Episode 3, Menjadi jaminan hutang.

1079 Words
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat hingga saat ini sudah menjelang sore hari. Karsam masih duduk bersimpuh di bawah kolong jembatan bersama teman-temannya. Mereka sedang bermain judi dengan uang taruhan yang cukup lumayan besar. Saat lelaki bertubuh gempal itu tengah sibuk memainkan judi dadu. Tanpa Karsam sadari, dua orang anak buah seorang rentenir mendekatinya. Dua lelaki itu berbadan tegap, tubuhnya tinggi besar dan penuh dengan gambar tato. “Berdiri!” bentak salah satu anak buah rentenir tersebut. Karsam tersentak, seketika lelaki itu berdiri dari duduknya. Wajah Karsam memucat ketika matanya menatap lelaki yang kini berkacak pinggang di depannya. “Bayar hutangmu sekarang atau kubuat tulang-tulangmu remuk dan patah semua!” gertak salah satunya, wajahnya pula terlihat seram seperti ingin memakan Karsam hidup-hidup. “Sa-sabar, Bos, sabar. Aku pasti akan melunasi hutang-hutangku. Berikan aku waktu lagi, tidak lama satu Minggu lagi,” ujar Karsam terbata, lelaki itu takut dipukuli oleh anak buah sang rentenir. “Sudah, bawa saja dia ke hadapan mami. Biar mami saja yang menentukan nasibnya,” sahut lelaki satunya. Tanpa ba-bi-bu, mereka menyeret tubuh Karsam dengan kasar ke arah mobil yang terparkir agak jauh dari kolong jembatan itu. Setengah mati Karsam menahan sakit pada lengannya akibat cengkeraman dua lelaki itu. Sesampainya di mobil dengan kasar mereka mendorong tubuh Karsam masuk ke kendaraan beroda empat tersebut. Tanpa menunggu lama mereka pun menjalankan mobil meninggalkan tempat itu menuju ke kediaman sang rentenir. Sepanjang perjalanan, Karsam hanya diam saja. Lelaki itu tak berani mengucapkan sepatah kata pun. Begitu juga dengan dua anak buah rentenir tersebut. Mereka pun enggan berbicara pada Karsam. Tak sampai setengah jam, mereka telah sampai di pelataran rumah tiga tingkat yang terletak di tengah-tengah kota. Rumah seorang rentenir terkenal di daerah itu, orang-orang menyebutnya Mami Yuli. Salah satu anak buah rentenir itu membuka pintu mobil. Tanpa berkata apa pun, ia menarik tubuh Karsam keluar dari dalam mobil. Hingga membuat Karsam jatuh tersungkur akibat ditarik paksa oleh lelaki itu. “Cepat, jalan!” titah lelaki itu garang. Karsam menurut, ia pun bangun lalu mengikuti dua lelaki itu memasuki rumah. Sesampainya di ruang tamu, terlihat seorang perempuan berusia 45 tahunan duduk di sofa. Perempuan itu sedang menghisap sigaret dengan kaki berselonjor di atas meja. “Berlutut!” bentak salah satu lelaki itu dengan mendorong kasar tubuh Karsam hingga ia jatuh tersungkur di depan sang Bos. Setelah mendorong tubuh Karsam, dua lelaki itu mundur dan berdiri sejajar di belakang Karsam. Sementara, Mami Yuli masih menikmati kepulan asap yang keluar dari mulutnya. Perempuan itu lantas menaruh batang sigaret yang masih menyala ujungnya pada asbak rokok. “Kapan kau akan melunasi hutang-hutangmu?” tanya Mami Yuli tanpa basa-basi. “Ma-maaf, Bos. Berikan aku waktu lagi, tidak lama hanya satu Minggu saja. Aku pastikan semua hutangku akan lunas semua.” Karsam mengiba dengan kedua kaki berlutut di hadapan Mama Yuli. “Aku tak mau mendengar alasan apa pun darimu. Hari ini juga aku minta kau segera lunasi hutang-hutangmu!” Mami Yuli berkata dengan nada dingin. “Ha-hari ini, Bos?” Karsam terkejut dengan permintaan dari Mama Yuli. “Apa perlu kuulangi lagi perkataanku?” Karsam terdiam, wajah lelaki itu tampak pucat pasi. Tubuhnya pula sudah gemetaran saat dua anak buah Mami Yuli memegang senjata di belakangnya. Karsam benar-benar kebingungan. Dari mana ia mendapatkan uang seratus juta dalam waktu sehari. Sementara, kerjaannya hanya mabuk-mabukan dan bermain judi saja setiap hari. Braaak! Mama Yuli menggebrak meja yang ada di depannya. “Aku minta uangku hari ini juga!” Karsam terpejam rapat, bulir-bulir keringat mengucur deras dari pelipisnya. Lelaki itu berpikir, apa hari ini dirinya akan berakhir mengenaskan di tangan seorang rentenir karena tidak bisa membayar hutang? “Seret dia ke luar dan habisi!” teriak Mami Yuli memberi perintah pada dua anak buahnya. Cepat, dua anak buah Mama Yuli menarik tubuh Karsam dengan kasar. Karsam meronta, lelaki itu berusaha melepaskan diri. Namun, tenaga dua anak buah Mami Yuli tak mampu ia tandingi. Dalam kepanikan dan ketakutan seketika muncul ide dalam otaknya untuk menjaminkan Seroja pada Mama Yuli. “A-ampun, Bos, ampuni aku. Tolong ampuni aku, aku janji akan melunasi hutang-hutangku Bos. Ta-tapi kalau Bos minta uangnya hari ini juga, aku belum ada. Bagaimana kalau aku kasih anak tiriku sebagai jaminan atas hutang-hutangku padamu, Bos!” teriak Karsam saat dua anak buah Mami Yuli menyeretnya paksa keluar dari rumah itu. Seketika, Mami Yuli tersenyum menyeringai tatkala mendengar perkataan Karsam. Mami Yuli tahu betul kalau Karsam mempunyai seorang anak tiri perempuan yang lumayan cantik. Kalau Karsam memberikan anak tirinya sebagai jaminan atas hutang-hutangnya. Mami Yuli bisa mendapatkan keuntungan besar dari anak tiri Karsam. Ya, perempuan itu selain mempunyai bisnis sebagai rentenir. Ia juga seorang m*******i dan memiliki rumah bordil yang berada di kepulauan Kalimantan Utara. “Hentikan! Bawa dia kembali kesini!” perintah Mami Yuli. Cepat, dua anak buah Mami Yuli melepaskan tubuh Karsam. Setelah dirasa aman, Karsam mengesot dan berlutut di hadapan Mami Yuli. “A-ampun, ampuni aku, Bos.” Karsam mengiba meminta ampunan dari Mami Yuli. Mami Yuli menunduk, tangannya terulur ke arah kepala Karsam. Dengan kasar perempuan itu menjambak rambut Karsam hingga membuat lelaki itu mendongak dan meringis kesakitan. “Baiklah, aku ampuni kamu tapi dengan satu syarat. Bawa anak tirimu besok ke hadapanku. Jangan sampai kau berani bermain-main denganku. Aku anggap hutang-hutangmu lunas bila kau berhasil membawa anak tirimu untukku!” Mami Yuli lalu melepaskan cengkeram tangannya dari rambut Karsam. Perempuan itu lalu kembali duduk di sofa menyambar bungkus sigaret dan mengambil sebatang lalu dinyalakan. Sementara, Karsam masih berlutut di bawah dengan wajah pucat pasi. “Ba-baik, Bos. Besok anak tiriku akan segera kubawa ke sini,” ujar Karsam terbata. “Aku pegang kata-katamu! Bawa dia keluar!” Mami Yuli memerintah dua anak buahnya untuk membawa pergi Karsam dari hadapannya. Sigap, dua anak buah Mami Yuli menyeret kasar tubuh Karsam membawanya keluar dari rumah perempuan itu. Sesampainya di luar pagar, dua anak buah Mami Yuli melempar Karsam ke jalanan. Hingga tubuh lelaki itu membentur aspal jalan raya. “Cepat, pergi dari sini dan ingat janjimu! Kalau kau sampai berani mengingkarinya, akan aku pastikan nyawamu melayang!” ujar salah satu anak buah Mami Yuli dengan lantang. Karsam meringis menahan sakit di bagian perut dan dadanya. Setelah dua anak buah Mami Yuli masuk dan menutup pintu gerbang. Karsam pelan-pelan bangun dari atas jalan raya. “b******k! Bagaimanapun caranya, aku harus bisa membujuk Seroja agar mau ikut bekerja di tempat Mami Yuli. Kalau sampai gadis itu tidak mau, habislah nyawaku di tangan mereka. Aku harus membuat rencana agar Masitah dan Seroja setuju dengan rencanaku!” Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD