malam menyakitkan

739 Words
pukul tujuh kami sampai dirumah besar milik orang tua riko, seandainya riko tak menagih jatahnya kami pasti sudah sampai sebelum maghrib. aku selalu di sambut ramah oleh ibunya riko bahkan sofie adik perempuan riko langsung menempel pada ku. "kenapa tumben telat?" bisik tante marini saat ia duduk disebelah ku. "riko nakal dulu ya tadi?" aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaan ibu pacar ku ini karena kedua orang tua riko cukup terbuka untuk urusan seperti itu. sejak awal riko sudah memberi tau ku kalau orang tuanya sudah mengetahui apa saja yang kami lakukan saat berpacaran hanya mereka minta kami tetap berkomitmen untuk selalu bersama dan sebisa mungkin jangan sampai kebobolan. "baru sampai?" tanya ayah riko saat ikut bergabung diruang tamu. tapi ada seorang nenek dan satu gadis yang ikut bersama om han ayah riko. "bell, kenalin ini neneknya riko dari jogja baru tadi siang sampai dan ini maya anak teman jauh om" aku mendekat dan memberi salam pada nenek dari riko dan bersalaman juga dengan maya. aku melihat tatapan tak bersahabat dari gadis yang ikut bersama nenek riko ini. entah kenapa aku merasa akan terjadi sesuatu setelah ini. "riko mana?" tanya nenek. "masih dikamar nek, tadi taruh tas" jawab sofie. "nah itu kakak" ucap sofie kembali. riko langsung duduk disebelah ku dan mengelus rambut ku, itu adalah kebiasaan riko dimana pun kami dia pasti akan akan bersikap manis padaku. "semua sudah berkumpul, nenek mau bicara. sebenarnya ini urusan keluarga tapi ga apa kita bicarakan sekarang sebelum makan malam" kami semua masih diam terutama aku, semakin jantung berdebar hati ku mengatakan akan terjadi sesuatu setelah ini. "nenek mau riko menikah dengan maya" jegaaaaar bak disambar petir disiang bolong aku terkejut d**a ku seketika nyeri entah apa semua ini. "nek" riko mulai bersuara. "tidak ada bantahan, angga kabur dengan pacarnya dan kami harus menggantikan angga untuk menikah dengan maya. kakek mu dulu sudah berjanji untuk menjodohkan angga dengan maya tapi karena angga kabur jadi kamu yang akan nenek nikahkan dengan maya. tak ada penolakan" tegas nenek. "bu, riko sudah ada calon. dan kami mau mengenalkan bella sebagai calon istri riko mereka sudah lama berpacaran" jelas om han. "ibu tak perduli, riko putuskan perempuan ini dan menikahlah dengan maya sebulan dari sekarang kalian akan menikah dan mulai hari ini maya akan tinggal disini" tante marini bangkit ia menarik tangan ku dan tangan riko untuk berdiri. "bu, jangan selalu memaksakan kehendak ibu pada kami. saya tak akan memberi ijin riko menikahi maya karena riko akan tetap menikah dengan bella" "ayo" tante marini menarik tangan ku dan tentu riko ikut bersama kami. dari dalam kamar tante marini aku bisa mendengar keributan yang terjadi diruang tamu. suara riko om han dan nenek silih berganti terdengar ditelinga ku. sejak sampai di kamar ini aku hanya menangis tak ada hal lain yang bisa ku lakukan. hati ku hancur d**a ku begitu sesak tak ada kata yang keluar walaupun tante marini dan sofie terus mengajak ku untuk bicara. ceklek aku masih menunduk saat langkah kaki mendekat. "sayang" riko berjongkok didepan ku. "aku sayang kamu, aku cinta kamu" hanya itu yang riko ucapkan dan ia menangis di pangkuan ku. kami menangis berdua aku memeluk kepala riko yang berada dipangkuan ku. aku tak perduli masih ada orang dikamar ini aku hanya ingin menangis menumpahkan sesak didada. "aku mau pulang" akhirnya ada kalimat itu yang keluar dari mulut ku. "makan dulu ya bell" ajak om han pada ku. "ga om, bella mau pulang aja" aku menggeleng masih dengan air mata yang terus keluar dari mata ku. "bell" tante marini memeluk ku. "maafin tante" "tante ga salah" aku memeluknya erat seperti mendapat sandaran saat hati ku tengah bersedih. "kita makan dulu ya" kembali riko membujuk ku. "aku mau pulang aja" "tidur disini aja" suara om han terdengar tegas. "kamu sendiri dirumah, riko ga mungkin menginap disana sekarang ada neneknya disini" "tapi om" "ssttt sudah ayo tante antar ke kamar riko" "nanti aku temenin mba bell tidur kita tidur bertiga" rayu sofie. "aku males tidur sama maya" bisik sofie. "nanti kita order pizza yuk" sofie menarik tangan ku untuk naik kelantai dua dimana kamar riko berada. diruang tamu sudah tak ada siapa pun aku sempat mengedarkan pandangan untuk mencari nenek dan maya. "mba bell" panggil sofie saat kami sudah berada di kamar riko. aku hanya menoleh tanpa menjawab. "papa mama sama kak riko pasti ngelakuin sesuatu mba bell jangan khawatir ya jangan nangis lagi" mata sofie sudah berkaca kaca membuat aku kembali menangis karena terharu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD