bc

Pelukan Dingin Eon

book_age18+
1.0K
FOLLOW
6.1K
READ
billionaire
dark
possessive
arrogant
tragedy
city
highschool
office/work place
first love
roommates
like
intro-logo
Blurb

Pesawat yang terbang dari Paris ke Indonesia sudah tiba. Nyonya Emanuela yang sangat berkeras ingin menjemput Nyonya Fransisca sangat tidak bisa di larang. "Wah ini Eon Goroses," Nyonya Fransisca mengangguk,

Orangtua mana yang tak senang anaknya di puji. "Tampan sekali, bukan?" Nyonya Emanuela mengiyakan.

Tapi sayang sikap Eon Goroses tampaknya tak begitu ramah seperti yang di harapkan. Dia terlihat memiliki sifat yang tak acuh dan kurang sopan santun. Nyonya Emanuela yang polos mengulurkan tangan lebih dulu. "Hallo Eon Goroses, ini Nyonya Nyonya Emanuela,"

Pria dengan tinggi 183 cm itu menunduk melihat Nyonya Emanuela. "Maaf, aku duluan," jawabnya yang berlalu begitu saja.

"Maaf ya Nyonya Emanuela, kami terlalu memanjakan Eon Goroses. Dia jadinya arrogant begini," Nyonya Fransisca memohon maaf.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Pesawat yang terbang dari Paris ke Indonesia sudah tiba. Nyonya Emanuela yang sangat berkeras ingin menjemput Nyonya Fransisca sangat tidak bisa di larang. "Wah ini Eon Goroses," Nyonya Fransisca mengangguk, Orangtua mana yang tak senang anaknya di puji. "Tampan sekali, bukan?" Nyonya Emanuela mengiyakan.  Tapi sayang sikap Eon Goroses tampaknya tak begitu ramah seperti yang di harapkan. Dia terlihat memiliki sifat yang tak acuh dan kurang sopan santun. Nyonya Emanuela yang polos mengulurkan tangan lebih dulu. "Hallo Eon Goroses, ini Nyonya Nyonya Emanuela,"   Pria dengan tinggi 183 cm itu menunduk melihat Nyonya Emanuela. "Maaf, aku duluan," jawabnya yang berlalu begitu saja. "Maaf ya Nyonya Emanuela, kami terlalu memanjakan Eon Goroses. Dia jadinya arrogant begini," Nyonya Fransisca memohon maaf.  Bugh! "Akh," teriak Eon Goroses saat sebotol minuman mengenai wajahnya.   Dia mengangkat wajah dan melihat seorang wanita dengan rok span menegakkan pinggang. "Minta maaf sama Mami-ku," pintanya dengan tegas.  Eon Goroses pun memicingkan matanya kesal. "Oh jadi itu Mamimu, Tolong berikan dia pakaian yang benar! kau membuat dirimu seolah wanita hebat dan Mamimu seperti upik abu, CIH! yang benar saja, aku tidak pernah melihat wanita percaya diri sepertimu. Kau salah sasaran Nona,"   Untuk pertama kalinya setelah Eon Goroses besar Nyonya Fransisca melihat pria itu banyak bicara. Wanita itu tersenyum bahagia melihat anaknya yang ternyata masih bisa berbicara lebih dari sepuluh kata. "Eon Goroses, ini Nyonya Nyonya Emanuela istri dari Emos Katinggan, Ini Sharoon anaknya," Nyonya Fransisca memperkenalkan mereka semua. Mendengar hal tersebut Eon Goroses terdiam sejenak dan membungkuk memohon maaf.  "Maaf Nyonya,"  "Waw, apa ini? harta dan tahta sungguh mempengaruhi ya," ejek Sharoon yang geram melihat sikap Eon Goroses.   "Sharoon,"  "Apa Mam, dia aja nih yang gila! menilai orang lain dari harta dan tahta! yang benar saja." umpat Sharoon kesal dan berlalu meninggalkan Eon Goroses begitu saja.  "Maaf ya Nak Eon Goroses,"  Mereka pun berada dalam satu mobil. Untuk beberapa hari Nyonya Fransisca dan Eon Goroses akan tinggal di rumah Tuan Emos Barones karena seseorang sedang membersihkan penthouse yang akan mereka tinggali.  "Ini kamar Eon Goroses! Ini kamar Romeo, ini kamar Sharoon, Tapi Romeo sedang di luar negeri menempuh pendidikannya. Kami di bawah jadi kalian jangan sungkan bila ingin bergabung nantinya,"  "Terimakasih ya Nyonya," jawabnya singkat. Eon Goroses menarik napas dalam! dia mulai menilai kembali desain rumah milik Emos Katinggan itu. Dia terkesan karena semua desain di buat sangat sederhana tapi mahal.  "Kenapa kamu? ini jalan jangan menung seperti itu! di paris ada setan gak sih?" Eon Goroses malas berdebat dan memilih membuang wajahnya saja. Dia berjalan seolah Sharoon tak ada dan masuk ke dalam kamarnya. "SIAL!" umpat Sharoon yang sangat kesal saat ini karena pria tersebut sangat mengganggu dirinya. "Dia sangat tak sopan dengan Mami-ku! awas saja! pasti nanti akan aku laporkan pada Papi apa yang terjadi hari ini."  Eon Goroses di dalam kamarnya merasa kesal! apalagi saat Maminya bertanya di dalam pesawat apa dia ingin di kenalkan dengan anak Tuan Emos Barones.  Jujur saja Eon Goroses pikir dia akan berkelas dan sangat lembut bak wanita konglomerat.  Semua pemikiran itu hancur saat dia melihat istri Tuan Emos Barones dan anaknya Sharoon yang seperti berandalan. "Ah, bisa-bisanya aku berkata iya sama Mami tadi. Seharusnya aku tidak membeli kucing dalam karung. Bodoh kau Eon Goroses," dia mengumpat pada diri sendiri. "Kak kenapa Eon Goroses tampak kesal?" tanya Nyonya Emanuela heran.  "Kami terlalu memanjakan dia! aku sangat malu Nyonya Emanuela," Nyonya Fransisca berkata dengan dengan lemah karena perasaan yang tak enak hati.  Nyonya Emanuela bisa mengerti karena di melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa hanya Eon Goroses yang mereka miliki. "Kak, aku bisa mengerti," Di kamarnya Eon Goroses yang baru saja selesai mandi ingin menghirup udara segar. Dia berjalan mengelilingi  rumah dengan ukuran yang sangat luas itu. "Cukup keren, tapi kenapa beliau berpakaian sederhana seperti itu?" Dia berkata dalam hatinya. "Selamat malam," "Ah ya,?"  "Aku Katie Mas, adiknya kak Romeo dan Kak Sharoon, Mas mau kemana biar aku antarkan," Eon Goroses terdiam! dia tidak bisa menjawab perkataan gadis yang ada di hadapannya karena terpesona. Katie sangat berbeda dengan Sharoon, dia sangat lembut dan ramah. Gaya berpakaian yang sangat modern sangat berbeda dengan yang di gunakan Sharoon. "Kamu sendirian,?" Dia tersenyum tipis dan lagi-lagi Eon Goroses menelan salivanya. "Apa Mas mau berjalan bersamaku? aku senang jika Mas menerima tawaran ini." Waw, dia berbicara dengan rapi dan tertata. Tak seperti Sharoon yang sangar bar-bar dan sedikit gila. Malu sekali melihat pria seperti itu! "Katie sekarang kuliah atau kerja?" "Aku beda satu tahun dari kak Romeo dan Kak Sharoon. Baru saja selesai kuliah dan akan masuk ke dalam perusahaan sebentar lagi. Mas sendiri kapan akan mulai bekerja? Papi Mas punya perusahaan sendiri di sini, bukan? aku beberapa kali bertemu dengan om Adit dan itu sangat menyenangkan karena beliau sama ramahnya dengan Mas." "Oh, jadi kamu sudah bertemu Papi,"  Katie mengangguk! "Orangtua kita sangat dekat, bukan? aku sering mendengar mereka mengatakan itu."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

JIN PENGHUNI RUMAH KOSONG LEBIH PERKASA DARI SUAMIKU

read
4.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.4K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook