bc

One Day Wedding

book_age18+
1.3K
FOLLOW
7.1K
READ
family
single mother
drama
bully
like
intro-logo
Blurb

Pernikahan yang di gadang-gadangkan akan bahagia dengan lelaki yang mencintai dan di cintai Qenna Amanda, seketika hancur dalam berselang hari.

Tepat setelah melalui malam pertama, Qenna di tinggalkan begitu saja. Tanpa tahu alasan yang logis. Bukan hanya itu, d fitnah karena sudah tidak perawan lagi. Membuat hati Qenna tersayat-sayat sembilu.

Namun, dari malam pertama yang ia lalui bersama Rafa, menumbuhkan janin di rahim Qenna. Hari demi hari yang ia lalui terasa lama. Sebab, melahirkan dan membesarkan anak seorang diri, semua itu tidaklah mudah.

Setelah Qenna merasa bahagia dengan sang anak, Rafa kembali hadir dalam kehidupan Qenna.

Akankah Qenna menerima Rafa kembali demi sang anak, atau akan tetap membuang jauh lelaki itu berserta luka di masa lalunya?

One Day Wedding: titik lemah dalam hidup Qenna Amanda

chap-preview
Free preview
Di tinggal
Qenna terbangun pagi itu, seutas senyum melengkung di bibirnya. Dalam dekapan selimut tebal yang menutupi tubuh tanpa sehelai benang pun. Baju serta pelengkapan dalamnya, teronggok di lantai. Setelah melewati malam begitu indah, di bawah kukungan lelaki yang telah sah menjadi suaminya, di depan penghulu. Ya, Qenna di besarkan di panti asuhan. Setelah maut meregang nyawa orang tuanya, dan Ibu panti--sahabat Mama Qenna, mengambil Qenna untuk di asuh saat ia berusia satu tahun. Malam yang begitu indah menjadi saksi bisu dalam penyatuan tubuh sepasang suami istri. Sebagai wanita, Qenna merasa bangga, apa yang ia jaga selama ini bisa ia persembahkan kepada suaminya--Rafa, pria yang di cintainya selama dua tahun ini, dan berakhir dengan buku nikah. Mata Qenna melirik sekitarnya, di dalam kamar hotel yang di d******i warna putih elegan, tissue dengan bercak darah masih berada di tempat tidur, menjadi tanda percintaan antara Rafa dan Qenna. Mengusap lembut alas tempat tidur, tepat Rafa terlelap di sampingnya. Gemercik air di dalam kamar mandi, menandakan pria itu berada di dalam sana. Masih terekam dalam ingatan Qenna setiap adegan dan jerit kesakitan yang ia rasakan. Meski kini tubuhnya terasa remuk redam, pegal, Qenna berusaha bangkit. Wanita itu mengusap lembut matanya dengan punggung tangan, saat pria itu kini melangkah keluar dari kamar mandi. Semerbak wangi dari aroma shampo yang terhidu di hidung Qenna. Lelaki itu tampak tergesa-gesa. Mengambil baju untuk ia pakai, dan memasukkan ke dalam koper pakaian yang lainnya. "Loh, Mas,mau kemana?" tanya Qenna bingung. Baru semalam ia berada di Denpasar, Bali untuk berbulan madu dalam beberapa hari ke depan, tapi Rafa merapikan pakaiannya ke koper."Kenapa semua pakaian Mas, masukkan ke koper?" "Ada masalah di kantor, sekretarisku tidak bisa menanganinya. Kamu tahu sendirikan, Aku tidak ingin kehilangan semua ini, begitu sulitnya aku untuk mendiri perusahan ini dari nol," ujar Rafa. Qenna mengerutkan dahinya, ia mulai terusik dengan keputusan yang di ambil oleh pria itu. Bulan madu yang ia gadang-gadangkan dan akan menjadi momen pertama dalam membina rumah tangga, sekarang hanya dapat menelan kekecewaan. "Bagaimana dengan bulan madu kita? ini semua sudah kita rencanakan jauh-jauh, Mas! Mas berjanji sebelumnya akan meluangkan waktu untuk bulan madu ini." Qenna berusaha menyuarakan suara hatinya. "Tenang saja, kamu masih bisa menikmati beberapa hari di sini. Nanti jika kamu mau pulang, Mas akan suruh sekretaris Mas menjemputmu," titah Rafa, tak menghiraukan wajah bersungut Qenna. Qenna mengangkat alisnya."Kenapa harus sekretaris? kenapa tidak Mas saja yang jemput aku di sini?" protesnya kemudian. "Yang benar saja? Aku pasti akan sibuk di kantor. Sama saja, di jemput sekretaris, kamu juga akan ketemu sama aku nantinya, kan?" killah Rafa." Sudah, jangan manja! ini semua juga untukmu kok." " Mas tunggu!" seru Qenna, ia menarik lengan Rafa. Mencoba menghentikan pria itu."Jangan tinggalkan aku sendirian, Mas! Aku pulang ya, sama Mas?" "Biar bagaimana pun, bulan madu itu sepasang suami istri bukan seorang diri di sini. Jika memang tidak bisa sekarang, tidak masalah nanti juga bisa." Sambungnya kemudian. "Tidak bisa!" pungkas Rafa."Lagian aku cuma ambil tiket buat satu orang saja. Ini sudah enggak keburu. Yang ada aku akan ketinggalan pesawat. Lihatlah, kamu saja belum mandi." "Mas, aku ikut pulang ya? jangan tinggalkan aku sendirian di sini," walau Qenna berusaha menarik tangan Rafa, namun pria itu, tetap menggeret kopernya keluar dari kamar. Rafa menepis tangan Qenna. "Qenna, aku sudah terlambat. Jaga dirimu baik-baik di sini." Rafa mencium kening Qenna, sorotan mata wanita itu meredup."Aku akan mengabari kamu nanti. Setelah sampai di Jakarta." Qenna bergeming. Menatap kepergian pria itu dari kamar mereka. Tanpa memberi lambaian tangan. Langkah lebarnya semakin menjauh, hingga menghilang di balik pintu. Qenna terhenyak di tempat tidur. Buliran air mata, lolos dari kelopak matanya. Bagaimana bisa pria itu meninggalkannya begitu saja, seorang diri. Sore hari, Qenna keluar dari kamar penginapannya. Setelah mengurung diri di dalam kamar. Berusaha menepikan segala pikiran buruknya pada Rafa. Berjalan dipinggir pantai dengan banyaknya pendatang menikmati liburan di sana. Mendarat duduk di pasir, dengan lutut menekuk. Membiarkan hembusan angin menyapanya, melewati sentuhan kulit. Rambut lurusnya mengikuti gerak angin. Deburan ombak, menghempas ke bibir pantai. Ponsel yang sedari Qenna genggam, tidak lain untuk menunggu pesan panggilan dari suaminya itu. Pesan yang ia kirim, sudah ceklis dua. Tetapi, belum juga di baca oleh sang pemilik ponsel. "Apa seberat itukah masalahnya di kantor? hingga membalas pesan saja tidak sempat," umpat Qenna, memandangi sesaat ponsel yang tak kunjung menampakkan notifikasi apapun. Menempelkan ponsel ke telinganya, nada masuk ke nomor Rafa jelas terdengar. Sama saja lelaki itu tidak mengangkatnya. "Aku kan mencobanya besok. Mungkin ini bukan waktu yang tepat. Aku akan menanti panggilan darimu, Mas!" Qenna beranjak dari pantai. Kembali ke penginapannya. Hari mulai gelap, Qenna menghabiskan waktunya seharian memikirkan pria itu. Menikmati makanan yang ia pesan, tanpa di temani suaminya. Deringan ponsel, membuat Qenna menoleh cepat. Siapa lagi yang ia harapkan, selain panggilan dari Rafa. Ternyata salah, bukan pria itu. Melainkan ibu panti, buk Aisyah. Qenna mengangkat panggilan itu. "Hallo, Qen," seru buk Aisyah dari seberang. "Ya, bu, Qen di sini," timpal Qenna. Menghidupkan loudspekear. "Nak, gimana kabarmu? kau baik-baik saja kan, Qenna?" tanya Bu Aisyah, senyuman di wajahnya begitu merekah. Saat kini anak asuhnya itu telah menikah dengan seorang pengusaha. Qenna mengerjapkan mata, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan pada wanita paruh baya itu. "Aku baik-baik saja, bu. Ibu gimana kabarnya, sehat?" Ini perihal kabar, tentunya Qenna akan menjawab baik-baik saja. "Alhamdulillah, ibu sehat. Bagaimana bulan madu kamu? Pasti kamu sangat bahagiakan, Qen? Hemm ... Ibu sudah menduganya, Nak. Nak Rafa itu pasti sangat menyayangimu, iya kan, nak?" Qenna semakin tenggelam. Tidak mungkin Qenna akan menyanggah ucapan Bu Aisyah, yang ada wanita itu akan sedih, jika mendengar apa yang di lakukan Rafa padanya. "A-aku bahagia, bu. Ibu jangan khawatir, Mas Raffa sangat menjagaku di sini," ucap Qenna terbata. Lebih baik ia mengucapkan itu sebagai alasan, dari pada, bu Aisyah berpikir yang bukan-bukan pada Rafa, yang Qenna sendiri belum tau kejelasannya. "Syukurlah, Nak, ibu turut senang. Ngomong-ngomong, setelah pulang dari sana, kamu kemari ya, sayang, adik-adikmu di sini kangen padamu, Qenna," Bu Aisyah menyampaikan pesan dari anak panti pada Qenna. "Qenna akan datang kesana, Bu. Tolong sampaikan pada adik-adik ya. Setelah pulang dari sini. Qenna juga kangen sama mereka," Qenna juga kangen sama anak-anak panti, biar bagaimanapun mereka sudah seperti saudara di sana. Sambungan ponsel pun di matikan. "Apa yang harus aku lakukan sendiri di sini?" mata Qenna menelisik ruangan yang begitu hampa tanpa sosok suami. Bersambung ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
53.4K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook