Memilih jurusan di SMA

1066 Words
**** Flashback on 3 tahun yang lalu.. (Sedang duduk di perpustakaan sekolah, melihat brosur pilihan jurusan) Ari, aku bingung memilih jurusan untuk SMA kita nanti. Aku sedikit cenderung memilih IPS, karena aku ingin masuk fakultas hukum setelah lulus nanti. Ucap Rangga. (Membaca brosur dengan serius) Aku bisa memahami mengapa kamu tertarik dengan IPS dan fakultas hukum, Fauzi. Tapi aku lebih memilih IPA, karena aku memiliki minat yang besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Balas Ari. (Fauzi Memikirkan kata-kata Ari). Benarkah? Aku memang terpesona dengan bidang hukum dan ingin berkontribusi dalam menjaga keadilan. Aku juga ingat pesan eyang putri, bantulah orang yang membutuhkan bantuanmu terutama ilmumu. Tapi aku juga takut dengan tingkat kesulitan mata pelajaran IPA. Bagaimana menurutmu? Memang benar bahwa mata pelajaran IPA bisa lebih rumit, tetapi jika kamu memiliki minat dan dedikasi, kamu pasti bisa mengatasinya. Selain itu, memilih jurusan sesuai minat dan bakatmu juga penting untuk menikmati perjalanan SMA dengan lebih baik. Ucap Ari menjelaskan. Aku mengerti apa yang kamu maksud. Aku takut memilih IPA hanya karena 'tuntutan' atau prestise. Tapi ada rasa takut bahwa jika aku memilih IPS, aku mungkin menyesal dan merasa tidak memaksimalkan potensi diriku. Ujar Fauzi. Memang penting untuk mempertimbangkan kedua sisi, Fauzi. Tapi ingatlah, pilihan jurusan di SMA bukanlah penentu utama kesuksesan di masa depan. Apa pun jurusan yang kamu pilih, kamu tetap bisa mencapai tujuanmu dengan usaha dan kerja keras. (Fauzi pun mengangguk perlahan). Kamu benar, Ari. Jurusan hanyalah satu faktor dalam perjalanan hidup kita. Tapi apakah kamu yakin aku bisa mengatasi kesulitan mata pelajaran IPA? Aku yakin, Fauzi. Jika kamu memiliki motivasi dan komitmen, kamu akan mampu belajar dan memahami pelajaran tersebut. Selain itu, kita bisa saling membantu dan belajar bersama jika kamu membutuhkan bantuan. (Fauzi pun memandang ke arah brosur pilihan jurusan). Aku merasa semakin yakin dengan pilihanku sekarang. IPS dan fakultas hukum masih menarik bagiku, tapi aku bisa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis yang dalam bidang hukum. Aku senang mendengarnya, Fauzi. Aku yakin kamu akan berhasil mengatasi tantangan yang ada dan mencapai tujuanmu. Ucap Ari. Terima kasih, Ari, atas dukunganmu dan diskusi ini. Ujar Fauzi. Tidak perlu berterima kasih, Fauzi. Persahabatan kita saling mendukung dan menguatkan. Ucap si Ari. **** Flashback off Di perpustakaan sekolah, Fauzi dan Ari sedang mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional) (Fauzi yang mengambil napas dalam-dalam) Akhirnya, tiba saatnya Ujian Nasional. Tiga tahun belajar di SMA, Ari, rasanya waktu berlalu begitu cepat. Iya, Fauzi. Seperti baru kemarin kita memilih jurusan dan memulai perjalanan SMA. Tapi sekarang, saatnya kita menunjukkan kemampuan dan pengetahuan yang telah kita peroleh selama ini. Balas Ari. (Fauzi menatap kertas-kertas catatan dengan serius) Aku senang dengan pilihanku memilih IPS. Meskipun ada beberapa kali rasa ragu, tapi sekarang aku yakin ini adalah jalan yang tepat untukku. Itu luar biasa, Fauzi. Menjalani impianmu adalah hal yang penting. Aku juga senang dengan pilihanku memilih jurusan IPA. Mengejar minatku dalam ilmu pengetahuan dan teknologi membuatku semakin termotivasi. Ujar Ari. (Fauzi pun menggenggam penanya erat-erat). Aku sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Tapi aku merasa tegang, Ari. Ujian ini begitu menentukan masa depan kita. Tidak usah khawatir, Fauzi. Aku tahu kamu sudah bekerja keras selama ini. Jangan biarkan kecemasan menghancurkan fokusmu. Ingatlah, Ujian Nasional hanya sebagian kecil dari perjalanan kita. Ucap Ari membesarkan hati sobatnya.. (Fauzi pun menghela napas lega). Kamu benar, Ari. Ini hanya tahap awal dalam mewujudkan impian kita. Setelah Ujian Nasional, masih banyak perjalanan yang harus kita lalui untuk mencapai cita-cita kita. Persiapannya memang penting, tapi ingat juga untuk menjaga keseimbangan. Jangan lupa istirahat yang cukup dan jangan terlalu membebani dirimu sendiri. Kita juga butuh refreshing untuk menjaga semangat kita tetap menyala. Saran Ari lebih lanjut. (Fauzi pun memejamkan matanya sebentar) Kamu selalu tahu cara membuatku rileks, ya? Aku beruntung memiliki sobatku sepertimu, Ari. (Ari pun tersenyum). Kita sebagai sahabat saling melengkapi, Fauzi. Itulah arti persahabatan sejati. Kita mendukung satu sama lain untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Meski kita sudah tidak satu kelas sejak penjurusan namun kita masih sahabatan hingga kini. (Fauzi pun mengangguk tegas). Kita akan menghadapi Ujian Nasional ini dengan penuh kepercayaan diri. Tak peduli apa yang terjadi, kita sudah melakukan yang terbaik. Setelah ini, kita akan melangkah menuju impian kita. Ayo, Fauzi! Tunjukkan kepada mereka betapa berharganya impian kita. Kita akan menaklukkan Ujian Nasional ini bersama-sama! Mereka melanjutkan persiapan mereka dengan semangat yang membara, siap untuk menjemput impian.   **** Bulan Mei pun datang, Fauzi dan Ari tak sabar menantikan hasil UN (Ujian Nasional) yang rencananya akan diumumkan pertengahan bulan ini. Fauzi, Kamu mau lanjut kuliah dimana? Tanya si Ari yang buyarkan lamunannya.. Eeemmm,,,yang jelas bukan di eksakta. Aku kan gak seneng itung-itungan, hehehehehehe. Sudah pasti hukum. Aku dari dulu kan kuat dihapalan. Kemarin aku gagal SNPTN, tinggal nunggu hasil SBMPTN aja. Lha rencanamu gimana Din? Ikut seleksi PTN juga atau langsung daftar di swasta? Fauzi balik bertanya. Aku sih prioritas tetap ikut SBMPTN biar klo keterima UKT nya murmer tapi klo gak lolos ya mungkin daftar UT. Kamu ikut pilih PTN mana? Tanya Ari. Aku rencana UGM atau UNDIP. Yang hukumnya bagus tapi aku pakai KIP. Untuk seleksi PTS, aku cuma daftar UII dari jalur KIP. Alhamdulillah udah keterima sih. UGM, UNDIP dan UII kan hukumnya bagus semua. Prodinya udah akreditasi A. Jawab Fauzi. Km daftar jurusan apa Ri? Ya karena aku jurusan IPA karena seneng itung-itungan ya ambil Matematika murni. Jawab Ari Keren,,keren..Bagus tuh jurusan..Kamu daftar kampus mana?? Tanya Fauzi. PTN ya antara UGM dan UNY tapi pake KIP juga kayak kamu, Zi. Cadangannya daftar UT. Eh, kita ke kantin yuks, ke warung mie ayam nya Pak Hadi. Udah lama kita gak jajan di sana. Sahut Ari sambil mengajak Fauzi. Keren, semoga kita keterima di UGM. Ok, ide bagus. Ujar Fauzi.   **** Dua sahabat itu pun berjalan bersama menuju ke kantin yang berjarak sekitar 200 meter dari perpustakaan.. Pak, mie ayam 2 sama es teh 2 ya. Yang satu mie ayamnya gak pake micin. Ucap Fauzi. Ok, siap bos. Sahut Pak Hadi. Berarti kamu gak daftar PTS Ri? Tanya Fauzi Sepertinya tidak Zi, kasihan ortuku klo harus biayai aku dan kakakku kuliah bareng. Alhamdulillah kakakku kuliah di Undip jadi UKT gratis karena pake KIP juga. Belum lagi biaya sekolah adikku, sementara untuk hidup kami sehari-hari saja sudah Alhamdulillah. Jawab Ari. Setelah 10 menunggu,,akhirnya mie ayamnya pun jadi. Monggo, ini yang gak pake micin dan ini yang biasa. Es tehnya segera ya. Ujar Pak Hadi sembari menyerahkan 2 mangkok mie ayam.. Makasih pak. Ucap Fauzi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD