JND 1

1597 Words
Author POV Seseorang tengah berjalan terburu-buru menuju ke sebuah cafe. Bahkan dia kini tengah berlarian untuk bisa segera sampai kedalam sana. Dengan dia seperti itu membuatnya sudah menabrak beberapa orang yang berlalu lalang keluar masuk cafe ini. "Duh maaf mbak, saya buru-buru pacar saya sudah nunggu. Ini saya sudah terlambat pasti pacar saya sudah keluar tanduk lima" ucapnya sambil meminta maaf kepada kedua orang wanita muda yang baru saja ditabraknya. "Ya tidak apa mas, ditabrak lagi juga saya mau" jawab wanita itu dengan sedikit centil. "Waduh suka sekali mbak ditabrak sama saya, tapi saya ya tidk bisa main tabrak begitu saja nanti pacar saya..." Belum sempat dia melanjutkan ucapannya tiba-tiba dia teringat akan seseorang. "Astaga saya permisi dulu ya mbak, sekali lagi saya minta maaf okey bye" setelahnya orang itu kembali berlari dan melanjutkan perjalanannya untuk masuk ke cafe. "Gila itu pak pilot udah ganteng, sayang sama pacarnya lagi. Kapan ya gue dapet cowok kayak gitu Mel" ucap salah satu wanita yang masih berada ditempatnya sambil mengawasi orang yang baru saja menabraknya tadi masuk kedalam cafe. "Eits jangan ngimpi elo, jelas ceweknya dia tidak sebanding sama elo lah. Cowoknya ganteng gitu pasti ceweknya juga cantik banget" "Jahat banget sih" "Sudah ayo pergi dari sini, bentar lagi kita masuk kelas" Sementara itu laki-laki yang berseragam Pilot lengkap itu, terus berjalan dengan langkah terburu-buru memasuki cafe yang sudah ada didepan matanya ini. "Ya ampun honey sabar aku akan segera tiba" ucapnya dengan bersemangat karena dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kekasih yang sudah lama tidak ditemuinya itu. Bahkan diperkirakan olehnya, mereka tidak bertemu selama satu bulanan ini. Namun dengan langkahnya yang terburu-buru itu membuatnya kembali menabrak sesuatu, tapi sesuatu itu yang terasa kecil dengan tubuhnya. Dia yang tau tengah menabrak sesuatu itu langsung mencari tau apa yang baru saja ditabraknya. Dia melihat kesamping kiri,  kanan,  depan, belakang namun tidak ada apa-apa, kemudian dia menundukkan kepalanya karena ada suara-suara di bawahnya. Dan setelah itu barulah dia tau apa yang ternyata. Dan yang ditabraknya itu adalah seorang anak kecil yang kini tengah menunduk sambil menangis melihat ke benda yang ada di genggaman tangannya. "Astaga dik, maaf ya" dia segera menunduk agar mensejajarkan tubuhnya dengan anak kecil yang masih terus menunduk itu. "Barbie ku" gumamnya dengan kecil namun masih didengar oleh orang yang ada didepannya. "Barbie?" tanyanya sendirian, kemudian dia melihat kearah pandang anak kecil itu yang tengah memegang boneka kecil seperti mainan adiknya ketika kecil dulu. "Astaga ini rusak gara-gara om ya, maaf ya dik. Om bakalan ganti, tapi kamu jangan nangis gini" dia merasa sangat bersalah telah merusakkan mainan anak kecil ini. "Astaga bagaimana ini Dain, kamu sih pakai segala nabrak terus ini gimana" gerutunya kepada dirinya sendiri yang telah ceroboh seperti ini. Setelahnya dia berdiam sebentar sambil memikirkan apa yang harus dilakukannya, hingga dia memiliki ide dan langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang. "Jon, gaswat Jon. Ini darurat cepat kirim orang kesini. Sebentar lagi gue chat elo" sapanya pertama kali ketika panggilannya di angkat oleh orang di sebrang sana. Laki-laki yang tengah menelpon seseorang itu bernama Dain. Dain adalah seorang Pilot yang baru saja naik jabatan beberapa waktu yang lalu. Dan kini dia baru saja pulang dari pekerjaannya dan langsung menghampiri kekasihnya tanpa pulang terlebih dahulu, karena dia sangat merindukan kekasihnya yang sudah lama tak ditemuinya itu. Tapi sebelum dia berhasil menemui kekasihnya, dia mendapatkan insiden kecil dengan membuat seorang anak kecil menangis karenanya.  Dain kini melihat anak kecil itu yang masih terus menangis meratapi bonekanya yang rusak itu, kemudian dia langsung berdiri dari tempat duduknya dan menjauh dari anak kecil yang terus menangis sambil memegang boneka Barbie nya yang telah rusak patah menjadi dua karenanya. "Jon, ayolah please ini darurat. Jangan bercanda gini, atau uang gaji elo dipotong lagi, iya?. "..." "Nah begitu dari tadi, awas nanti gue kepret lo. Sekarang elo hubungin seseorang, suruh belikan boneka Barbie yang paling bagus dan mahal kalau perlu belinya sepuluh. Nanti gue kirim alamatnya. Gue gak mau tau harus cepat, kalau bisa 10 menit lagi barang itu harus sampai. Bisa kan?" "..." "Sudah tidak perlu protes elo. Cepetan kirim orang, bentar lagi gue kirimin alamatnya" setelah mendapatkan jawaban itu dia langsung menutup panggilan itu. Setelah menutup panggilan itu, dia kembali menuju ke anak kecil yang ditabraknya tadi dan mengajaknya berbicara. "Hey sayang maafin om ya, om sudah belikan mainan barbie baru yang paling bagus tapi tunggu dulu ya" anak kecil yang tadinya terus menunduk itu, langsung mendongakkan kepalanya. "Astaga boneka hidup, kamu beneran manusia apa boneka jadi-jadian dek" ucapnya dengan tak percaya akan anak kecil yang ditabraknya tadi begitu cantik dan imut seperti boneka saja. Dia yang masih tak percaya itu memegang pipi anak kecil itu dan menggoyang-goyangkannya dengan pelan. Dia melakukan hal itu karena ingin membuktikannya saja bahwa anak kecil ini memang manusia bukan boneka jadi-jadian. "Aku bukan boneka om" jawab anak itu membuat Dain menghentikan aktifitasnya. "Hah om pikir kamu boneka hidup. Kamu cantik sekali. Nama kamu siapa?" "Letta om" jawabnya. "Nama yang sangat pas buat kamu adik cantik" "Oh iya kamu disini sama siapa sayang?" "Sama bunda om" "Trus bunda kamu kemana?" Tanyanya sambil melihat kearah sekitar anak kecil itu untuk mencari dimanakah ibu dari anak ini berada, tetapi dia tidak menemukannya. "Bunda kerja" "Kerja?" "Iya bunda kerja di cafe ini" "Trus kamu dari tadi main sendiri disini" "Iya om, soalnya bunda masih kerja" "Oh iya-iya" "Benar ini dengan Mas Dain?" panggil seseorang dari arah belakang, membuat Dain langsung menoleh kebelakang dan melihat siapakah orang yang memanggilnya. Ternyata orang yang memanggilnya adalah seorang bapak ojek online. "Iya saya" "Ini pesanannya mas" "Uangnya berapa semua ini? " "Sudah dibayar semuanya kok mas" jawab bapak ojek itu. "Oh iya sudah sebentar" Dain mengambil uang disaku celananya kemudian dia memberikan dua lembar uang seratusan dan diberikannya kepada bapak ojek itu. "Loh saya sudah dibayar juga mas" "Tidak apa pak ambil saja,  buat beli es teh" "Ya ampun makasih mas kalau gitu" pak ojek itu membalikkan badannya sambil bergumam. "Ini bukan bisa buat beli es teh lagi tapi bisa makan di KFC buat anak-anak" Sementara itu Dain kembali berjalan menuju ke anak kecil tadi yang masih saja mengotak-atik bonekanya yang sudah rusak menjadi dua itu. "Adik Barbie" panggilnya dengan lembut. Dia memanggil seperti itu karena dia merasa anak ini sangat cantik dan imut seperti Boneka Barbie mainan miliknya yang telah dirusaknya. "Iya om" "Nah bonekanya itu dibuang aja ya, ini om ganti dengan yang lebih Bagus lagi" Dain menyerahkan bingkisan yang di bawa oleh pak ojek tadi kepadanya. Disaat dia hendak menyerahkan bingkisan itu, tetapi anak kecil itu tak kunjung menerimanya membuat Dain langsung mengerutkan keningnya. "Loh kenapa? Apa gantinya kurang bagus ya" sebuah gelengan diperlihatkan anak itu. "Trus kenapa adik Barbie?" "Aku tidak mau Barbie ini diganti sama berbie manapun om, karena Barbie ini pemberian ayah. Ini Barbie kesayanganku,  kalau lagi kangen ayah pasti aku peluk ini" jawabnya sambil memeluk erat boneka barbie itu. "Ayah kamu memangnya kemana? " tanyanya dengan penasaran. Jika sudah seperti ini Dain merasa sangat bersalah dengan anak kecil ini karena telah merusakkan boneka kesayangan yang merupakan pemberian ayahnya. "Ayah pergi kerja jauh kata bunda, jadi tidak bisa pulang. Jadi kalau aku kangen sama ayah pasti meluk boneka ini" "Ya ampun maafin om ya Adik Barbie" "Iya om tidak apa, aku juga salah tadi gak lihat jalan" jawab anak kecil yang berumur tiga tahun itu sambil mencoba tersenyum di raut wajahnya yang masih bersedih. Disaat Dain tengah berbincang dengan anak kecil itu, tiba-tiba datanglah seorang wanita muda yang langsung marah-marah menghampiri keduanya. "Ya ampun Hon, kamu malah disini. Ditungguin didalam malah kamu disini. Ini siapa hah?" ucapnya sambil marah-marah. "Astaga hon, kamu kok bisa disini" "Jawab pertanyaanku dulu hon" "Ini Adik Barbie" "Adik Barbie siapa maksud kamu? " "Ini anak ak..." belum selesai Dain menjawabnya "Anak kamu? Kamu itu yah" dengan marah-marah wanita itu. "Astaga hon,  duh bukan itu maksud aku.  Aduh Dain-Dain kenapa harus salah bicara sih" gerutunya kepada dirinya sendiri. "Hon,  kamu kemana" Dain hendak pergi mengejar wanita yang barusan marah-marah itu, karena wanita itu adalah kekasihnya. Kekasihnya pasti sekarang begitu kesal kepadanya, justru marahnya tambah berlipat. Kekasihnya pasti marah karena telah lama menunggunya yang datang terlambat,  kemudian yang kedua ini tadi dia salah berucap membuat kekasihnya pasti sangat marah kepadanya. Dain yang saat itu sudah bersiap pergi dan menyusul kekasihnya itu, tiba-tiba dia teringat sesuatu dan menghentikan langkah kakinya. "Astaga adik Barbie" dia yang teringat anak kecil yang ditabraknya tadi itu membuatnya kembali berbalik dan kembali menunduk berbicara dengan anak kecil itu. "Dik, om sekali lagi minta maaf sama kamu ya. Untuk sementara kamu ambil pemberian om ini. Lain kali kalau om ketemu kamu lagi om janji akan betulkan boneka kamu itu ya.  Sekarang om pergi dulu,  sampai jumpa di lain waktu" Dain mengusap pelan rambut anak kecil yang ber kuncrit dua itu kemudian dia segera berlari menyusul kekasihnya yang sudah pergi sejak tadi. "Astaga Leta,  kamu disini sayang. Bunda dari tadi nyariin kamu nak" seorang wanita dengan memakai pakaian khas pelayan cafe ini menghampiri anak kecil yang baru saja berbicara dengan Dain. "Bunda" "Ya ampun kenapa anak bunda ini menangis? Apa ada yang gangguin kesayangan bunda ini" "Barbieku bunda" adunya kepada sang bunda kemudian dia kembali terisak dalam tangisnya. "Cup cup sayang kenapa bisa rusak gitu bonekanya?" "Dirusakin om tadi" dia kembali menangis dengan keras dipelukan bundanya. "Sudah cup-cup nanti bunda benerin. Coba lihat gimana rusaknya" Anak kecil yang bernama Letta itu langsung melepaskan pelukannya dan menunjukkan bonekanya yang sudah terbelah menjadi dua itu. "Oh ini bunda bisa benerin nanti kita beli lem trus dibenerin di rumah ya" "Bunda bisa benerin ini?" tanyanya dengan tak percaya. "Bisa sayang, makannya sudah ya jangan nangis lagi nanti anak bunda yang cantik ini jadi jelek" "Iya bunda makasih yah" "Sama-sama sayang" keduanya kembali berpelukan. Tak lama karena pelukan itu terlepas. Wanita dewasa yang merupakan mama dari anak kecil itu mengitarkan pandangannya ke sekitar dan dia baru menyadari jika ada bingkisan besar yang ada disamping putrinya. "Loh ini punya siapa Let?  Apa punya om tadi" "Iya bunda. Om tadi kasih ini sebagai ganti. Letta mau kembalikan ke om nya tapi om nya pergi gitu aja" jelasnya. Sementara wanita dewasa itu langsung berdiri dan mengajak putrinya pulang karena memang pekerjaannya sudah selesai.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD