Kami berjalan menuju pintu yang orang itu katakan, sepanjang jalan kami tak menemukan Monster tadi tubuh manusia yang dimakan oleh Monster itu. Setelah sampai di depan pintu yang berukuran cukup besar daripada pintu pada umumnya, aku memasukkan kunci yang aku ambil sebelumnya dan membuka pintu itu. Pintu itu langsung menuju pada sebuah ruangan yang sangat besar, ini mustahil menurut ku karena mengingat kastil yang kami tempati tak mungkin sebesar ini. Tapi setelah kejadian sebelum aku mengikuti game ini membuat ku tersadar bahwa mungkin ada yang mempunyai kekuatan untuk memindahkan seseorang dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Seorang pria berpakaian seperti Butler menyambut kami dan berkata
“Selamat datang para Spieler sekalian yang telah menyelesaikan Zona Tutorial”
Pria tadi menundukkan setengah badannya tanda memberikan hormat pada kami.
“Saya akan menunjukkan tempat kalian bisa beristirahat sembari menunggu peserta yang lainnya” tambahnya.
Tanpa kecurigaan kami berjalan sambil mengikutinya, dia menuntun kami pada kamar di lantai dua bangunan ini.
“Ini adalah kamar kalian para perempuan” ucapnya sambil membukakan pintu kamar.
Lin Wan dan Ying-Ying sudah kelelahan sedari tadi langsung masuk pada kamar yang pria itu tunjukkan.
“Sedangkan kalian para pria di sebelah sini” tambahnya sambil membukakan kamar di sebelah kamar yang di tempati Lin Wan dan Ying-Ying.
Kak Yan langsung masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar, mungkin dia ingin membersihkan noda darah dari Monster tadi.
Kamar yang berisikan dua ranjang dengan perlengkapan seadanya, namun tak ada yang dapat mengeluh dengan pemberian ini.
“Jika tidak ada lagi yang di perlukan maka saya akan undur diri” ucapnya sambil menundukkan kepalanya dan berjalan keluar kamar.
Saat dia akan pergi aku teringat akan beberapa hal yang ingin ku tanyakan.
“Tunggu dulu, aku ingin bertanya” ucap ku sambil memegang pundaknya.
“Oh. Silahkan Spieler Ye” ucapnya sambil tersenyum.
“Mari bicara diluar karena di sini ada kak Yan” aku berkata sambil berjalan keluar dan dia mengikuti sembari menutup pintu.
“Apa yang anda ingin tanyakan?”
“Kenapa Monster tadi bisa meledak, setahu ku ledakan dari listrik tak bisa sebesar itu” tanyaku dengan antusias.
Menjawab sambil tersenyum
“Anda memang luar biasa sampai bisa menyadari hal itu”
“Kami telah menanamkan sebuah bom pada Monster itu dengan listrik sebagai pemicu nya” tambahnya.
“Jika memang begitu kenapa dia tak langsung meledak saat tersengat listrik” ucap ku karena masih tak paham.
“Ledakan bisa terjadi jika listrik mengaliri sebuah detonator yang kami tempatkan di punggung Monster itu” jawabnya.
“Saat anda menyiram Monster itu dengan air, listrik langsung mengalir pada detonator dan memicu ledakan” tambahnya.
“Jika memang benar apa yang dikatakan pria ini, maka semuanya masuk akal bahwa Monster itu bisa meledak sebesar itu” pikir ku.
“Lalu apa gunanya poin yang di berikan Game Master itu dan bagaimana mengecek nya?” tanya ku karena masih bingung.
“Poin tersebut bisa anda gunakan disini sebagai persiapan untuk melanjutkan ke zona yang selanjutnya sedangkan untuk mengecek nya anda bisa mengatakan ‘Point Check’ maka banyaknya poin yang anda miliki akan muncul dihadapan anda” jawabnya dengan tenang.
Aku masih sedikit bingung dengan apa yang di katakan nya dan langsung mencoba untuk mengecek poin ku.
“Point Check!!”
Sebuah layar tiba-tiba muncul di hadapan ku, layar ini dinamakan layar notif di sebuah game yang pernah aku mainkan semasa SMA dulu. Layar yang menunjukkan sekitar 1 juta 6 ratus poin yang aku miliki sekarang.
“Hey apakah ini poin ku?” tanya ku pada pria itu dengan bingung
“Iya benar sekali Tuan” jawabnya dengan tersenyum.
“Kenapa jumlahnya sangat banyak?, bukankah jumlah awalnya cuma seribu poin poin, kenapa malah ada satu juta lebih sekarang?” tambah ku
“Itu memang jumlah poin anda yang sekarang sesuai dengan pencapaian anda yang luar biasa” ucapnya
“Satu hal lagi, apa tujuan Game ini?” tanya ku kembali.
“Hal itu akan disampaikan nanti oleh Game Master sendiri” ucapnya
“Jika tidak ada lagi maka saya pamit undur diri” tambahnya sembari berjalan pergi menjauhi ruangan kami.
Di kepalaku saat ini berisi berbagai macam spekulasi tentang game ini, dari Monster di zona sebelumnya sampai kekuatan aneh yang ada di sini. Namun karena kelelahan di zona sebelumnya aku pun tertidur di ranjang. Saat tidur aku bermimpi seperti sebelumnya, namun saat ini aku melihat pria yang memegang belati telentang dengan luka parah di perutnya. Hidupnya tak mungkin bisa di selamatkan dengan luka sebesar itu, saat di akhir hayatnya dia berkata.
“Berjuanglah”
Sesaat setelah dia mengatakan hal itu, tubuh ku mulai terasa sangat panas hingga aku tersentak dari tidur karena panasnya. Saat aku bangun aku melihat asap yang berasal dari tubuh ku dan aku merasa ada kekuatan aneh mulai terbangun dari tubuh ku. Aku merasa sangat segar dan sangat bertenaga setelah mengalami kejadian aneh tadi. Jam sudah menunjukkan waktu sudah pagi, seharusnya game sebelumnya sudah selesai beberapa jam yang lalu.
(Krsekk.... krsekk..) suara microphone
“Kepada semua Spieler yang telah ada di zona netral ini, Diharapkan berkumpul di lantai satu 1 jam setelah pengumuman ini. Di ulangi kembali, kepada seluruh Spieler yang telah berada di zona netral ini, Diharapkan berkumpul di lantai satu setelah pengumuman ini.”
(Bipp...) suara microphone dimatikan.
Dengan adanya pengumuman ini benar dugaan ku bahwa game sebelumnya telah selesai dan para Spieler yang berhasil selamat telah ada disini. Aku masih bertanya-tanya apas maksud dari semua ini, namun di tengah lamunan ku, pintu kamar ku terdengar seseorang yang mengetok pintu.
(Tok tok tok) suara pintu di ketok
“Ye Zhun, kak Yan ini kami Lin Wan dan Ying-Ying” suara perempuan dari balik pintu yang merupakan Lin Wan.
“Masuklah itu tidak di kunci” jawab ku.
Mereka berdua pun masuk ke kamar kami dengan raut wajah penuh semangat daripada saat sebelum aku pertama bertemu dengan mereka.
“Ye Zhun apakah kamu mau jadi satu party lagi dengan kami” tanya Ying-Ying pada ku.
“Party?? Kenapa??” jawab ku dengan heran.
Lalu Ying-Ying menceritakan hal yang dia tanyakan pada salah satu panitia pada saat dia bertemu waktu jalan-jalan di pagi hari, ia bertanya apakah game ini akan di teruskan secara bersama kelompok atau sendirian, lalu panitia itu menjawab bahwa itu terserah pada Spieler.
“Oleh karena itu aku menginginkan kalau kita semua tetap bersama” ucapnya dengan penuh semangat.
“Hmm. Menurut ku boleh-boleh saja” jawab ku.
“Yeaayy. Kamu jadi pemimpin ya” tambahnya dengan tersenyum pada ku.
“Kak Yan sajalah, kan dia yang tertua di party” ucap ku sembari melangkah ke ranjang kak Yan.
Jika dilihat dari raut wajah mereka hari ini, mereka sudah bangkit dari kejadian sebelumnya. Mungkin ini hal yang bagus atau pun juga hal yang buruk bagi kami karena kami masih belum tau hal apa lagi yang menunggu di zona selanjutnya.
Aku mengoyang-goyangkan tubuh kak Yan yang sedari tadi tidur.
“Kak Yan, oyyy kita harus berkumpul hari ini” kata ku dengan sedikit berteriak.
Kak Yan pun bangun dengan wajah linglung seperti tak tahu apa yang saat ini.
“Adik Ye. Katamu kita harus berkumpul di bawah, tapi kenapa kalian masih disini?” tanya kak Yan sambil mengambil makanan di meja.
“Bukan sekarang tapi satu jam lagi, kita sekarang lagi bicarain tentang party” jawab ku.
“Oh party, boleh saja asal kau yang jadi pemimpinnya” jawabnya dengan tenang sambil memakan cemilan yang tersedia di meja.
“Bukannya kau saja kak Yan, kau kan yang tertua disini” tambah ku karena tak setuju.
“Aku? Aku tak cocok jadi Leader, kau tau sendiri kan saat di zona sebelumnya”.
“Kau lah yang paling cocok, kau berusaha berkepala dingin di setiap situasi, merencanakan sesuatu dengan tepat dan bijak dalam mengambil keputusan” tambah kak Yan.
Aku melirik para perempuan yang sedari tadi menatap ku dengan mata yang berbinar-binar
“Huh. Baiklah aku yang akan jadi leadernya, ngomong-ngomong apakah kalian tadi malam bermimpi aneh? Atau merasakan hal aneh setelah bangun tidur” tanya ku.
“Ahh iya, waktu terbangun dari tidur aku merasa ada hal aneh dalam tubuh ku, serasa dingin dan tajam” jawab Lin Wan.
“Kalau aku cuma bermimpi seorang wanita yang mengendalikan tumbuhan” jawab Ying-Ying.
“Kalau kau kak Yan” tanya ku pada kak Yan.
“Aku tak merasakan ada yang aneh atau pun bermimpi aneh” jawabnya sambil tetap makan.
“Kenapa kau menanyakan hal itu?” tanya Ying-Ying pada ku.
Aku hanya menunduk sambil berpikir, apakah ini memang kami di berikan kekuatan aneh pada saat sampai disini, jika memang iya lantas apa gunanya kekuatan itu, bahkan saat ini aku masih tak tau apa yang di rencanakan oleh Game Master
“Sudahlah ayo kita turun ke bawah untuk berkumpul, ini sudah hampir satu jam” ucap ku sambil berdiri dan berjalan menuju keluar ruangan.
Kami pun berjalan menuju tangga untuk pergi ke lantai satu, bahkan jika dilihat dengan lebih teliti bangunan ini sangatlah besar dengan fasilitas-fasilitasnya yang sangat lengkap. Aku berpikir jika kejadian yang sama seperti sebelumnya tak akan terjadi kembali di sini mengingat betapa berusahanya mereka merawat tempat ini.
Setelah kami sampai di lantai satu kami cukup terkejut dengan banyaknya orang yang berada di sini, mungkin sekitar hampir dua ratus orang disini. Di kastil sebelumnya peserta nya tak sebanyak ini, mungkin mereka gabungan dari berbagai tempat dan diarahkan ke sini ketika telah berhasil melewati tahap pertama.
Tiba-tiba lampu di sini di redup kan dan sebuah layar yang besar di turunkan dari atas.
“Selamat kepada para Spieler yang telah melewati Zona survival sebelumnya”