Setelah menyelamatkan diri dari makhluk yang menyerang tadi, kami menyembunyikan diri di suatu ruangan yang berisikan sofa dan tempat api unggun yang tak menyala, jangankan menyala bahkan bekas kayu bakar pun tak ada.
“Hey bagaimana ini Thom” kata kak Zinqi bertanya pada kak Thomas.
Menjawab sambil menyilangkan tangan “Aku juga tidak tau harus bagaimana”
Yah tak di pungkiri mereka bingung dalam keadaan seperti ini, bahkan seorang yang berbadan kekar seperti kak Thomas juga tak pernah mengalami kejadian seperti hal ini.
“Ayo kita berpencar, dengan berkumpul seperti ini maka hanya tinggal waktu untuk makhluk itu menemukan kita semua” Yu Zhong yang sedari tadi gemetar tiba-tiba mengajukan usul yang menurutku masuk akal juga. Tapi juga aku merasa khawatir dengan kak Yan dan para perempuan ini.
Mereka masih shock dengan kejadian tadi.
“Thomas, Zinqi mari kita berpisah dengan kelompok ini, mereka sudah tak ada harapan lagi lihatlah Yan disana dan para perempuan itu” ujar Yu Zhong berkata dengan memandang rendah mereka.
“Jika kau berharap pada Ye Zhun maka lupakan saja, dia tidak terlihat bisa diandalkan” tambahnya
“Hey jika kau mau membentuk kelompok lain silahkan saja, lagi pula kita juga tidak se akrab itu bung” membalas perkataan Yu Zhong, aku hampir emosi tadinya namun aku ingat bahkan berkelahi di saat seperti ini hanya akan memperburuk keadaan.
“Hmm benar juga kau Yu Zhong, mari kita cari ruangan untuk keamanan kita sendiri” Thomas akhirnya bicara dan mengiyakan ajakan Yu Zhong.
“Hei bukankah kita bisa menempati ruangan ini dan menendang keluar mereka, mereka hanyalah lalat bagimu Thomas” Yu Zhong mencoba menggunakan Thomas untuk mengusir kami dari sini.
“Tidak meskipun mereka tak berguna tapi kita juga pernah satu ruangan dengan mereka, lebih baik kita saja yang mencari ruangan kita sendiri, dengan bangunan sebesar ini kita pasti bisa menemukannya” Thomas berkata sambil berjalan keluar dari ruangan ini
“Hey hey tunggu aku” Yu Zhong berlari mengikuti Thomas
Aku hanya melihat mereka keluar dari ruangan ini tanpa menghentikan mereka, lagi pula kami tak saling kenal dan itu juga keputusan mereka sendiri. Sambil menunggu kak Yan, Ying-Ying dan Lin Wan tenang dan bisa di ajak bicara aku memikirkan hal-hal yang mungkin bisa mengakhiri permainan ini.
Apa kami harus terus bersembunyi seperti ini?
Lantas apa gunanya poin yang telah diberi game master tadi?
Jika kita telah di siapkan poin ini tentunya ada cara agar poin ini bisa bertambah atau pun berkurang.
“Kak Yan, oyy kak Yan apakah kau sudah tenang?” ucap ku dengan sedikit menampar kak Yan demi memastikan keadaannya.
“Ahh adik Ye kah, maaf merepotkanmu” ucap kak Yan.
“Sudahlah bukankah sudah sewajarnya saudara saling menolong”
“Lin Wan, Ying-Ying aku tau kalian terkejut dengan kejadian barusan, tapi kita juga harus bergerak untuk menyelamatkan hidup kita, dengan berdiam diri di sini kita hanya menunggu waktu untuk makhluk tadi menemukan kita”
Mereka berdua mengangguk mendengar kata-kata ku, itu menandakan mereka sudah lebih baik.
“Ehh kenapa tinggal kita berempat” Lin Wan bertanya padaku.
“Thomas dan yang lainnya meninggalkan kita disini dan pergi mencari tempat yang lebih aman” jawabku sambil memeriksa apa yang ada di dalam ransel.
“Bukankah lebih baik kita juga mengikuti mereka” kak Yan berkata dengan memegangi bajuku.
“Tenanglah kalian semua, disaat seperti ini kita harus tenang, coba pikirkan meskipun kastil ini luas tapi apakah kalian mengetahui dengan pasti dimana ruangan yang menurut kalian paling aman”
“Lagi pula kita juga tak tahu berapa jumlah Monster yang keluar dari tanah tadi, bisa saja lebih dari satu kan”
“Kemungkinannya mereka tidak bisa berjalan dari bawah tanah lagi ketika sudah berada di atas tanah, aneh tapi itu menguntungkan kita, jika mereka masih bisa bergerak di dalam tanah maka bukan hal yang mustahil Monster itu akan muncul di depan kita sekarang”
“Bahkan Game Master juga beberapa kali mengatakan bahwa spieler tidak boleh membeli senjata, mungkin maksudnya senjata tidak mempan melawan Monster itu, maka darinya ayo kita cari kelemahannya.” aku mencoba menyemangati mereka dengan menyampaikan pikiran ku
Di dalam ransel berisikan 2 ransum, 2 botol air, kotak p3k kecil, tisu toilet, tali, dan kawat. Namun di tas kak Yan tidak ada kawat melainkan sebuah crowbar, begitu juga dengan ransel Lin Wan dan Ying-Ying. Punya Lin Wan tidak ada crowbar dan kawat melainkan sebuah tang, sedangkan milik Ying-Ying berisi tali. Melihat peralatan ini aku jadi paham bahwa kita disini sebagai sesama spieler harus bekerja sama satu sama lain, jika di lihat dari banyaknya ransum yang ada maka ini hanya akan berlangsung satu hari.
“Aku punya rencana untuk mengalahkan Monster itu”
“Ehh jangan-jangan melakukan hak yang tidak-tidak” kata Ying-Ying seakan tak percaya.
“Tenanglah, kalian bisa percaya padaku”
Mereka melihat ku dengan tatapan penasaran.
“Tapi aku butuh kalian juga untuk melaksanakannya, jika kalian bisa melakukan apa yang aku katakan maka kalian mungkin bisa selamat”
Mereka hanya mengangguk-anggukan kepala sebagai tanda mengiyakan
“Aku ingin kalian bertiga tetap bersama setelah menemukan ruangan yang pas untuk menjalankan rencana ini, aku akan menjadi umpan dan kalian yang melakukannya oke”
“tapi bukankah kau bisa saja di bantai Monster itu adik Ye” kak Yan seakan mencegah ku untuk melakukan hal nekat.
“Kak Yan... mana mungkin aku menyuruh kau menjadi umpan untuk Monster itu, mungkin kau terlihat lezat dengan badan seperti itu di mata Monster tapi kau tak bisa berlari secepat aku, jika kau yang jadi umpan bukannya berhasil tapi kau malah berakhir di perut Monster itu” aku menjelaskan dengan sedikit bercanda agar mereka tidak tegang.
“Jika tentang jadi umpan maka biarkan aku yang melakukannya” Lin Wan mengajukan diri dengan berani
.
“Hm katakan alasannya” aku meragukan Lin Wan.
“Aku adalah juara 3 nasional dalam bidang lari cepat, kau bisa percaya padaku jika tentang berlari” dia mengatakannya sambil menatap dalam mataku
“Oke oke tatapan itu membuatku malu jadi hentikanlah” mengiyakan permintaannya
“Baik mari makan dulu ransum ini dan kita jalankan rencananya biar aku yang memimpin” aku membuka ransum kemudian memakannya diikuti oleh mereka bertiga, sepertinya mereka lebih tenang sekarang.
*****
Kami keluar dari ruangan itu dengan aku sebagai pengamat keadaan berada di paling depan dan Lin Wan di belakang supaya kami tahu keadaan di sekitar,
“Ingatlah saling menjaga satu sama lain” ucap ku mengingatkan kepada mereka.
“Baik!!!” mereka menjawab serentak
Ketika di luar aku melihat salah satu Monster di belokan ke kanan berjarak sekitar 50 meter dari kami, dan ternyata yang kami kira sulur itu adalah lidahnya karena dari yang kulihat Monster itu sedang memakan tubuh manusia yang terlihat hanya tinggal kaki kanannya saja di lantai, mungkin sisanya sudah masuk ke perutnya.kemudian lidah itu menancap bagaikan sumpit untuk mengambil kaki yang tergeletak tadi.
Aku mengisyaratkan kan untuk kembali dan mencari jalan yang lain, kami berbalik arah dan mencari jalan lain.
“Sepertinya disini kita bisa melakukan rencana kita, semua yang ku butuhkan ada disini” aku menunjuk ke sebuah kamar yang anehnya ada panel listrik, ada beberapa pilar di lorong dan lorong nya juga agak luas, aku mulai menyiapkan alat-alat tadi yang terdiri crowbar, tang, kawat dan tali.
Aku mulai menjelaskan rencananya pada mereka hingga akhirnya mereka paham dengan apa yang aku rencanakan
Lin Wan dan Ying-Ying berjaga di kedua ujung lorong untuk memastikan keadaan, aku dan kak Yan mulai bekerja, mulai dari membuka panel yang di kunci dengan crowbar kemudian mematikan sakelar dan menghamparkan kawat ke tempat yang di perkirakan dan mulai menghubungkan kawat yang tadi dengan sumber listrik yang telah di matikan, kami mengikatkan tali pada kedua pilar di ujung lorong dan aku menjelaskan tugas Ying-Ying.
“Ying-Ying kau harus menghidupkan sakelar ini ketika aku menyuruhmu oke”
Dan dia hanya mengangguk yakin.
Aku menyuruh Lin Wan ke tempat Monster tadi untuk memancingnya kesini. Karena sudah paham akan peran nya dia langsung pergi ke Monster tadi, tak lama kemudian dia berlari sekuat tenaga diikuti Monster yang masih penuh noda darah di mulutnya. Monster itu tak kalah cepat dari Lin Wan,
(Jika aku yang menjadi umpan, maka aku pasti akan tertangkap) pikir ku karena jika dilihat langsung Monster itu sangat cepat.
Ketika hampir sampai di lorong, aku sudah ada di posisi begitu juga dengan yang lain. Lin Wan melompati tali yang terpasang tadi dan aku bertugas menangkap Lin Wan agar tidak ter tabrak ke tembok, Monster yang mengejar Lin Wan terjatuh karena tersandung tali yang kami pasang kemudian mendarat tepat ke atas kawat yang sudah di siapkan tadi.
“SEKARANG YING-YING!!” teriakku pada Ying-Ying agar menghidupkan sakelar listriknya.
(Ctek.... bzzzzzzt....bzzzzt.....bzzzzzzt) tubuh Monster itu bergetar karena tersengat listrik dan mulai mengeluarkan asap. Tak lama kemudian Monster itu masih belum menyerah dan mencoba untuk bangkit, aku teringat pada air di ransel lalu mengambilnya dan menyiramkan pada Monster itu.
(Bzzzztt......bzzzztt....bzzzzttt) Monster itu semakin tak berdaya dan semakin banyak mengeluarkan asap hingga akhirnya.
(Duaaaaaarrr) Monster itu meledak dan menghamburkan bagian tubuh manusia yang telah di makan olehnya.
Mungkin karena terkejut Ying-Ying sampai mematikan aliran listriknya.
“Apa listrik emang bisa membuat ledakan seperti itu” gumam ku pada diri sendiri.
“kak Yan. Ying-Ying Monster nya sudah mati, kalian bisa keluar sekarang.
(Kringgg....krinngggggg...) bunyi telepon dari ruangan itu.
Aku masuk dan menjawab telpon itu dengan tenang.
“Halo”
“Selamat pada spieler Ye Zhun, Yan Ziqi, Lin Wan dan Ying-Ying. Kalian sudah mengalahkan Earth lesser Dragon, kalian berhasil lolos dari tahap ini, silahkan ambil kunci di laci yang ada tepat di bawah telepon ini, kalian bisa keluar dengan aman melalui pintu utara, kalian hanya perlu jalan lurus maka kalian akan menemukan pintu itu di hadapan kalian”
(Bipp....)
“Mereka memang seenaknya” pikir ku
“Ayo kita keluar dari sini, aku tahu jalannya” sambil mengambil kunci dan meninggalkan ruangan tadi.
Sambil berpikir tentang apa yang akan ada selanjutnya, kami pun mulai berjalan menuju pintu yang di ucapkannya tadi.