Terciduk 2.

1021 Words
"Ehem.." "Keyna," Keyna menghiraukan suara tersebut. Walaupun suaranya serak-serak basah dan terdengar seksi menggoda iman, namun masih kurang desah. Jadi ia tak menoleh dan tetap fokus pada bacaannya. Keyna merasakan sebuah tangan menyentuh pundaknya, ia melirik tangan besar itu dan mengamati jari-jari yang sepertinya tidak akan muat jika masuk kedalam lubangnya. Ih.. Jarinya!! Kira kira berapa jari yang bisa masuk ke lubang gue yah? Gilakkk kalo ngocok pasti.. pasti.. sadar Keyna, bukan waktunya buat desah. Tahan. Keyna memejamkan mata dan menghirup udara perlahan guna menetralkan pikirannya. Ketika ia membuka mata lalu menoleh kearah samping, betapa kagetnya Keyna mendapati Aldo yang sedang menatapnya dengan penuh gairah. Tidak, bukan. Menatapnya dengan tatapan galak. Dan kini ia juga mendapatkan tatapan dari anggota osis yang lain. "Key, kan udah dibilangin, jangan main hp sebelum gue selesai jelasin," Ucap Aldo sambil memijat pelipisnya, pusing melihat kelakuan salah satu anggotanya. "Hehe, maaf maaf," Key hanya nyengir lebar sambil diam-diam memperhatikan s**********n Aldo, kira kira berapa panjangnya, berapa diameternya, ukurannya besar atau tidak. "Biar lo nggak main hp lagi, mending sini hp lo gue sita. Lo boleh ambil ke kelas gue pas rapat udah selesai." Keyna langsung memberikan ponsel miliknya pada Aldo dengan santai. Ia bahkan tak peduli jika Aldo akan mengepoi isi ponselnya yang bahkan tidak ia beri sandi atau pola. "Oke, kita lanjut lagi rapatnya." Aldo kembali ke tempat duduknya dan melanjutkan rapat yang sempat tertunda hanya karena seorang Keyna. 1 jam berlalu, rapat yang terasa sangat lama bagi para anggota osis akhirnya selesai. Aldo selaku ketua osis pun pamit meninggalkan ruangan disusul oleh anggota osis yang lain termasuk Keyna. Ia langsung menggendong tas pink bermotif helokitty miliknya lalu pergi keluar ruangan. Di depan ruangan Keyna menunggu Natalie yang sepertinya sedang sibuk mengemasi berbagai kertas yang berserakan di meja. Ia duduk di depan ruang osis yang menghadap langsung ke arah lapangan. Disana Keyna melihat sekumpulan anak futsal yang sedang melakukan pemanasan. Keyna tertawa dalam hati melihat mereka berlari mengitari lapangan yang luasnya sangat kurang ajar. Menurutnya, olahraga lari-larian seperti itu akan kalah dengan olahraga malam. Keringat dapat, capek dapat, nikmat dapat, anak juga dapat. Memang tidak salah ia masuk kelas 12 IPA 1, IQ nya memang di luar batas wajar. IQ m***m maksudnya. "Key, aku udah selesai nih. Yuk pulang," Keyna sontak menoleh saat mendengar Natalie memanggilnya. "Kamu pulang sama siapa Nat?" Tanya Keyna pada Natalie sembari bangkit dari duduknya dan berjalan kearah gerbang sekolah bersama Natalie. "Aku di jemput papah sih, kalo kamu?" "Ohh, aku biasa. Naik matic kesayangan. Hehe," "Aku duluan ya Key, itu papah aku udah jemput, kamu hati hati ya.. bye!"  Natalie melambaikan tangan pada Keyna lalu masuk kedalam mobilnya. "Oke bye!" Balas Keyna seraya berjalan kearah parkiran sekolah untuk mengambil motor maticnya. Ia menatap liar parkiran, mencari cari sebuah motor matic berstiker Yuno Gasai. Saat ia menatap pojokan, ia dapat melihat hanya motornya yang terparkir disana sendirian. "Hm, jomblo kayak yang punya," gumam Keyna lalu menghampiri motornya tersebut. Keyna meraih kunci motornya lalu memasukannya, menyalakan mesinnya dan tak lupa juga ia memakai helm yang berstiker 'aku wibu dan aku bangga' saat ia akan menjalankan motornya, ia merasa masih ada sesuatu yang kurang. Tapi Keyna menghiraukan perasaanya tersebut dan pergi meninggalkan sekolah. *** Di satu sisi, Aldo sedang duduk sendiri di kelasnya. Sahabatnya Zeron, sudah pulanh terlebih dahulu. Aldo menatap nanar layar ponsel yang sedang di genggaman nya. Perasaan terkejut, kaget, heran, aneh, bingung, tidak percaya, semua bergabung menjadi satu. Merasa tidak percaya, ia terus saja membaca sesuatu disana dengan tampang yang sangat serius. Bagaimana bisa seorang Keyna, cewek polos yang kekanak-kanakan memiliki cerita-cerita seperti ini di dalam ponselnya? Tidak hanya satu, bahkan sangat banyak. Ternyata jangan menilai sesuatu hanya dari tampangnya saja. Tapi otaknya juga. Mahluk apa Keyna? Muka polos tapi otak jorok. Aldo beralih dari bacaannya. Membuka aplikasi video, ia mengerutkan dahinya setelah tidak menemukan sesuatu yang aneh lalu beralih membuka galeri, namun hasilnya sama. Ia tidak menemukan apapun selain foto Keyna, keluarga, dan sahabatnya Keyna. Aldo hanya menggelengkan kepala dan menyimpan ponsel Keyna di saku celananya. Sepertinya ia telah sengaja telah mengobrak abrik privasi orang. Aldo menatap pintu kelasnya dengan mengerutkan kening heran. Kemana Keyna? Mengapa ia belum juga datang menghampirinya? Padahal ia sudah menyuruh Keyna untuk mengambil ponselnya setelah rapat selesai di kelasnya. Aldo melirik jam dinding yang ada di kelasnya, jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Hampir 30menit Aldo menunggu tapi Keyna belum juga datang. Mungkin ia lupa. Aldo beranjak dari tempat duduknya lalu pergi menuju parkiran untuk pulang. Namun sebelum itu ia harus pergi ke apartemen Keyna demi mengembalikan ponsel yang bukan miliknya. Untung saja ia sudah pernah pergi ke apartemen Keyna. Saat itu ia tidak sengaja bertemu Keyna yang sedang mendorong motornya karna mogok. Alhasil karna Aldo merupakan cowok yang baik hati tampan nan tidak sombong, Aldo mengantarkan Keyna pulang sampai apartemennya dengan selamat "Cuman balikin hp terus pulang," Gumam Aldo. Ia menghampiri motor sportnya menaikinya, tak lupa untuk memakai helm, kemudian menghidupkan mesin motornya lalu pergi meninggalkan sekolah yang sudah mulai sepi. **** Ting tong... "Iya, sebentar," "Al-do?!" Pekik Keyna menatap Aldo tidak percaya. Ini nyata? Ini cuman mimpi? Ini beneran Aldo? Batin Keyna tak percaya kalau Aldo ada di depannya saat ini. "Masuk Al," Keyna menarik tangan Aldo dan membawanya masuk. Aldo yang di tarik pun hanya diam dan mengikuti Keyna. Ia duduk menunggu Keyna yang pergi ke dapur untuk menyiapkan minum. Keyna menghampiri Aldo dengan membawa segelas air berwarna bening untuk Aldo. "Maaf, adanya cuman ini," Keyna meletakan gelas berisi air berwarna bening itu diatas meja. Aldo hanya mengangguk, ia kemudian mengambil gelas tersebut lalu meminumnya sampai habis tak tersisa. Benar benar seperti orang yang habis berlarian dipadang pasir. Sedangkan Keyna, ia menatap Aldo dengan tatapan tak percaya. Aldo langsung menenggak habis minuman yang baru saja ia bawa. Kini Keyna dapat melihat Aldo yang memegangi kepalanya yang sepertinya pusing. Tentu, karna yang baru saja ia minum bukan air putih biasa, melainkan.... White wine Kini Aldo menatap Keyna sayu, dan dari tatapannya Keyna dapat mengetehui kalau Aldo sepertinya... Lemah terhadap alkohol. Keyna berdiri, hendak membopong Aldo ke kamarnya supaya Aldo bisa istirahat sementara ia pergi membuat sup penawarnya. Namun belum juga selangkah... Grepp...

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD