Masalah Baru

1019 Words
Penguman tempat magang sudah di umumkan, Luna pun berhasil di terima di perusahan yang dia inginkan. Kesibukan mempelajari prosedur perusahan dan mempersiapkan perlengkapan buat magang, sedikit membuat Luna melupakan kesedihannya. _______________¥_______________ Hari ini Luna sudah mulai maggang di Lippo grup, para pegawai kantor ini menerimanya dengan baik, di karenakan sikap Luna yang lemah lembut dan rajin selama bekerja, membuat dia disenangain. Di sisi lain. Agam masih suka melakukan aktivitasnya bermain dengan wanita. Seperti saat ini Mami Lestari menerobos masuk apartemen Agam, medapati anaknya itu sedang melakukan pergumulan bersama wanitanya di ranjang. "Mami! Kenapa mau kesini enggak bilang sama Agam dulu sih!" gerutu Agam karena aktivitasnya terganggu. "Mami sengaja, kalau beri kamu dulu, Mami nggak akan tau kalau kelakuan kamu belum juga berubah," tukasnya. "Hai Nona! Sepertinya kau perlu isitirahat kan!" sergah Lestari menatap tajam pada wanita itu. Wanita itu dengan segera memunguti lalu memakai pakaiannya kemudian pamit meninggalkan ibu dan anak itu. "Agam! Mami kasih waktu satu bulan untuk kamu mencari pasangan yang benar baik untuk mendampingimu, atau Mami yang akan carikan," tegasnya memperingati. "Mami! Ayolah aku masih nyaman seperti ini, jangan menekan aku." "Mami tidak mau tau, tidak ada penolakan Gam." "Mami tidak mau kamu terus melakukan hal seperti tadi terus menerus, ya sudah pamit dulu ingat ucapan Mami," tekan Lestari yang tidak menerima penolakan. Agam menghela napas kasar setelah kepergian maminya, dia menarik rambutnya kasar. Oh s**t kenapa bisa kepergok gini sih! Agam memilih mandi dan memilih istirahat untuk mengurangi beban pikirannya. Dentum musik dj, minuman yang entah sudah berapa gelas yang Agam teguk, sepertinya tidak menghilangkan kekesalan-nya akibat dari tekanan maminya itu. "Kenapa muka lo kusut gitu Gam, jangan bilang lo di suru Tante Lestari nikah minggu depan," seloroh Aldo yang melihat raut wajah Agam yang kusut sekali. "Kenapa lo bisa tau sih gue di suru nikah, tapi bukan minggu depan juga." "Ha serius lo di suruh nikah, tadi gue cuma bercanda sih, bisa tepat gitu," seru Aldo yang tidak menyangka seloronya tepat seperti itu. "Tadi nyokap gue pergoki gue lagi main." "Hahaha mamp*s lo, peringatan ini biar lo tobat," seloro Aldo lagi denga tertawa lepas mengejek Agam. "Bangsa* lo bukan bantu gue, malah ngatai." upat Agam kesal. "Sory bercanda, calm down friend." "Mungkin emang sudah saatnya lo married, tante Lestari pasti pengen pameri cucu dan mantunya ke temen sosialitanya seperti teman-teman lainya," ujar Aldo. "Iya bener tu Gam yang dikatakan Aldo, eh tapi tumben ya ni setan ucapanya bener, biasanya cuma buat orang jengkel," kelakar Misca yang mendapat lemparan dan upatan dari Aldo. "Yasudah yuk ke lantai lagi, kita kesini kan buat happy, masalah lain nanti saja di pikirkan." Ajak Aldo beranjak dari sofa. "Kalian saja sana gue minum di sini aja nanti nyusul," tolak Agam. Agam hanya minum sembari melihat temanya yang lain berlantai, dia juga menolak wanita yang mencoba mendekatinya, bahkan dia hampir memukul wanita itu kalau saja tidak di tahan oleh Aldo. _______________¥______________ Waktu pun berjalan tidak terasa suda 14 hari Luna bekerja dikantor itu, pekerjaan Luna pun semangkin bertambah. Seperti hari ini Luna di sibukan dengan pekerjaannya harus mengcopy beberapa berkas, dan mengambilkan keperluan senior-seniornya. "Lun," panggil mbak Nana sang resepsionis kantor ini. "Iya mbak," jawab Luna menoleh. "Kamu terlihat pucat banget hari ini, kamu lagi sakit ya?" tanyanya setelah Luna mendekat. Beberapa hari ini Luna memang muda lelah, pusing dan sakit kepal, dia juga sering mengalami keram perut dan setiap pagi suhu tubuhnya juga tinggi, nafsu makanya juga berkurang. "Saya tidak sakit mbak, mungkin hanya sedikit kelelahan saja mbak. Hari kantor sibuk banget mbak Na, hehe Luna jadi sedikit lelah. Luna lanjut kerja lagi ya mbak Nana," pamit gadis itu. "Ya baiklah lanjutkan pekerjaanmu Lun." Nana menganggukan kepalanya dengan memberi senyum tipisnya. Luna pun semakin sibuk kesana, kemari untuk melaksanakan perintah seniornya. Saat Luna berjalan untuk mengcopi berkas- berkas, kepalanya terasa samangkin berat, tidak lama pandangannya kabur. Luna berjalan sempoyongan dan tanpa sengaja menubruk seseorang pria, dia pun terjatuh pingsan di pelukan pria yang bertubrukan dengannya. Agam menyibak rambut yang menutupi wajah wanita yang menubruknya, dia terperanjat saat melihat wajah Luna. wanita ini kan yang kabur dari apartemen - ku, ternyata dia bekerja di kantorku baguslah aku tidak perlu susah untuk mencari dirimu. Di mobil sesekali Agam melirik ke arah Luna. Kenapa aku berjumpa denganya selalu saat dia pingsan. Gumam Agam heran. "Nana! Cepat suruh supir siapkan mobil!" "Ba ... baik Tuan," jawab Nana terbata karena panik. _______________¥______________ Luna pun sudah siuman, dia bertanya kepada suster apa yang terjadi padanya. "Suster! Apa yang terjadi dengan saya?" tanya Luna ke pada suster yang sedang memeriksa infusnya. "Nona pingsan karena kelelahan, kurangi pekerjaan yang membuat lelah karena tidak baik di usia kehamilan anda yang masih muda, selamat ya Nona atas kehamilanya mohon di jaga kandungannya, saya permisi dulu," tuturnya lalu keluar dari ruangan itu. Bagai disambar pertir Luna sangat terkejut atas perkataan suster tadi, sehingga tidak dapat membendung tangisnya lagi. Ya tuhan masalah baru apa lagi ini!Bagaimana aku menghadapi cibiran orang kantor dan sekitar ku nanti, apa yang harus aku lakukan! Aku bahkan kabur dari ayah bayi yang ku kandung, apa yang harus ibu lakukan kepadamu nak. Hiks tangisan Luna jatuh berderai, sembari mengelus perutnya yang masih rata. Disela tangisnya ada wanita yang datang menghampiri Luna. _____________¥____________ "Dokter bagimana keadan wanita itu apa yang terjadi padanya?" Agam bertanya kepada dokter yang memeriksa Luna di ruangan dotekter, setelah dia selesai menerima telphone. "Istri Tuan hamil beliau pingsan karena kelelah saja, ini resep vitamin buat di tebus, Tuan mohon di jaga istrinya, kandungannya masih rentan," ucap doker itu dengan memberi secarik kertas ke pada Agam. "A ... apa hamil dok!" "Iya Tuan, baiklah saya permisi dulu Tuan masih ada pasien lain yang harus segera saya tangani," imbuh dokter itu lagi. Agam mermas kasar rambutnya, akhh!wanita itu hamil bagaimana bisa, aku cuma sekali melakukan itu dengannya. Dia merutuki dirinya bisa terjadi hal seperti ini, biasanya dia selalu menggunakan pengaman kalu ingin bermain dengan wanitanya. Agam berjalan dengan gusar menuju ruangan Luna, dia ingin memastikan kalau itu anaknya atau bukan bisa saja kan itu anak pria lain. Saat Agam baru masuk keruangan Luna dia di buat kaget dengan keberadaan seseorang di samping Luna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD