bc

Marriage Proposal

book_age18+
42
FOLLOW
1K
READ
HE
teacherxstudent
opposites attract
goodgirl
sweet
bxg
campus
teacher
seductive
like
intro-logo
Blurb

Alesha Aurora, seorang mahasiswa semester akhir yang sedang dipusingkan dengan tugas akhir berupa skripsi yang dapat mengantarkannya untuk mencapai kata LULUS sebagai mahasiswa. Namun perjalanannya tidak mudah karena Dosen Pembimbing yang didapatkannya adalah seorang Dosen yang selalu memanfaatkan keadaan untuk mendekati hampir seluruh mahasiswi di Prodi Sastra. Dosen itu bernama Arkana Hanan Isyraf. Dosen muda yang terkenal dengan ketampanan dan keramahannya pada setiap perempuan yang melewatinya. Di saat banyak perempuan yang luluh dengan aksi Arka, berbeda dengan Alesha yang justru merasa ilfeel dan enggan untuk dekat dengannya. Lalu apakah Alesha bisa menyelesaikan tugas akhirnya untuk menyabet gelar S.I?

chap-preview
Free preview
PROLOG
Suara gemuruh menyeruak di seantero kampus yang tidak hanya dipenghuni oleh satu atau dua orang, namun oleh ribuan orang yang memiliki tujuannya sendiri. Berbagai fashion dan brand barang seringkali menjadi ajang pamer walaupun tidak terlalu diperlihatkan secara eksplisit. “Siapa dosen pembimbing lo?” “Pak Dika. Gue takut banget.”            Ya, itu lah segelintir perbincangan yang sangat sering Alesha dengarkan akhir-akhir ini. Mahasiswa semester akhir yang dibingungkan oleh dosen pembimbing skripsi, judul skripsi, penelitian untuk skripsi, dan lain hal yang berbau dengan tugas akhir kelulusan. Padahal hanya sekadar memindahkan tali di topi tapi stresnya minta ampun.            Itu lah yang dirasakan oleh mahasiswa milenal sekarang. Termasuk Alesha Aurora, gadis berkulit coklat terang dengan lesung pipi disebelah kanan dan kiri pipinya sehingga membuatnya tampak begitu manis saat sedang tersenyum. Rambut lurus dengan potongan bob berponi sangat melekat pada dirinya sejak semester awal ia menjajakan kakinya di kampus kenamaan ini. “Sha, siapa dosen pembimbing lo?” “Pak Arka, Bil.” Alesha menjawabnya dengan tatapan malas karena harus membayangkan untuk berhadapab dengan dosen pembimbing yang paling dihindarinya. “Wah beruntung banget lo bisa dapat dosen pembimbing Pak Arka,”            Alesha bisa tahu jika saat ini Abila ingin berada diposisinya yang bahkan menurutnya tidak menguntungkan sama sekali. “Susah kalau ngomong sama pemuja Pak Arka,”            Alesha kembali melanjutkan langkahnya untuk fokus pada tujuan utamanya sebelum kedatangan Abila yang sempat menghentikan langkah kakinya hanya untuk menanyakan pertanyaan tidak jelas. “Kenapa sih? Pak Arka ganteng loh, baik, pasti lo nyaman ada di sampingnya. Dengan begitu skripsi lo akan cepat selesai.”            Alesha tertawa mendengarkan lelucon yang diucapkan oleh Abila, kini ia menatap Abila dengan tajam seolah sedang menekankan setiap perkataannya “Ya, semoga begitu.” “Lo mau ke mana sih, cepat banget jalannya.”            Abila yang terus mengikuti langkah kaki Alesha, ternyata dibuat lelah karena harus setengah berlari namun ia sendiri tidak tahu ke mana Alesha akan pergi. “Cari Pak Ihsan,” “Ngapain, Alesha?” “Gue mau ganti dosen pembimbing, Abila.”            Raut wajah frustasi tidak dapat Alesha sembunyikan lagi. Puncaknya adalah ketika ia menyadari bahwa dosen pembimbingnya adalah Arkana. “Ih kenapa? Lo sama aja menyia-nyiakan kesempatan emas ini bego.”            Alesha menghentikan langkah kakinya. Ia kini menatap Abila dengan tajam, “Siapa dosen pembimbing lo?” tanya Alesha dengan raut penuh akan keseriusan. “Bu Tika,”            Helaan napas frustasi sangat melekat pada wajah Alesha saat ini. Sejak Alesha melihat nama Arkana Hanan Isyraf sebagai dosen pembimbingnya untuk menyelesaikan tugas akhir, hidup Alesha seolah hancur. Sejak tahun ke dua, tepatnya di semester empat, nama Arkana selalu Alesha hindari. “Tentram kan hidup lo dapat dosen pembimbing kayak Bu Tika yang baiknya seperti malaikat,” “Iya juga sih, tapi gue lebih suka kalau dapat dosen pembimbing kayak Pak Arka.” “Stress!” sarkas Alesha dengan menatap Abila heran. “Kok stress sih Sha? Harusnya lo yang stress karena bisa berada di tempat bagus tapi malah mau buang tempat itu,”            Abila kesal menghadapi Alesha yang selalu penuh dengan tanda tanya karena Abila tidak pernah bisa menembus pikiran Alesha yang tertutup dengan rapat. “Kok gue? Apa yang salah dari gue?” “Kenapa lo menghindari Pak Arka?”            Abila menatap heran Alesha yang terlihat sangat linglung. Ini seperti bukan Alesha yang biasa ia temui. “Lo sadar gak sih kalau Pak Arka banyak banget redflagnya?”            Alesha gemas dengan sahabatnya ini yang selalu membela Arka bagaimana pun keadaannya. “Apa sih Sha? Jangan suudzon deh. Pak Arka orangnya baik kok,” “Ya udah, lo mau gak tukar dosen pembimbing sama gue?”            Alesha sudah berada di puncak kesabarannya untuk bisa menghadapi Abila yang benar-benar menguras emosinya di siang hari ini. “Ya, gue sih mau. Tapi lo tahu sendiri kalau Bu Tika nggak menerima perubahan selain yang masuk di system kampus,”            Alesha menghela napas berat. Dunianya saat ini berjalan sedikit melambat dari biasanya. Namun ia berusaha untuk tetap tenang agar bisa keluar dari lubang hitam Arka. “Ya udah kalau gitu jangan halangi gue buat ketemu sama Pak Ihsan,”            Alesha berbalik dan hendak melanjutkan perjalanannya untuk mencari Ihsan. Namun baru ia melangkah, kini harus terhenti lagi saat Alesha tidak sengaja menabrak lelaki jangkung dengan kemeja berwarna maroon. “Selamat siang, Pak Arka.”            Alesha mengutuk dirinya sesaat setelah mendengar Abila yang sedang menyapa lelaki dihadapannya saat ini. “Selamat siang.”            Alesha meringis kesakitan saat Abila dengan sengaja menendang kakinya agar Alesha juga ikut menyapa kehadiran Arka yang tidak mereka sangka.            Setelah mendapatkan kesadaran penuh, kini Alesha memundurkan langkah kakinya dan mendongak untuk bisa menatap lelaki Bernama Arka tersebut. “Iya saya maafkan,”            Alesha semakin kesal setelah mendengar perkataan Arka yang terkesan sedang mengoloknya. “Maaf Pak saya tidak sengaja,” “Bukan masalah buat saya.” Arka tertawa dengan ramah untuk membalas Alesha.            Namun tawa yang masuk ke telinga Alesha sangat membuatnya tidak nyaman dan merasa sangat muak untuk berlama-lama menghadapi dosen satu ini. “Apa kalian tidak ada kelas?” “Tidak Pak. Kami mahasiswa semester akhir,”            Abila membalas Arka dengan penuh kesabaran. Berbeda dengan Alesha yang sudah tidak bisa lagi menyembunyikan raut malasnya untuk berhadapan dengan Arka. “Oh iya penentuan dosen pembimbing ya? Pantas rame sekali mahasiswa semester akhir yang riweh buat hubungi dosen pembimbingnya,” “Iya Pak benar sekali,” “Siapa dosen pembimbing kamu?” “Bu Tika, Pak.”            Malas sekali mendengarkan dua insan ini saat sedang berbincang di tengah kesibukan Alesha untuk mencari keberadaan Ihsan. “Kalau kamu?”            Alesha mendongak kembali untuk menatap Arka saat dirasa ia sedang mengajak Alesha untuk berbicara.            Alesha menggeleng, “Belum saya cek, Pak.” Bohongnya. “Benarkah? Padahal temanmu yang lain sudah lari ke sana dan ke mari buat cari informasi tentang dosen pembimbingnya,”            Arka menatap gadis mungil dihadapannya ini dengan tatapan tidak percaya. Karena bagi Arka, semua mahasiswa semester akhir akan berlomba-lomba untuk mencari informasi ke dosen pembimbingnya.            Alesha mengangguk, “Nanti saya cek,” “Segera ya, biar kamu tidak ketinggalan informasi selanjutnya.”            Alesha hanya mengangguk tanpa menjawab. Kini Arka melenggang untuk pergi meninggalkan Alesha dan Abila yang masih menatap Arka dengan tatapan kagum.            Alesha tidak menghiraukan sahabatnya yang sangat memuja dosen bernama Arkana tersebut. Ia lebih memilih untuk pergi dan meninggalkan Abila agar tujuannya bisa segera tercapai, yaitu untuk menemui Ihsan.            Namun saat Alesha berusaha untuk melangkah pergi, suara Arka membuat kakinya untuk kembali menghentikan langkahnya. “Oh iya, kalian kenal dengan mahasiswi yang bernama Alesha Aurora?”            Arka bertanya pada Abila yang dengan sigap memberikan respon untuk Arka. “Iya, Pak. Itu Al--” “Ada yang bisa kami bantu untuk sampaikan ke Alesha, Pak?” potong Alesha dengan menatap Arka seraya tersenyum lebar.            Arka mengangguk dengan tatapan curiga ke arah Alesha yang dengan cepat merubah ekspresinya saat berhadapan dengan Arka. “Saya minta tolong untuk sampaikan ke Alesha Aurora untuk segera menemui saya karena harus membuat jadwal temu untuk bimbingan.”            Alesha dengan cepat mengangguk walaupun dalam hatinya sudah memaki lelaki dihadapannya. “Baik, Pak. Nanti akan saya bantu untuk sampaikan ke Alesha.” “Segera ya. Kalau tidak, nanti saya yang akan mencarinya.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

BELENGGU

read
65.0K
bc

The CEO's Little Wife

read
629.9K
bc

After That Night

read
9.1K
bc

Revenge

read
18.0K
bc

Hasrat Istri simpanan

read
8.9K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
55.5K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook