Untuk sesaat, detak jantungnya meranyah. Ia kembali terluka. Bukan sebab nama Putra yang menjadi kata sandi, melainkan karena nama perempuan lain yang digunakan sebagai pengingat akan hati yang membara. Gendhis menitikkan air mata. Namun, dengan cepat diusap sembari terus mencari mengenai profil kafe miliknya. Selain mencari laporan keuangan, pendistribusian bahan utama, juga mengenai hal-hal yang wajib diperhatikan. Beruntung, ada file yang memuat akan hal-hal penting itu. Meski demikian, ia masihlah membaca dan mempelajarinya dengan hati yang penuh akan sayatan. Gendhis mencoba sabar. Berjam-jam lamanya ia mempelajari tiap file yang ada dalam laptop mantan suaminya. Jam sudah menunjuk ke angka satu saat perutnya terasa lapar. Lantas, ia beranjak dan memesan makanan. Kondisi kafe Sato

