bc

Kembang Latar

book_age18+
3
FOLLOW
1K
READ
drama
like
intro-logo
Blurb

Berawal dari Ayah tiri yang menjual Seroja pada seorang m*******i yang bernama Mama Yuli untuk melunasi hutang-hutangnya. Membuat hidup Seroja terjerumus dalam dunia hitam yang berkubang dengan dosa.

Namun di saat itu juga, Seroja bertemu seorang pemuda bernama Dewananda. Seorang anak pengusaha kaya raya. Dari pertemuannya itu, Dewananda menaruh perasaan suka pada Seroja hingga bertekad untuk membawa kabur dari jerat sang m*******i.

Masalah pun mewarnai perjalanan mereka saat melarikan diri dari Mama Yuli. Akankah kisah dan perjalanan cinta mereka berakhir bahagia, atau bahkan usaha mereka sia-sia saja? Dan bagaimana nasib Seroja selanjutnya?

chap-preview
Free preview
Kembang Latar
Part 1, Malam menakutkan. Hujan deras masih mengguyur Desa Pasundan. Seorang gadis tengah meringkuk berselimut kain tipis di atas ranjang. Kilat dan gemuruh suara petir membuatnya ketakutan karena saat ini ia hanya sendirian saja di rumahnya. Ayah tiri serta ibunya sedang berada di desa sebelah, lebih tepatnya tengah membantu acara syukuran di rumah saudara dari belah pihak sang Ibu. Gadis itu menarik kain jarik hingga menutup lehernya. Sesekali, ia terkejut ketika suara petir menggelegar seperti sebuah bom yang meletup. “Ibu lama sekali di rumah Bulek Warni,” gumam Seroja. Hingga pukul 22.00, Seroja masih tak bisa memejamkan mata. Gadis itu pun berinisiatif untuk bangun, mengambil sebuah buku dan membacanya. Pikir Seroja, dengan membaca buku mungkin akan membantunya untuk cepat terlelap. Saat gadis itu sibuk dengan buku yang ia baca. Terdengar suara pintu berderit yang menandakan ada seseorang tengah membukanya. Seroja menajamkan pendengarannya, memastikan bahwa apa yang ia dengar memang benar adanya. Meskipun di luar tengah hujan deras, telinga Seroja masih bisa mendengar dengan jelas. Sesuai dugaannya, derap langkah kaki terdengar memasuki rumahnya. Seroja bisa mendengar dengan jelas karena letak kamarnya yang berada di depan dekat dengan ruang tamu. Belum sempat Seroja bangun dari ranjangnya. Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu kamarnya disertai panggilan namanya dari seseorang yang sangat ia kenal. Suara itu milik sang Ayah tiri. “Seroja!” Suara sang Ayah tiri dari luar kamarnya. Tubuh Seroja menegang. Gadis itu merasa cemas dan takut. Beberapa saat, Seroja terdiam tanpa mau menyahuti panggilan Ayah tirinya. Seroja tampak berpikir. Bila Ayah tirinya pulang itu berarti sang Ibu juga ikut pulang. Lama, gadis itu masih berdiam diri di dalam kamar. Sembari memastikan bila sang Ibu juga ikut pulang dengan Ayah tirinya. Namun, beberapa saat menunggu ibunya memanggilnya, tak kunjung terdengar suara perempuan yang telah melahirkannya itu. Kalau sang Ibu belum pulang itu bermakna Ayah tirinya pulang sendirian. “Lalu Ibu ke mana, apa Ibu tak ikut pulang atau malah menginap di rumah Bulek?” tanya Seroja dalam hati. “Seroja!” Kembali sang Ayah tiri memanggil namanya. Kini perasaan Seroja semakin tak enak. Bukan tanpa sebab, gadis itu merasa ketakutan ketika ia hanya berdua saja di rumah dengan sang Ayah tiri. Seroja tahu betul bagaimana sikap Ayah tirinya itu. Lelaki itu kelakuannya tidak bisa dikatakan baik. Setiap hari kerjaannya main judi dan mabuk-mabukan. Malas bekerja, juga suka marah-marah tidak jelas. Bila sang Ayah tiri berada di rumah hanya berdua saja dengan Seroja. Lelaki itu sering mengambil kesempatan dengan cara melecehkan gadis remaja tersebut. Sesekali, Ayah tirinya pernah memeluk bahkan hendak menciumnya. Untung saja saat itu ibunya sudah pulang dari tempatnya bekerja. Hingga Ayah tirinya tak jadi melakukan tindakan tak senonoh terhadap dirinya. “Seroja!” Lantang suara Ayah tirinya memanggil-manggil namanya. Seroja tersentak, gadis itu terkejut bersamaan dengan gedoran pintu pada kamarnya. “Aku tahu kamu masih belum tidur, Seroja! Ayo buka pintu kamarmu. Kalau kau tak segera membukanya, aku akan mendobraknya!” ancam Karsam, lelaki yang berstatus sebagai Ayah tirinya. Seroja semakin ketakutan, ia meremas kain selimut dengan kuat sekali. Bulir-bulir keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Napas Seroja terasa sesak akibat menahan takut yang teramat. Hingga beberapa saat, gadis itu masih terdiam tanpa mau menyahut panggilan Ayah tirinya dari luar kamar. Sementara, sang Ayah tiri semakin bersemangat mendobrak pintu kamar Seroja. Hingga akhirnya, pintu yang terbuat dari papan kayu itu terbuka karena ulah dari Karsam. Tubuh Seroja menegang ketika melihat sesosok pria bermata tajam itu sudah berdiri di tengah-tengah pintu kamarnya. Lelaki itu tersenyum menyeringai dengan mata menatap liar ke arah Seroja. Gadis remaja yang tengah ketakutan itu semakin panik. Ia meremas kuat kain selimut yang menutupi tubuhnya dengan tangan gemetaran. Beberapa kali, mata gadis itu mengerjap dengan tubuh menggigil gemetaran. “A-ayah mau a-apa?” tanya Seroja dengan suara terbata-bata. “I-Ibu mana?” “Tenang Sayang, Ayah cuma ingin bersenang-senang sebentar denganmu. Jangan khawatir dengan ibumu, saat ini dia masih berada di rumah bulekmu. Mungkin juga ibumu akan menginap. Jadi kita bisa bersenang-senang malam ini tanpa ada yang mengganggu.” Karsam me jawab dengan senyum yang menakutkan. Pelan-pelan, kaki lelaki itu mulai berjalan mendekat ke arah ranjang yang ditempati oleh Seroja. Gadis itu semakin takut karena tatapan mata Karsam yang menatapnya liar meskipun tubuh Seroja masih terbungkus kain selimut. Walaupun tertutup selimut tetapi lekuk tubuh Seroja tercetak dengan jelas. Gadis itu memang memiliki bentuk tubuh yang terbilang sempurna. Pinggul yang ramping dengan p****t bulat serta d**a yang lumayan besar. Membuat jakun Karsam naik turun saat menatap kemolekan tubuh Seroja yang meringkuk ketakutan di atas ranjang. “Ayah, jangan mendekat! Kalau tidak aku akan berteriak!” ancam Seroja. “Ha ha ha ... berteriak lah Sayang, di luar sana hujan deras. Mana mungkin ada orang yang akan mendengar teriakkanmu! Ibumu juga sekarang sedang di rumah saudaranya, jadi percuma saja!” Cepat, Karsam lalu berhambur meraih tubuh Seroja. Tangan kekarnya memeluk erat tubuh sintal gadis itu dengan tawa yang terdengar menakutkan. Sementara, Seroja berusaha melepaskan diri dengan sekuat tenaga. Namun, tak mungkin ia bisa melawan karena tenaga Karsam jauh lebih kuat dari tenaganya. “Ayah, kumohon lepaskan aku. Tolong ... tolong ... tolong!” teriak Seroja meminta pertolongan. “Ha ha ha ... percuma saja. Kau teriak sampai suaramu habis tak akan ada orang yang mendengarnya. Apalagi di luar sana hujan semakin deras!” Seroja masih berusaha melawan dan berteriak meminta pertolongan. Meskipun guyuran hujan menenggelamkan suaranya. Sebisa mungkin gadis itu tetap berteriak, sesekali tangannya memukul, kakinya menendang, serta meronta-ronta berusaha melepaskan diri, tetapi percuma saja. Karsam sudah mengurungnya dalam pelukan. Lelaki itu pun mulai beraksi dengan beringas menciumi pipi Seroja, lalu tangannya yang sebelah kanan meraba-raba liar di tubuh gadis itu. “Kumohon, jangan! Tolong lepaskan aku!” rintih Seroja. Bak orang yang tengah kesurupan setan, Karsam semakin beringas menerkam anak tirinya. Sementara, Seroja masih berusaha menyelamatkan diri. Sebisa mungkin gadis itu mencari celah agar terlepas lalu berlari ke luar dari kamarnya. Berkali-kali lelaki itu berusaha mencium bibir Seroja. Tangannya pula mencekeram kuat saat gadis remaja itu berusaha melawannya. Seroja tidak menyerah, ia tak sudi tubuhnya dijamah lelaki b*****h yang kini tengah menggagahinya. Melihat Seroja melakukan perlawanan, Karsam semakin beringas dengan napas terengah-engah. “Sudah diam! Jangan coba-coba untuk melawan!” bentak Karsam. “Ayolah Sayang, nanti juga kamu bakal ketagihan. Ha ha ha ...!” Saat Karsam sibuk membuka kancing bajunya. Dengan sigap, gadis itu menendang s**********n Ayah tirinya hingga lelaki itu jatuh terguling dari atasannya. “Kurang ajar! b******k!” teriak Karsam kesakitan. Seroja bangun lalu berlari ke luar dari kamarnya dengan rambut awut-awutan dan baju yang berantakan. Gadis itu terus berlari sekuat tenaga menerjang hujan yang turun dengan derasnya. Tangis Seroja pecah, meratapi nasib yang hampir saja diperkosa Ayah tirinya. Gadis itu terus berlari tanpa tujuan di bawah guyuran hujan. Tengah malam seperti ini tak ada satu orang pun yang bisa ia mintai pertolongan. “Ibuuu ...!” jerit Seroja dalam tangisannya. Bersambung.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.5K
bc

TERNODA

read
198.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
42.2K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook