CHAPTER 3

731 Words
Setelah menenangkan hati dan pikirannya yang kacau, Alexis bergegas menuju kelasnya karena hari ini ia diajarkan oleh guru ter-killer se-antero SMA Nusa Bangsa, Bu Tuti namanya. Namun, saat ia menuju ke kelasnnya, tangannya ditahan oleh seseorang. "Woy siapa sih ganggu aja, gak tahu apa gue lagi buru-buru!" bentak Alexis. Ia menoleh. Alexis terkejut, bagaimana tidak orang itu yang sedang memenuhi pikirannya saat ini. Kemudian dia sadar dan bertanya lagi pada Elgar. Ternyata orang itu adalah Elgar yang lebih tepatnya menjadi pacarnya. "Ngapain lo pegang-pegang? Dasar tukang modus!" ketus Alexis sambil melepaskan tangannya. Namun Elgar hanya diam dan tidak membalas perkataan Alexis. Alexis yang merasa kesal karena pertanyaannya tidak dijawab akhirnya beranjak pergi. “Sama pacar sendiri juga, jadi sah-sah aja.” "Nanti pulang sekolah sama gue," lanjutnya. "Gak usah. Gue bisa pulang sendiri. Makasih atas tawarannya, jadi gak usah repot-repot," "Maaf sebelumnya, gue klarifikasi sebentar. Itu bukan tawaran, tapi perintah. Jadi tidak ada penolakan,” kata Elgar tegas. “What? Kenapa lo seenaknya sama gue? Lo bukan siapa-siapa yang berhak mengatur hidup gue. Gak usah sok peduli," kata Alexis kesal. Ia sangat kesal dengan sifat memaksa Elgar yang tidak bisa dibantah. “Gue pacar lo!” “Gue tunggu di parkiran. See you, Babe,” Elgar meninggalkan Alexis yang diam mendengar ucapannya. Alexis tersadar dan berlari menuju kelasnya. Untungnya Bu Tuti belum masuk kelas. Jika sudah, maka ia akan mendapat masalah besar nantinya. Alexis duduk di paling pojok dengan salah satu sahabatnya, Dinda. Ia bisa dipercaya dan yang paling penting adalah Dinda bukan "Kanibal" a.k.a makan teman sendiri. Kalian tahu kan, sekarang lagi gencar-gencarnya nih teman makan teman, hehe. "Kemana aja lo dari tadi, gue cariin juga sampai tempat sampah di kantin gue cari-cari gak ada. Lah, kok lo ngos-ngosan gitu? Abis dikejar setan?" kekeh Dinda. "Ini lebih dari setan, ini rajanya setan Din," jawab Alexis sambil mengatur nafasnya. "Seriusan lo? Ah cerita sama gue dong," balas Dinda. Alexis mengambil air mineral milik Dinda dan meminumnya. Dinda hanya mendengus kesal. "Oke, singkat cerita, gue pacaran sama Elgar." jawab Alexis santai. Sedangkan Dinda meminta penjelasan. "El siapa sih ? Kalau cerita yang jelas dong, gue kemax nih. " "Kemax? Apaan tuh?" "KEPO MAXIMAL," "Cepetan cerita! Lama amat sih lo" "Sabar atuh neng, sekarang gue cerita," Alexis menceritakan semua yang terjadi dari awal sampai akhir. Seusai pelajaran terakhir, Alexis cepat-cepat merapikan buku yang berada diatas mejanya. Dia ingin segera pulang karena ia harus segera kabur. Kalian tahu sendiri lah, Elgar akan mengantarnya pulang. "Al, lo udah ditungguin sama yayang bebeps Elgar nih," teriak salah satu teman sekelasnya, sebut saja Gara si Anak Alay yang Jomblo Ngenes anak X IPA 5. Gagal sudah rencananya. Rencananya yang segera ingin kabur gagal total. Damn! "Eh A’a jones, alay banget sih lo. Cowok kok alay, mau jadi banci lo?" "Al, yang kamu lakukan itu, jahat," kata Gaga sok sedih. "Jijik gue, sumpah," Alexis menatap Gaga keheranan. Kenapa ada laki-laki alay macam Gaga hidup dan masih bernafas di dunia ini. "Eneng kok gitu sih sama abang. Abang tau kalau eneng udah ada yang punya, tapi jangan giniin abang dong. Cedih abang, Neng, Atit hati abang tau gak," "Ah, minggir lo, gue mau pulang." Alexis sudah muak dengan tingkah laku Gaga yang sungguh menyebalkan. "Ttdj ya, Neng. Nanti kalau udah sampai rumah kabarin abang secepatnya. Takutnya abang rindu. Benar kata Dilan, rindu itu berat." "Demi Dewa, kenapa gue punya temen kayak gitu sih?" gerutu Alexis. "Kok lama? Lumutan gue nungguin lo tau gak," kata Elgar berjalan mendekati Alexis. "Yaudah sih, siapa suruh nungguin gue," jawab Alexis santai. Tiba tiba Elgar mendekat dan sontak Alexis mundur hingga menabrak meja guru. Suasana kelas juga sudah sepi, hanya ada Alexis dan Elgar, Gara sudah hilang entah kemana. Dasar setan. "Mau ngapain lo ? Jangan macam-macam sama gue," "Kalo gue macam-macam kenapa? Gue kan sekarang pacar lo, jadi gue berhak atas lo," kata Elgar menatap tajam mata Alexis. Elgar mendekatkan wajahnya ke wajah Alexis. Jarak wajah mereka tinggal beberapa senti. Refleks Alexis menutup matanya. "Ngapain lo nutup mata segala? Pengen banget dicium sama gue ya," kekeh Elgar. Alexis merasa malupun langsung membuka mata dan menginjak kaki Elgar, "Aww, sakit bego, gue cuma bercanda doang," jawab Elgar sambil mengusap kakinya yang di injak tadi. "Sumpah, bercandaan lo itu gak lucu!" kata Alexis sambil menunjuk muka Elgar lalu ia mendahului Elgar keluar kelas. “Marah aja cantik, jadi sayang,” -To Be Continued-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD