bc

Byantara

book_age12+
311
FOLLOW
2.1K
READ
family
friends to lovers
goodgirl
dare to love and hate
student
comedy
Writing Challenge
bxg
highschool
first love
like
intro-logo
Blurb

Byantara Abimanyu bukanlah laki-laki sembaragan, dia sedikit tidak waras. Tentu penyakit ketidakwarasannya itu menular.Dia manusia paling receh di muka bumi ini. Jika saja semua gombalan receh Byan itu dikumpulkan, maka dapat menutup defisit APBN Indonesia dalam beberapa tahun ke depan, Bank Indonesia mungkin kalah receh dengannya.

Si Penguasa Udara itu suka sekali mengajakku terbang dengan pesawat tempurnya, “Karena senyummu sama mahalnya dengan nilai historis sebuah pesawat tempur dalam melindungi negaranya.” Lalu menjatuhkanku tanpa parasut, “Kamu cantik hari ini, tapi masih kalah cantik sama Mimi Peri.”

Cerita masa kini untuk anak milenial, yang dibumbui dengan kecintaan kepada negaranya dan sangat receh. Sebelum membaca siapkan mental Anda dan diharapkan sendirian ketika membaca novel ini agar tidak disangka gila karena tertawa sendiri.-Bela (Pembaca w*****d)

chap-preview
Free preview
Prolog
Berangkat pagi, sempat mendapat wejangan dari Bunda untuk tidak melakukan tindakan fisik, sempat ditertawakan Om Indra—ajudan Ayah, sempat pula ditebak-tebak receh oleh Om Dika—sopir Ayah. Dalam tebakannya Om Dika bilang Byantara tidak akan melawanku, dia hanya akan diam dan mengeluarkan kalimat manis. Manis? Semua laki-laki bahkan suka mengumbar pemanis buatan. Aku menunggu Byan di kursi kosong tepi lapangan upacara. Masih jam 06.44 WIB, satu menit dari yang aku janjikan. Tapi kenyatannya, 10 menit berlalu pun tidak ada yang datang, sekedar burung yang lalu lalang pun tidak, membuatku semakin kesal dan kesal, benci dan benci. Jika kalian mau mendengarku, jangan jadi sepertiku, tak bisa sempurna dalam kelebihan tetapi selalu sempurna dalam membenci. “Pagi juga anak tentara ini datangnya,” sapa Byantara dengan wajah angkuhnya, tangan terlipat di atas diafragmanya, kedua alis terangkat dan tanpa izin dariku dia duduk di sebelahku. “Karena aku on time! Nggak kaya kamu!” Rasanya aku ingin menonjok wajah Byantara detik ini juga, tidak peduli berapa gigi yang rontok dan berapa ember plastik yang akan digunakan untuk mengoperasi wajahnya akibat tonjokanku. Tapi Ayah selalu bilang padaku, seseorang harus belajar dipukul lebih dulu agar tahu bagaimana caranya memukul yang baik dan benar. Itu beliau katakan ketika aku masih kecil dan selalu kalah dalam perlombaan karate. “Iya, iya, anaknya tentara sih!” “Nggak usah bawa-bawa Ayahku apalagi instansi Ayahku!” Aku tak pernah suka Byantara membawa Ayah dalam permusuhan ini, apalagi dia selalu bilang aku anak tentara. Yang merupakan seorang tentara itu Letnan Kolonel Infanteri Purnama Putra Persada, yang menjaga negara dengan nyawanya. Kata Bunda, ketika memakai seragam dan membawa tongkat Komandonya beliau adalah prajurit negara, dan ketika Ayah melepas seragam serta meletakkan tongkat Komandonya, beliau ialah Ayah. Untuk itu aku tak suka profesi Ayah dibawa-bawa dalam permusuhan ini. “Sekarang kamu boleh lawan aku duluan, pukul aku, puaskan tangan dan kakimu itu, lalu jangan menyentuhku sama sekali jika kamu kalah dalam hal ini!” Byan hanya mengangkat kedua alisnya, menghela napas lantas beranjak dari tempatnya. “Ayo, jangan lari kamu!” menarik tangannya hingga dia memutar dan kembali menghadap ke arahku. “Ayo pukul aku!” “Kamu duluan yang pukul aku!” “Kamu duluan!” Kedua tangan Byan terlipat di depan diafragmanya, menghela napas  lagi lantas tertawa kecil. Itu dia lakukan berulang-ulang sampai aku bosan menunggunya, adegan klasik laki-laki yang sok tidak berani melawan perempuan. “Inikah caramu menemukan jawaban, Anak Baru?” Dia juga selalu memanggilku anak baru meski aku sudah satu bulan ada di sini, selain itu aku memang selalu bertanya pada Byan, mengapa dia selalu memperlakukan aku dengan semena-mena? “Aku tidak bisa melawanmu.” “Kenapa?” “Kamu tanya kenapa?” Parahnya dengan sangat polos aku mengangguk. “Shhhehh, seorang laki-laki tidak akan pernah memukul perempuan yang telah membuat jantungnya berdegup kencang dan percaya apa itu jatuh cinta pada pandangan pertama!” berbalik lagi, memunggungiku hendak berjalan pergi. “Bodoh!” gumamnya masih bisa aku dengar. “Apa kamu bilang? Bodoh?” Brukkk... Kaki kananku dengan refleks menendang bagian pinggangnya sampai dia mengaduh kesakitan. “Di masa yang akan datang kamu pasti meminta maaf padaku di Istana Negara, sebelum itu, ingatlah aku sudah memaafkanmu!” katanya lantas pergi dan aku tak sempat membalas ucapannya karena Ipeh mengajakku pergi dari lapangan. Banyak siswa yang sudah datang dan menyaksikan adegan itu. Bagiku, ketika seorang laki-laki berkata “bodoh” pada seorang perempuan, itu sudah sangat fatal, bahkan Ayah tidak pernah semacam itu sebelumnya. Ayah mungkin garang di medan perang dalam menjaga negaranya tapi beliau selalu lembut dengan kedua putrinya, aku dan Dik Dara. Sudah begitu ketika pulang sekolah, dengan tidak tahu malunya, Byan menawarkan jok belakangnya padaku sebelum dia berangkat ke stadion. Untungnya ada Om Reza, seorang tentara dengan pangkat Letnan Satu atau Lettu, lewat di depan halte bus sekolah. Om Reza menawarkan jok belakangnya. Idaman sekali. Tentara, ganteng, seorang Komandan Peleton atau Danton, baik pula, tidak seperti Byan. Buruknya, kejadian pagi ini secara keceplosan aku ceritakan pada sopir Ayah, dan dia terbelalak sempurna karenaku. Om Dika bilang semua mantan pacarnya tidak ada yang sebrutal aku. Karena saat aku bercerita Ayah mendengarnya dan beliau menghukumku duduk sempurna ala tentara di depan pintu rumah berjam-jam. Malam ini ada laga persahabatan antara Timnas Indonesia U23  melawan Singapura di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Hukuman ini dimulai ketika Ayah berangkat sebagai tamu VVIP sampai Ayah pulang, hukuman itu baru berakhir. Bayangkan saja betapa lelahnya punggung dan pantatku, serta malunya aku dilihat orang segerombolan Om-om tentara. Selain itu, Bunda juga menghukumku dengan membersihkan rumah secara keseluruhan. Kata Ayah dan Bunda itu kesalahan yang sangat fatal, terlebih aku ini keturunan orang Karanganyar, Kabupaten di timur Kota Solo yang orangnya halus-halus. Tak pantas menendang seorang laki-laki bahkan meski itu tidak dengan tenaga penuh. Ah, ini semua karena Byan, Byantara Abimanyu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
471.2K
bc

MOVE ON

read
95.2K
bc

The Unwanted Bride

read
111.1K
bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
475.0K
bc

My Ex Boss (Indonesia)

read
3.9M
bc

Wedding Organizer

read
47.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook