Calon suami seperti apa yang kamu harapkan? Mari cari tahu jawabannya di sini.
Rahma ingin calon suami kaya dan tampan seperti seorang pangeran dari negeri dongeng Disney. Vara ingin suami yang bisa dia ajak naik gunung kapan saja, sementara Elisha hanya butuh suami yang tahu diri. Maksudnya, Elisha tidak mau seorang suami yang menganggap dirinya sebagai raja.
Mereka akhirnya bertemu dengan calon suami idaman mereka di usia dua puluh delapan tahun, namun, ternyata tidak bisa memenuhi ekspektasi dan standar yang mereka inginkan sejak awal. Haruskah mereka bertahan, atau justru mencari calon pengganti? Atau mungkin, menciptakan sebuah standar baru?
Apakah cinta saja sudah cukup untuk memulai sebuah bahtera rumah tangga?
***
Dear, Future Husband.
Ini aku, Kamelia Rahma.
Surat ini ditulis saat aku masih berusia tujuh belas tahun, kelas dua SMA.
Sejujurnya, aku malu jika surat ini sampai dibaca olehmu yang kini menyandang status sebagai suamiku.
Kata Mama, aku harus punya calon suami yang kaya dan tampan, sehingga kehidupanku sebagai seorang putri bisa terus terjamin.
Pekerjaan suamiku minimal sebagai pewaris kerajaan bisnis orangtua-nya.
Dia punya kepribadian yang ramah dan baik, serta mengangapku sebagai satu-satunya wanita yang paling dia cintai di dunia.
Aku ingin sebuah pesta pernikahan yang megah seperti putri Disney, dengan bebugaan yang segar di seluruh ballroom.
Aku ingin sebuah pesta dansa dan kue pernikahan berbentuk kastil.
Aku ingin gaun yang indah dan berkelap-kelip di hari pernikahanku.
Aku ingin berdansa, denganmu, suami masa depanku, di hadapan banyak tamu undangan. Seperti Cinderella yang memukau dengan pangerannya.
Bisakah, kamu mewujudkannya untukku?
Want to read some new masterpieces but feel at a loss with too many new books out there? The new releases will save your day. If there is a new masterpiece, you will find it here.