kehilangan sesuatu yang paling berharga

1049 Words
Paginya Luna terbagun dan terkejut mendapati seorang pria yang tidur di sampingnya. Luna mencoba mengingat apa yang terjadi, tetapi Luna tidak dapat mengingat apapun kepalanya masih terasa sakit sekali. Dia mencoba bangkit namun baru saja ingin berjalan, Luna terjatuh karena merasakan perih dibagian intimnya. Luna berjalan perlahan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sembari merenungi apa yang terjadi pada dirinya dan bagaimana nasib dia selanjutnya, setelah kehilangan sesuatu yang paling berharga pada dirinya. Karena suara gemericik air dari kamar mandi. Agam terbangun, dia masih terbaring mengumpulkan nyawanya. Pintu terbuka, Luna keluar dari kamar mandi terkejut melihat Agam yang terus memandangin dirinya . Mereka hanya diam dan saling memandang, deheman Agam menyadarkan Luna dari lamunannya. "Ekhem kamu! Kemarilah siapa nama kamu Nona?" Luna masi tidak bergeming dari tempat dia berdir. "Aku ... Luna," jawab sedikit tercekat. "Luna, bagaimana bisa kamu mabuk dan tidak ada yang menemanimu kemarin malam?" Agam bertanya namun Luna masih terdiam di tempat dia berdiri. Agam pun bangkit dan mendudukkan Luna di ranjangnya. "jawablah kau tidak perlu takut." Akhirnya Luna, menceritakan awal kenapa dia bisa sampai mabuk dan Luna bertanya kepada Agam, bagaimana mereka bisa tidur bersama. "Jadi acara party kemarin itu untuk merayakan ultha teman kamu?" tanya Agam memastikan setelah menendengar penuturan Luna. Luna hanya tertunduk takut menjawab pertanyan Agam. Agam pun mulai bercerita kenapa mereka bisa bersama, setelah itu dia beranjak ke kamar mandi ingin membersihkan diri. Dia juga meminta Luna untuk menunggunya, namun wanita cantik itu malah kabur setelah Agam masuk ke dalam kamar mandi. Luna pulang ke kosnya, sesampainya di kos dia menangis hingga kelelahan dan tertidur, sementara Agam kebingungan mencari Luna. Karena tidak ketemu dia pun memilih bersiap dan pergi ke kantor. Sore harinya Luna terbangun karena bunyi dering ponselnya, nama Adel tertera di layar ponselnya. Dia lalu menjawab panggilan itu. "Hallo Adel," jawab Luna dengan suara serak. "Lun, lo pergi kemana saat kemarin malam? Maaf gue mabuk sampai lupa dengan lo tadi malam." Adel bertanya dari seberang sana, merasa khawatir Luna mejawab pertanyaan Adel, kalau dia pulang lebih awal karena terlalu pusing butuh istirahat. Adel percaya dengan alasan yang Luna berikan. "Oh syukurlah Lun, gue kira terjadi sesuatu sama lo, ya sudah Lun gue tutup dulu telphonenya mau lanjut tidur bye." Tuttut telphone pun terputus. Setelah telphone Adel terputus Luna menghela napas dia merasa bersalah kepada Adel karena berbohong, dia bukan tidak mau jujur akan tetapi Luna tidak ingin aibnya diketahui oleh orang lain. _______________¥______________ Di kantor Agam kepikiran Luna sehingga membuatnya tidak fokus dalam bekerja. Agam mau mencari informasi tentang wanita itu, tetapi akan sulit untuk menencarinya. Karena dia hanya bertemu dengan Luna satu kali itu saja. Bagaimana aku bisa mengetahui tentang wanita itu nomor ponselnya saja aku belum sempat medapatkannya, ckh selama ini aku tidak pernah di tinggal kabur oleh seorang wanita, bahkan merekalah yang antri untuk bisa bermalam bersamaku. Tapi dia malah kabur padahal sudah kusuruh untuk mengguku, dasar wanita aneh! Malam harinya Agam sengaja datang ke club itu lagi, untuk mencari Luna berharap bisa menemukanya di tempat ini lagi. Namun nihil dia tidak bertemu dengan Luna lagi. Agam memilih minum dengan di temani para wanita seperti biasanya. Agam menghentikan hentakan di tubuh wanita yang sedang bergumul denganya, dia beranjak dari tubuh wanita itu lalu memakai kimono handuknya. "Ada apa kenapa berhenti?" tanya wanita itu sembari menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. "Aku sedang tidak ingin bermain lagi pergilah sekarang," ucap Agam sembari menyalakan sebatang rokok yang sudah terapit di jarinya. "Apa permainanku tidak memuaskanmu?" "Apa kau tidak dengar apa yang ku ucapkan tadi!" bentaknya membuat wanita itu kaget dan ketakutan beranjak dari tempat tidur, memunguti pakaian dengan gemetar memakainya lalu pergi dari kamar itu. Agam kembali menyesap rokok yang sudah berkurang itu, sembari bergumam kesal karena sekelebat bayangan wajah Luna muncul saat dia sedang bergumul. Dia mematikan rokok yang berada di tangan-nya, memilih untuk mandi menghilangkan rasa sakit karena ereksi yang tidak tersalurkan. Selesai mandi dia beranjak naik keatas ranjang, memilih untuk tidur tetapi sudah setengah jam memejamkan matanya Agam belum juga tertidur. "Akh kenapa aku selalu memikirkan wanita itu, ada apa denganku.Tidak pernah sekalipun aku memikirkan wanita yang sudah tidur denganku," gerutu Agam kesal karena tidak bisa tidur. Agam memilih mengambil leptopnya memilih mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dilakukan-nya di kantor. Siapa tau dengan bekerja akan membuatnya mengantuk, satu jam berada di depan layar leptop dapat membuat Agam akhirnya mengantuk. Dia mematikan benda elektronoik di hadapanya itu, lalu beranjak ke tempat tidur. • • • Luna sudah berada di kampus, ternyata Adel suda menunggu kedatangan dirinya. "Luna," panggil Adel yang sudah hampir mendekat. "Lun, lo seriuskan kemarin tidak terjadi sesuatu sama lo kan kemarin malam Lun?" tanya Adel untuk memastikan sekali lagi. "Tidak Del, aku baik-baik saja tidak terjadi sesuatu denganku." "Tapi kenapa wajah lo pucat banget Lun?" Tanya Adel dengan meletakan punggung tanganya ke kening Luna. "Tidak apa Adel, mungkin aku hanya kurang istirahat saja Del," imbunya lagi. "Baiklah yuk masuk Lun, kelas sudah mau dimulai ni." Luna tidak fokus mengikuti pelajaran karena memikirkan kejadian kemarin. Dia sampai di tegur dosen karena tidak memperhatikan saat sedang menjelaskan materi. Adel pun sempat memperhatikan Luna yang tidak fokus, dia moncoba kembali bertanya lagi. "Lun sebenarnya lo kenapa, cerita sama gue kalau lo lagi ada masalah. Jangan dipendam sendiri, gue sahabat lo kan Lun?" lirih Adel. "Aku tidak apa-apa Del mungkin hanya kurang tidur saja, kamu tidak perlu khawatir." Luna menoleh sebentar kearah Adel lalu kembali fokus mengikuti pelajaran. Di kantin Adel melihat Luna yang hanya mengaduk-aduk makanya bertambah khawatir, dia kembali bertanya apakah benar tidak terjadi sesuatu. "Lun! Kenapa makananya hanya di aduk-aduk saja, cerita sama gue kalau lo lagi ada masalah," paksa Adel kembali. "Tidak ada masalah Del, aku hanya lagi tidak nafsu makan saja." "Ya sudah kalau begitu kita balik ke kelas aja yuk," ajak Adel setelah memanggil waitress. Sebelum kelas usai dosen kelas Luna memberi pengumuman, kalau mulai minggu depan mahasiswa akan magang di beberapa perusahan sebagai program Kampus pada umumnya, setelah itu kelas dibubarkan. Di perjalanan pulang, Luna memikirkan perusahan mana yang bakal menerima dia magang. Luna berharap semoga di terima di Lippo group karena Lippo group adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, Luna ingini setelah lulus kuliah bisa bekerja di sana. Dia berharap bisa menjadi orang yang sukses dalam berkarir. jangan lupa tap love nya ya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD