Konten Dewasa ⚠️ Abimana menatap wajah Tiara yang mulai memerah karena panas dan malu. Tetes air di pipinya menuruni lekuk rahang halus itu, membuat Abimana seolah kehilangan kendali. Ia mengangkat dagu Tiara dengan ujung jarinya, membuat mata mereka bertemu di antara kabut hangat. “Mas…” suara Tiara hampir tak terdengar, lebih seperti bisikan yang gemetar di antara desah napas. Abimana tak menjawab. Ia menunduk perlahan, jarak di antara mereka hilang dalam satu tarikan napas. Bibirnya menyentuh bibir Tiara lembut, seperti cicipan pertama yang manis dan menenangkan. Tiara sempat terpaku, tapi kemudian matanya terpejam, membiarkan dirinya tenggelam dalam ciuman yang makin dalam. Suara air pancuran jadi satu-satunya saksi. Abimana mempererat pelukan di pinggang Tiara, menahan tubuh mungi

