup meski keluarga besarmu membuangmu. Mama pasti tidak bersungguh-sungguh mengatakannya. Viviana mencoba menguatkan dirinya sendiri sembari menekan dadanya kuat-kuat agar tangisnya sedikit mereda. Dia mulai bangkit dari tempat tidur,berjalan menuju kamar mandi dan bersiap untuk pergi kesekolah. Vivian sudah terbiasa bangun pagi untuk menyiapkan makanan dan bekalnya untuk pergi kesekolah,Vivian kembali memeriksa tas sekolahnya. “Aku rasa sudah lengkap”sebelum melangkah keluar Vivian melihat keatas nakas sebuah paper bag yang berisi pakaian kerjanya. Vivian segera menyambar paper bag lalu melangkah keluar kamar. Vivian mulai mencium aroma masakan,saat kakinya mulai melangkah turun dari anak tangga,ia semakin mempercepat langkahnya menuju dapur. “Bibi masak apa?bolehkah aku membantu bibi?” “eh...neng tidak usah ini sudah pekerjaan bibi” “tidak apa-apa bi,aku sudah terbiasa masak kok bi” Wanita yang dipanggil bibi tersenyum ke arah Vivian dan mengangguk menandakan wanita itu menyetujui tawaran gadis cantik didepannya. Tidak butuh waktu lama makanan sudah siap sepenuhnya diatas meja. Vivian duduk menunggu sang pemilik rumah turun untuk sarapan. Vivian mencoba menenangkan perutnya yang meronta-ronta ingin segera diisi. Vivian menelan ludahnya melihat begitu banyak makanan yang disajikan oleh bi Ijah. Tanpa ia sadari sang pemilik rumah sudah berdiri diseberang meja makan. “makan lah,jangan hanya dilihatin,aku mendengar suara tidak mengenakkan dari perutmu” Mendengar itu vivian segera mendongakkan wajahnya melihat asal suara itu,betapa terkejutnya dia saat melihat Geraldi sudah berada tepat didepanya. Vivian tersenyum lebar karena melihat orang yang ia tunggu sedari tadi sudah berada dimeja makan”uncle bolehkan Vivian makan sekarang” Gerald tersenyum melihat tingkah Vivian yang begitu menggemaskan. “makanlah” Tanpa menunggu lama Vivian segera menyambar makanan yang sedari tadi dia inginkan,dengan mulut penuh Vivian kembali bertanya pada Gerald”uncle apa aku boleh membawa sebagian makanan ini kesekolah” Gerald tersenyum lalu menjawab dengan sepenuh hati”boleh..!!bawalah semua jika kau mau” “tidak-tidak aku hanya membawa sebagian untuk bekal makan siangku saja” Gerald mengangguk menyetujui permintaan Vivian. “uncle apa aku boleh nebeng kesekolah?soalnya ko Angga belum mengantar motorku” “kalau kau mau kau bisa membawa mobilku yang satunya” “tidak-tidak aku tidak bisa mengendarai mobil” Gerald mengeryitkan dahinya seakan tidak percaya dengan perkataan Vivian,jaman sekarang banyak gadis seumurannya sudah mahir mengendarai mobil sendiri kesekolah. Apalagi Vivian termasuk keluarga menengah keatas, rasanya tidak mungkin jika keluarganya tidak pernah mengajarinya mengendarai mobil. “uncle jangan menatapku seperti itu,aku tidak berbohong. Aku bener-benar tidak bisa mengendarai mobil” “baiklah,aku akan mengantarmu” Vivian kembali tersenyum lebar”yeyyy uncle baik deh”serunya. “berhenti memanggilku uncle vi” “kenapa?uncle kan anak saudara mama jadi pantas aku memanggil uncle dan juga uncle lebih tua dariku”Vivian memberi jeda sesikit lalu kembali berkata”lagian pria seumuran uncle memang pantas dipanggil uncle” Geraldi melotot kearah Vivian”apa aku terlihat setua itu heh?bukankah umurku dan Angga seumuran?dan satu lagi mamamu dan mamaku itu saudara jauh,jauh sekali jadi tidak usah sok akrab seperti itu” “tapi kan sama-sama nama belakang Abraham”sanggah Vivian yang tidak mau kalah. “kau tau nama Abraham itu dari mana?” Viviana hanya menggeleng. “nama Abraham itu dari kakek buyut entah aku sendiri tidak tau kakek buyut yang mana,setauku mama setelah menikah mengganti nama Abraham menjadi Clark edmond,bukankah mamamu juga mengganti nama Abraham menjadi bermarga Huang” Vivian hanya mengerdikkan bahu lalu berkata”entahlah aku tidak mau tau,yang aku tau mama selalu mengajariku untuk memanggilmu uncle” “mulai sekarang jangan memanggilku uncle lagi kalo masih tetap mau tinggal disini” “lalu aku memanggil uncle siapa?” “terserah asal jangan uncle,itu terdengar menjijikkan" Dasar tidak tau diri,apa kau tidak sadar sama umurmu g Geraldi. Gerutu Vivian dalam hati. Vivian kembali tersenyum saat menemukan nama yang pas buat memanggil Gerald”aku tau apa yang pas buat panggilan uncle,aku akan memanggil laogong,bagaimana apakah uncle setuju?” “tidak,kau masih ingusan tidak pantas memanggilku laogong” Vivian mencibirkan mulutnya. Cih bukan aku yang ingusan tapi situ yang ketuaan”ya sudah gimana kalau aku manggil gege, gege sama aja Geraldi kan?tidak ada yang tau kalau itu nama mu” “aku rasa gege tidak terlalu buruk,gege Gerald”Gerald tersenyum melihat wajah masam Viviana. Dasar pria tua menyebalkan. Aisssst kenapa aku tidak bisa menolak pesonamu. Apalagi saat melihat kau memakai snelli kau semakin terlihat sangat gagah.sial sial...!! Bantu koreksi lagi ya kawan Semoga ceritaku tidak membuat kalian bosan dan bingung.. Batu vote dan komen yak... Sedikit penjelasan yak... (Laogong yang artinya suami dari bahasa mandarin) (Gege yang artinya kakak laki-laki dari bahasa mandarin juga) (Snelli adalah jas yang biasa dokter gunakan)kalau gak salah (Meimei panggilan untuk adik perempuan) Makasih banyak...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD