“Benarkah? Apa Nona Maura benar-benar mengenalnya?” Maura bukan hanya mengenalnya, tapi sangat mengenal dengan baik sekali. Melihat wajah pria yang dia temui, Maura menitikkan air mata secara tidak sadar. “Raksa,” panggilnya lirih dengan suara yang bergetar. Pria itu bangkit dan segera memeluk Maura begitu erat. Mereka berpelukan sangat erat, seolah tidak peduli di mana mereka berpijak. Semua karyawan yang melihat itu hanya bisa tercengang. “Bee, kamu di sini? Bee, aku tidak menyangka menemukanmu di sini.” Raksa sangat merindukan Maura, bahkan setelah kecelakaan itu, dia tidak pernah berhenti untuk memikirkannya. Sekarang, dia memeluk Maura seolah-olah tidak akan melihatnya lagi. Maura tidak bisa berkata-kata, dia menangis di pundak Raksa. Beberapa bulan berpisah dengan pria itu, ba

