Terciduk.

1546 Words
Keyna menggesek gesekkan area sensitifnya pada guling tidak berdosa yang sedang di peluknya. Entah apa yang ada di dalam otak durjanya, yang pasti dirinya membayangkan sedang melakukan adegan panas di ranjang dengan sang pujaan hati. "Ughhhh aldoh~ iya terus disitu enghhhh~" Keyna memejamkan mata menghayati khayalan panasnya dengan sang pujaan hati. "Uhmm payudaranya key jangan di jilatin dong, eunghh gel-hihh uhmm~" desahannya semakin menjadi seiring pelukan pada gulingnya yang semakin mengerat. "Al-dohhhh... aku mau keluar ehmm ughh ahhh~~" erang Key sekaligus mengakhiri Khayalan panasnya tersebut. Ritme nafasnya menjadi lebih cepat. Entah mengapa hanya membayangkan adegan itu saja sudah membuat Keyna berkeringat dingin. "Ah. Bisa gila gue kalo kaya gini terus. Gue kapan lulus sih? Kapan nikah? Kapan ena-ena? Gak sabar bikin anak," Keyna mengusap keringatnya kasar lalu turun dari ranjangnya. Ia berjalan santai menuju kamar mandinya, hanya dengan menggunakan underwear. Tidur hanya dengan underwear sudah sering ia lakukan di apartemen kecilnya. "Mau beli dildo tapi takut di pelototin terus di tanya macem macem sama yg jual. Huft nasib-nasib, gini amat dah," gumam Keyna sambil menanggalkan pakaian yg ia pakai satu persatu, setelah itu memulai ritual mandinya. 30 menit berlalu Keyna menatap pantulan dirinya di depan cermin. Tubuhnya masih basah tidak berniat untuk mengeringkannya. Keyna memasang wajah murung. "Percuma montok kalo gak ada yang nikmatin," gumam Keyna pada dirinya sendiri, ia kemudian mengambil handuk yang terletak di ranjangnya lalu mulai mengeringkan tubuhnya yang setengah basah. Berjalan ke lemari pakaian, Keyna mengambil satu set underware tidak lupa dengan tanktop dan hotpants hitam di dalam lemarinya. Selain itu, ia juga mengambil seragam putih abu-abu di lemarinya. Ia memakainya dengan cepat lalu berjalan kearah cermin yang berada tepat di depannya. Menyisir rambutnya yg sedikit panjang, memakai rangkaian skincare yang iya punya dan tak lupa ia memakai sunscreen di wajahnya 'biar gak gosong' begitu pikirnya. Tak lupa iya juga menggunakan lipbalm ber-spf15 yang memberi warna pink natural pada bibirnya yang berisi. Keyna menguncir dua rambutnya yang berwarna hitam kecoklatan menggunakan kunciran rambut berwarna pink bermotif helokitty yang, hmm super cute. Menyemprotkan parfume beraroma vanilla ke beberapa titik di tubuhnya lalu meraih tasnya dan bersiap pergi ke sekolah dengan motor matic kesayangannya. Ada sedikit rasa tidak rela karna dia belum puas berkhayal panas dengan Aldo sang ketua OSIS yang mendapat gelar pangeran charming di sekolahnya. **** "KEY!!!" Teriak cewek dengan rambut di kuuncir kuda sambil berlari ke arahnya. Cewek itu  bernama Natalie, yang sudah menjadi sahabat Keyna sejak awal masuk sekolah. "Hai Nat," Sapa Keyna sambil tersenyum manis kepada Natalie. "Kamu udah ngerjain PR kimia belum?" Tanya Natalie sambil memandang wajah Keyna dari samping. "Udah dong. Anak IPA 1 kan gak boleh males, harus rajin!" jawab Keyna sambil berjalan menuju bangkunya yang di susul oleh Natalie. "Oh iya Key, nanti abis pulang sekolah kita ada rapat OSIS," Ujar Natalie "Kok dadakan sih?" Mengerutkan kening, Keyna bertanya dengan heran. "Mana ada? Tadi malemudah di kasih tau kok di grup osis. Pasti kamu gak buka grup ya?" "Hehe, enggak. Soalnya semalem abis ngecas hp aku langsung masukin ke tas, soalnya takut kelupaan gak ke bawa," "Kamu tuh ya, kebiasaan banget lupanya," "Makanya, ingetin dong," Goda Keyna yang di balas tawa oleh Natalie. "Udahan ah ngobrolnya, bentar lagi bel. Takut gurunya masuk kelas," Natalie mengingatkan Keyna. Berbeda dengan kebanyakan kelas, kelas mereka memang selalu hening, sepi dan damai. Kenapa? Tentu saja karena para penghuninya yang pagi pagi sudah makan buku. Mereka tak sempat meluangkan waktu untuk bermain-main karena persiapan kelulusan sebentar lagi. Mereka lebih sibuk berlomba lomba memasuki universitas impian mereka masing masing. Keyna mengambil ponselnya, mencari aplikasi n*****e lalu membukanya. Ia memilih salah satu cerita bergenre romance dengan peringatan 21 keatas. Peringatan tersebut tak dapat menghentikan jari lentik Keyna untuk membacanya. Ia sangat menyukai cerita dengan nuansa romantis tersebut. Sambil menunggu bel masuk berbunyi, ia menghayati kan demi kata yang ada pada setiap bacaannya. Tak peduli pada bagian bawahnya yang mulai berkedut. Kringgggggggg..... Bel masuk berbunyi, Keyna mematikan ponselnya lalu memasukannya kedalam tas. Menyiapkan buku pelajaran dan duduk manis menunggu guru datang. *** Detik berganti menit, menit berganti jam, materi berganti istirahat. Kini Keyna sedang berada di kantin bersama dengan Natalie. Cewek tersebut sedang asik memakan Bakso tanpa mie kuning favoritnya dengan penuh nafsu. "Pelan-pelan Key, nanti kamu keselek loh," Ujar Natalie yang berada di hadapan Keyna. "Lhappheerr Nat," Ucap Keyna sambil terus memakan mie ayamnya. Natalie hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan sahabatnya. "Aldo!!" "Uhukk.. uhuk.." Keyna meraih es tejus gulbat di sebelahnya dengan cepat. Sedangkan Natalie yang terkejut langsung memukul punggung Keyna dengan pelan. "Tuhkan, di bilangin aku ngeyel sih. Keselek kan," ucap Natalie "Kenapa Nat?" Seorang cowok dengan tinggi sekitar 185cm, berkulit putih, berhidung mancung, memiliki mata sipit, bulu mata lentik dan lesung pipi. Sungguh maha karya sang maha kuasa. Cowok yang bernama Refaldo itu pun menghampiri meja dimana Keyna dan Natalie duduk. "Nanti pulang sekolah, jadi rapat?" Tanya Natalie kepada Aldo. "Iyah, berkas yang gue kasih kemaren udah di benerin kan?" Jawab Aldo. "Iya udah kok," "Yauda kalo gitu gue pamit dulu," pamit Aldo lalu tersenyum kepada Natalie, lalu kepada Keyna. Cewek tersebut menatap Aldo tanpa berkedip  membuat cowok yang di tatap mengerutkan dahi merasa heran. "Key," Natalie menyenggol Keyna yang sedari tadi menatap Aldo tanpa berkedip. "E-eh.. iya? Kenapa Nat?" Ana mengalihkan pandangannya pada Natalie. "Lo.. ada yang mau lo tanyain ke gue?" Tanya Aldo sambil menaikkan sebelah alisnya. Kalo gue ajak bikin anak mau gak? Keyna menggelengkan kepalanya, berusaha mengenyahkan pikiran kotor tentang Aldo dari kepalanya. Ia lalu menatap Aldo dengan kikuk. Sepertinya semua pikirannya sangat mustahil dapat terwujud. "Oh.. yauda kalo gitu gue pergi dulu ya," Aldo lalu tersenyum dan berbalik pergi menghampiri sahabat sahabatnya. Keyna menatap kepergian Aldo dengan nanar. Pikirannya mulai kembali membayangkan adegan panas hanya dengan melihat punggung tegap milik cowok tersebut. Bagaimana rasanya jika ia menempelkan dua buah dadanya ke sana? Bagaimana saat ia berhasil membuat Aldo benar benar tak mampu menahan hawa nafsu dan birahinya. Membayangkan desahan Aldo saat jari jemarinya menyentuh setiap inci tubuh cowok tersebut. Jantung Keyna berdegup lebih cepat. Astaga ia harus mengeyahkan semua pikiran tentang adegan panasnya sebelum sahabatnya curiga. Keyna menghela nafas pelan berusaha menetralkan detak jantungnya, setelah itu ia melanjutkan makannya. Kali ini ia tidak terburu-buru. **** Tak terasa bel pulang sudah berbunyi, para murid di kelas 12 IPA 1 masih belum beranjak dari tempat duduk mereka. Mereka masih mendengarkan penjelasan dari guru yang saat ini sedang menuliskan rumus rumus yang tentu saja membuat murid merasa ingin muntah. Tapi tentu saja itu tidak berlaku bagi lara murid 12 IPA 1 yang sudah biasa dengan berbagai macam rumus. "Yang saya tulis di papan merupakan rumus untuk mengerjakan soal nomor 100 sampai nomor 105, tolong kalian kerjakan. Akan saya periksa pada pertemuan berikutnya. Selanjutnya silahkan rapikan tas kalian lalu bersiap pulang," Pamit guru tersebut seraya keluar dari kelas meninggal para murid di kelas 12 IPA 1. Keyna masih berkutat dengan buku dan pulpennya, mendengarkan dengan baik setiap yang gurunya katakan. Baginya, kemesumannya harus seimbang dengan prestasinya. Jangan sampai ia menjadi gadis m***m yang bodoh. Semboyannya adalah "gapapa m***m, yang penting pinter!" "Yoshh.. selesai,"  Gumam Keyna lalu mengemasi barang barangnya dan memasukannya ke dalam tas. Cewek tersebut menoleh ke arah Natalie yang masih berkutat dengan bukunya. Niatnya Keyna akan menunggu sahabatnya dan pergi bersama keruang rapat. Keyna menelungkupkan wajahnya diatas meja, bersiap untuk melanjutkan khayalan panasnya bersama sang pujaan hati, namun... "Key, aku udah selesai nih. Ayo kita keruang osis!" Butar sudah khayalannya bersama sang pujaan hati. Keyna meraup wajahnya kasar lalu menggendong tasnya. "Hayukk," Mereka berjalan bersama sambil sesekali bercanda. Layaknya sahabat normal pada umumnya. Saat sudah sampai di ruang osis, Natalie mengetuk pintu lalu membukanya. Tok tok tok "Ya, masuk aja," Ucap Aldo yang sedang duduk di bangku paling depan tepat di depan papan tulis. Natalie lalu masuk di ikuti dengan Keyna, Natalie duduk tepat di belakang bangku Aldo karna dia adalah sekertaris osis. Sedangkan Keyna duduk 3 bangku di belakang Aldo, tentu saja karna dia hanya anggota osis biasa. "Oke, semuanya udah lengkap. Sebelum di mulai, gue mau ngasih tau siapapun yang bawa hp, hpnya di mode sillent. Kalo bisa di nonaktifin sekalian. Jangan ada yang main hp waktu gue lagi jelasin atau hp kalian gue sita. Kalo ada ide, sara or masukan boleh anhkay tangan dan gue minta gak ada yang ngobrol." Dengan nada tegas, Aldo menatap satu per satu anggotanya. Ini adalah tahun terakhirnya menjabat, karna itu ia ingin memberikan yang terbaik. SD "Oke, sekarang kita mulai,"  Aldo mulai menatap serius laptop miliknya. "Nat, mana berkas yang gue minta lo buat benerin?" Dengan sigap Natalie memberikan map merah kepada Aldo. Cowok tersebut lekas memeriksa seluruh isi map itu dengan serius. "Bagus, tinggal di fotocopy aja. Agenda selanjutnya, berapa orang yang udah daftar jadi ketua osis yang baru?" Zeron yang merupakan wakil ketua osis langsung menyerahkan sebuah map pada Aldo. "Ada 5 orang nih. Dari kelas 11 IPA 1, 11 IPA 3, 11 IPS 2, 11 IPS 3 sama 11 IPA 4," jelas zeron. Dddrttt.... Ponsel di saku Keyna bergetar, cewek tersebut langsung mengambil ponsel dari saku yang ada di roknya lalu membukanya diam-diam, ia memasukan ponselnya ke kolong meja lalu menunduk dan melihat notifikasi apa yang telah membuat ponselnya bergetar. xxxxx telah memperbarui one shoot 21++ BAB 69 Kedua sudut bibir Keyna melengkung ke atas. Ia langsung membuka notifikasi tersebut dan menghayati setiap bacaannya. "Ehem.."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD