“Apa yang sedang kau lihat? Kau digaji untuk bekerja. Bukannya untuk memandangi orang seperti yang kau lakukan saat ini.” Seorang pria paruh baya menyergah Viola, yang sedari tadi memandangi Alex dari kejauhan. Pria paruh baya itu juga menatap tajam kepada Viola, seakan ingin menelannya hidup-hidup. “Ma-maaf, Pak,” ucap Viola gugup. “Pergi sana ke belakang! Piring kotor sudah menumpuk. Tapi kau malah bersantai disini. Kau ingin kupecat?” omel pria paruh baya tersebut. Viola mengangguk dan beranjak dari dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya. Semenjak pergi dari toko kue milik Kirana, Viola bekerja sebagai tukang bersih-bersih di sebuah rumah makan sederhana. Di sana, ia digaji dan bisa menumpang tinggal di belakang rumah makan tersebut. Sebuah rumah yang hanya bisa ditempati oleh

