Bab 2

1008 Words
"MIMI BANGUN!! NANTI KAMU KESIANGAN!" Teriak Bunda laras sambil memukul Mimi agar bangun. "Hmm.. ini Mimi bangun, bantu." Kata Mimi dengan nada manja sambil merentangkan tangan nya kearah Bunda Laras. "Kamu tuh ya udah besar masih aja manja." Mimi hanya mengerucutkan bibir nya saat mendengar Bunda Laras mengatakan itu. Mimi pun bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. Setelah sarapan Mimi langsung kesekolah. Kebetulan hari ini jam olahraga, jadi Mimi tidak terlalu khawatir. Mimi dan kedua sahabat nya sedang mengganti baju nya di ruang ganti. "Mimi." "Kenapa?" Tanya Mimi "Lo pernah enggak denger nama Vanilla?" Tanya Celin ke Mimi "Vanilla? Enggak tuh kenapa?" Tanya Mimi balik "Dia minta nomor wa lo." Kata Celin "Jangan di kasih," saran Zaufa "Kenapa? Kasih aja Lin." Kata Mimi "Terserah lo aja." Kata Zaufa Mimi, Zaufa dan Celin berjalan menuju lapangan. "Assalamu'alaikum anak-anak, hari ini bapak minta kalian bertanding bulu tangkis. Putra dengan putra, putri dengan putri." Kata pak Reno "Mimi! Lo main ya." Bujuk Halil. "Why me?" Tanya Mimi "Karena lo anak bulu tangkis. Udah deh gue enggak menerima penolakan." Setelah mengatakan itu Halil meninggalakn Mimi "Ish! Nyebelin banget tu Ketua kelas." Gerutu Mimi "Sabar elah, emang lo kenapa enggak mau?" Tanya Celin "Malas." Jawab Mimi yang langsung dihadiahi jitakan oleh kedua teman nya. "Sakit." Kata Mimi sambil mengerucutkan bibirnya. "Sudah anak-anak, perwakilan maju!" Mimi pun maju. "Ayo mulai! Mimi kamu pilih apa?" Tanya Reno "Mimi pilih Garuda." Reno melempar  coin itu dan menangkap nya dan terlihat coin itu menampakkan Garuda. Itu berarti team Mimi yang mengambil bola. Team Mimi unggul satu poin. Sebentar lagi team Siska kalah. Dan yup team Mimi menang. Semua anak kelas Mimi menghampiri team Mimi. "Good job guys!" Kata Mimi ke team mereka. Mereka senang karena dengan adanya pertandingan bulu tangkis tadi dapat memperbaiki nilai. Mimi mengalihkan pandangan nya kearah samping dan melihat Pak Rendi sedang berjalan bersama Bu Dira. Mimi merasa tidak tidak asing melihat itu, bisa dibilang ia merasa dejavu dengan kejadian itu. Tiba-tiba kepala Mimi sakit dan pandangan nya buram. Dan Mimi pingsan di tempat. Anak-anak kelas teriak memanggil nama Mimi yang tak kunjung bangun dari tadi. "Pak Reno kemana?!" Tanya Halil "Tadi pergi. Itu ada Pak Rendi minta tolong dia aja," usul Celin Halil memanggil Rendi. Rendi pun datang dengan raut wajah cemas, setelah itu ia menggendong Mimi ala bride style kearah Uks. Mimi pun sadar dari pingsan nya. "Lah pak Renjun? Ngapain disini pak?" Tanya Mimi "Enggak sengaja lewat." "Masa sih?" Tanya Mimi sambil menurun naikan alis nya. Rendi tak memerdulikan perkataan Mimi dan malah keluar dari Uks itu. "Ih ditinggal, pak! Pak Renjun!" Mimi mengejar Rendi. Mimi berlari mengejar Rendi tapi sialnya Mimi tergelincir dan malah menubruk tubuh seorang laki-laki. "Maaf, enggak sengaja." Kata Mimi "Hmm." "Lho Dimas?! Lo sekolah disini?" Tanya Mimi "Iya." Jawab Dimas Setelah mengatakan itu Dimas meninggalkan Mimi disana. Mimi yang bodo amat sama Dimas melanjutkan perjalannya mengejar Rendi. "Kenapa gue dikelilingi orang-orang dingin?" Monolog Mimi "Entahlah," "WEH BUNDA AYAM DI PATOK!!" Lantah Mimi "Ish! Zaufa!" Ya tadi yang mengangetkan Mimi tadi adalah Zaufa. "Lo ngapain sih disini?" Tanya Zaufa "SSM," jawab Mimi "SSM? Apaan tuh?" Tanya Zaufa "Suka-suka Mimi. udah sana minggir!" Zaufa menuruti keinginan Mimi. Tapi lalang beberapa menit Mimi kembali lagi ke Zaufa. "Oh iya, lo ngapain kesini?" Tanya Mimi "SSZ. Suka-suka Zaufa." Zaufa meninggalkan Mimi yang sedang merendamkan amarahnya. "ZAUFA!" Nah kan teriakan mautnya keluar. Mimi kini berjalan menuju rooftop. Selesai Jam olahraga biasanya Jamkos, karean enggak ada yang mau ngeisi jam pelajaran setalh olahraga. di rooftop Mimi tidak melakukan apa-apa. Hingga pintu rooftop terbuka dan tampaklah Rendi yang sedang menatap Mimi datar. "Eh bapak, ngapain pak? Nyari saya ya?" Kaat Mimi dengan pedenya. "Ih ngarep. Buang-buang waktu saya nyari kamu." "Pak Rendi mulut nya pedes deh, jadi makin suka." Kata Mimi dengan lantang nya. "Heh! Kamu ini! Saya sudah punya tuangan lho." Kata Rendi sambil memperlihatkan cincin yang diguankan nya. "Kalo bapak jodohnya sama saya, pasti bapak bakal putus sama tuangan bapak." "Kamu doa nya!" Terlihat Rendi sedang menahan amarahnya sambil mengelus d**a. "Kamu kenapa sih suka ganggu saya?" Tanya Rendi tak suka "Karena saya suka sama bapak." "Kamu gila apa suka sama guru sendiri." "Iya gila pak, gila dengan ketampanan bapak." Rendi menggelengkan kepala nya. "Sana masuk kekelas!" "Enggak mau pak." "Masuk!" "Ah bapak enggak asik deh. Bapak pernah muda kan? Pasti tau kan anak muda kayak gimana? Jangan kudet deh pak." "Berani ya kamu sama saya!" "Beranilah pak. Ngapain takut? Takut itu hanya pada tuhan." Kata Mimi "Sudah sana masuk! Malas bapak liat muka kamu." "Bapak umur nya berapa sih?" "Kepo," "Bapak enggak seru deh main nya rahasia-rahasiaan." "Udah deh mending kamu ke kelas! Sekarang!" Kata Rendi dengan penuh penekanan di kata 'sekarang' Mimi pun meninggalkan Rendi sendirian di rooftop. Di kelas kedua teman Mimi menanyai kemana Mimi dari tadi. Mimi hanya menjawab apa adanya. "Berani banget lo lawan pak Rendi." Kata Zaufa "Beranilah dia bukan tuhan." Jawab Mimi dengan santai. "Tapi gue heran deh tu guru galak kok suka main ke rooftop?" Tanya Celin sambil meminum jus yang sudah ia pesan. "Mana gue tau." Jawab Mimi sambil mengedikkan bahunya. "Guys! Kalian kenal Faiq kan?" Tanya Mimi "Kenal," "Nah, Faiq itu siapa nya Pak Renjun?" "Mana kita tau maemunah." "Maemunah siapa?" "Udah Lin cabut yok!" Setelah mengatakan itu mereka berdua meninggalkan Mimi disana yang bingung ada apa dengan kedua teman nya. ### Mimi dan keluarga nya sedang menghabiskan waktu bersama. "Bun," "Iya?" "Kenapa Bunda kasih nama aku Mimi?" "Karena waktu itu Bunda mu lagi ngefans sama Mia Khalifah." Jawab Ayah "Masa sih," "Bun," "Apa lagi?" "Apa dulu Mimi pernah kenal sama yang nama nya Vanilla?" Tanya Mimi "Hmm... Jangan berkomunikasi lagi sama dia!" Teriak Bunda tiba-tiba. "Lho kenapa?" "Kalo Bunda bilang jangan, yang jangan!" Setelah mengatakan itu Bunda dan Ayah meninggalkan Mimi disana yang sedang kalut dengan fikiran nya sendiri. Mimi pergi pun kekamar nya, Mimi berencana menelpon Faiq. Tetapi Mimi merasa rumah nya Faiq dekat. Jadi dia tinggal berjalan kesana. "Assalamu'alaikum, Faiq!" "Apa?" Jawa Faiq "Ih jawab salam dulu atuh," "Iya, Wa'alaikumsalam mau ngapain?" "Enggak ada sih mau main-main aja." "Enggak nerima tamu. Pulang sana!" "Ih! Lo jahat banget sih," "Udah mending lo pulang deh, soal nya gue mau pergi." Kata Faiq Iya sih terlihat dari dandanan nya, sangat rapi. "Oh yaudah deh sana." Akhirnya Mimi
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD