Dua

376 Words
Bagas menemukan sebuah amplop putih di atas meja kecil di samping kasurnya, saat dia keluar dari kamar mandi. Dia membuka amplop dengan perasaan campur aduk. Perlahan dia membaca baris demi baris kalimat yang ditulis dengan tinta hitam. Dia sangat mengenali tulisan tangan dari penulis surat itu. Itu tulisan Anaya, istri tercintanya. Berarti surat itu benar-benar ditulis oleh Anaya sendiri. ________ Bekasi, 21-02-2021 Teruntuk suamiku, Mas Bagaskara Putra Hutama. Terima kasih, kamu sudah mendapingiku selama dua belas bulan ini. Terima kasih sudah menjadi laki-laki yang tidak pernah menyakitiku secara fisik ataupun berkata kasar yang menyakitkan hatiku. Terima kasih sudah memperbaiki kesalahanku tanpa menyalahkanku. Terima kasih sudah mencintaiku tanpa syarat. Walaupun tidak pernah kamu ungkapkan dengan kata-kata romantis, tapi kamu selalu menunjukkannya dengan hal manis, dan itu membuatku selalu jatuh cinta berkali-kali padamu. Terima kasih kamu sudah memuliakan aku sebagai istrimu. Mas Bagas, Kamu pasti tahu, bahwa cinta yang aku miliki sama besar dengan cinta yang kamu punya untukku. Demi Allah, jangan pernah ragukan cintaku yang hanya untukmu. Aku titipkan cintaku padamu, untuk kamu jaga. Suamiku, Aku selalu berdoa, semoga lelahmu, tetesan peluh yang keluar saat kamu berjuang mencari nafkah halal untuk kita, senantiasa diberkahi dan dibalas dengan syurganya Allah. Dunia hanya sedang tidak ramah pada kita. Kita hanya perlu menunggunya bergulir sehingga kita akan kembali berada ditempat yang sesuai. Jangan khawatirkan ucapan mereka yang tidak mengerti arti perjuangan. Aku akan menutup mata dari mereka yang memiliki rumah mewah, kendaraan roda empat atau perhiasan berkilau. Aku juga akan menutup telingaku dari para istri yang menceritakan penghasilan suaminya yang lebih banyak dari yang kamu berikan padaku. Aku tidak akan iri pada kehidupan mereka karena aku sangat mensyukuri kehidupanku bersamamu. Aku tahu kalau pekerjaanmu sekarang bukanlah pekerjaan yang kamu inginkan. Ini bukan tentang profesimu, tapi tentang ketekunan dan kerja kerasmu dalam mencari nafkah. Aku akan terima dengan tangan terbuka dan hati yang senang, segenggam rejeki yang kamu peroleh dari pekerjaan halalmu, berapapun itu. Jika aku tidak pandai bersyukur atas rejeki sudah diberi, aku takut tidak akan diberikan keberkahan oleh Allah, meski jumlahnya berlimpah ruah. Aku akan selalu mendukungmu selama kamu percaya Kebesaran-Nya. Aku selalu berdoa, semoga ALLAH SWT. memberkahi pernikahan kita ditahun-tahun berikutnya, sampai maut memisahkan. Aku selalu mencintaimu karena-Nya. Anaya Zahira Tahir. ---***--- ditulis pada bulan Juli, 2022 Etherna86.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD