Air mata tampak semakin membanjiri manik bening yang sayu itu. Maura serasa ingin pingsan mendengar Raven yang hendak menggigit putus satu jarinya dengan wajah serius dan mengerikan. Maura merasa bahwa sosok Raven yang ada di hadapannya ini bukanlah manusia, melainkan entitas jahat yang akan menyakitinya hingga di luar batas rasional. "Raven... tidak..." Maura menggeleng dengan tenggorokan yang terasa tercekat. "Pilih salah satu, atau aku yang akan memilihkannya untukmu," potong Raven seraya mengamati jemari Maura dengan seksama. "Bagaimana jika jari manis? Bukankah itu jari yang paling tidak berguna? Kamu tidak akan pernah mengenakan cincin pernikahan dan menikah dengan pria mana pun, Moora. Karena hidupmu selamanya hanya untuk membuatku senang." Kalimat kejam namun diucapkan deng

