Kinan pulang saat Bram dan Yumna sudah ada di rumah. Terang saja karena memang sudah menjelang malam. Kedua menusia beda usia itu menatap Kinan dengan tajam, bahkan Bram nampak marah. "Ada apa sih?" Kinan menaikan sebelah alisnya saat melihat Bram dan Yumna. "Dari mana aja, kamu?" tanya Bram dengan tajam. "Belanja." Kinan meletakan belanjaan di tangannya. "Belanja sampai seharian? Dan apa- apaan kamu tadi pagi gak buat sarapan buat Yumna? Belum lagi kamu pakai mobil sampe aku dan Yumna kesulitan buat ke sekolah." Kinan terkekeh. "Jadi, mau yang mana dulu nih yang harus aku jawab?" Bram menghela nafasnya. "Kamu kenapa sih? Bilangnya mau jadi istri dan Ibu yang baik makanya berhenti kerja. Terus sekarang malah mengabaikan Yumna?" "Iya, Mama jahat!" Kinan tertawa meski hatinya teras

