Bimbang antara 2 pilihan

1672 Words
Fauzi bernafas terengah-engah saat mengayuh sepeda bututnya pulang. Oh, hari ini begitu melelahkan. Meski tinggal menunggu hasil UN namun sehari ini terasa begitu berat, tapi aku harus tetap semangat. Ayah pasti menunggu di masjid, seperti setiap hari. Sepeda butut ini memang sudah tua dan tak sebanding dengan sepeda-sepeda modern yang dilihat teman-temanku. Tapi setidaknya aku memiliki sepeda ini untuk pulang pergi ke sekolah. Meski terlihat usang, setidaknya aku bisa merasakan angin segar membelai wajahku saat melaju pulang. Tapi ada satu hal yang membuatku bangga. Rumahku tidak jauh dari masjid tempat ayahku menjadi marbot. Setiap kali pulang sekolah, aku bisa melihat ayahku sibuk membersihkan masjid dan mempersiapkan segala kebutuhan bagi jamaah yang akan datang. Aku sangat mengagumi dedikasi dan semangatnya. Meskipun aku tidak memiliki banyak harta atau fasilitas yang mewah, aku memiliki keluarga yang saling mendukung dan mencintai satu sama lain. Ayahku bekerja keras untuk keluarga kami, dan ibuku selalu memberikan dukungan dan cinta tanpa pamrih. Kami hidup sederhana, tapi kami hidup dengan penuh kebersyukuran. Setiap kali aku melihat masjid, aku merasa tenang. Tempat itu seperti oase di tengah hiruk-pikuk dunia yang hebat ini. Di dalamnya, aku menemukan ketenangan dan kedamaian. Aku tahu bahwa di situlah ayahku, dengan dedikasinya, menjaga rumah Allah dan melayani jamaah dengan sepenuh hati. Meski perjalanan pulang ini melelahkan, aku merasa beruntung. Aku merasa diberkati dengan keluarga yang peduli dan tempat yang memberikan kedamaian. Semoga suatu hari nanti, aku bisa menghormati dedikasi ayahku dengan kesuksesan dan kebaikan yang aku raih. (Sampai di depan rumah, Fauzi menghentikan sepeda bututnya dan berjalan menuju pintu) Ayah, ibu, aku pulang. Aku pulang dengan hati yang penuh syukur dan semangat untuk menghadapi hari esok. Terima kasih atas segalanya. Aku berjanji akan membuat kalian bangga. Ucapnya dalam hati. (Hanya suara langkah kakinya yang terdengar saat Fauzi masuk ke dalam rumah, membawa harapan dan tekad yang tak tergoyahkan.) Waktu pun terus bergulir, sore beranjak berganti dengan malam. Sepulang sholat isya berjamaah, Fauzi bertemu dengan tetangga nya yang tengah kuliah di Fakultas Ekonomi UII. Hey, mas Roni! Apa kabar? Lama gak ketemu. Sapa Fauzi. Alhamdulillah sehat wal afiat Zi. Kamu gimana kabar? Balas Roni. Alhamdulillah sehat juga mas. Lagi libur? Sahut Fauzi. Iya nih, gimana dengan hasil UN mu? Tanya Roni kembali. Belum mas, masih beberapa hari lagi. Oh ya, boleh tanya sesuatu, kebetulan mas kan kuliah di FE UII lewat jalur santri kan? Ujar Fauzi sambil bertanya. Iya bener banget, apa yang bisa ku bantu? Balas Roni. Aku agak bimbang nih tentang pilihan kuliahku. Apa kamu punya saran? Ujar Fauzi Tentu, aku bisa memberikan saran. Ada apa sebenarnya? Apa yang membuatmu bimbang? Tanya Roni. Aku masih menunggu hasil SNMPTN dan agak khawatir tidak diterima di fakultas yang aku inginkan. Tapi sekarang aku dah diterima beasiswa KIP dari Fakultas Hukum UII. Aku bimbang antara menunggu atau menerima beasiswa itu. Ujar Fauzi Ah, aku mengerti kekhawatiranmu. Tapi dengarkan aku, Fauzi, kesempatan mendapatkan beasiswa KIP adalah peluang yang tak boleh dilewatkan. Sahut Roni Benarkah? Apa manfaatnya mas? Tanya Fauzi Pertama-tama, dengan beasiswa KIP, kamu bisa mendapatkan biaya kuliah yang ditanggung sepenuhnya. Jadi, tidak perlu khawatir tentang beban keuanganmu atau membebani keluargamu. Ini adalah kesempatan untuk mengikuti passionmu tanpa merasa terbatasi oleh biaya kuliah. Ditambah di UII kamu bakal dapat fasilitas asrama gratis dan biaya saku bulanan. Ujar Roni menjelaskan. Itu memang sangat menguntungkan. Tapi apakah kualitas pendidikan di Fakultas Hukum UII juga bagus mas? Tanya Fauzi. Tentu, Fauzi. UII memiliki reputasi yang baik dalam bidang hukum dan Fakultas Hukum mereka termasuk yang terbaik di negara ini. Kamu akan mendapatkan pendidikan yang berkualitas dengan dosen-dosen yang berpengalaman dan program yang terstruktur dengan baik. Ada Prof. Dr. mahfud MD, Prof. Dr. Ni’matul Huda, Prof. Dr. Ridwan Khairandy, Dr. Suparman Marzuki, dll. Lanjut Roni menjelaskan Itu terdengar menarik. Tapi bagaimana dengan SNMPTN? Aku masih ingin mencoba jalur itu. Ujar Faruzi bertanya. Zi, jangan lupa bahwa beasiswa KIP adalah kesempatan yang nyata di depan matamu. Menunggu hasil SNMPTN bisa memakan waktu lama dan tidak ada jaminan bahwa kamu akan diterima di fakultas pilihanku. Dengan beasiswa KIP, kamu memiliki kesempatan pasti untuk kuliah di Fakultas Hukum UII. Ujar Roni meyakinkan Fauzi. Kamu benar, mas. Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Aku harus bertindak dan mengambil langkah yang pasti untuk masa depanku. Aku akan menerima beasiswa KIP dan mendaftar di Fakultas Hukum UII. Ucap Fauzi Itulah yang kukatakan! Kamu tidak akan menyesal dengan keputusan itu, Fauzi. Aku mendukungmu sepenuhnya dan siap membantumu dalam prosesnya hingga kamu masuk nanti. Ayo, mari kita lakukan ini bersama-sama! Ucap Roni. Terima kasih, mas! Aku sangat berterima kasih atas dukungan dan bantuanmu. Denganmu di sisiku, aku merasa lebih yakin dan semangat untuk melangkah maju. Kita akan menggapai mimpi kita! Sahut Fauzi Tentu saja, Fauzi! Kita akan berjuang bersama dan mencapai tujuan kita. Ayo, mari beraksi sekarang dan mengejar masa depan yang cerah di Fakultas Hukum UII! Mari kita pulang. Ajak Roni kepada Fauzi. Ok, mari. Balas Fauzi. Keduanya pun meninggalkan serambi masjid untuk menuju rmah masing-masing. Sesampainya di rumah, Fauzi langsung mencuci kaki dan tangannya untuk segera tidur. **** Setelah terlelap sekian waktu, ia pun bangun. Ia segera duduk di pinggiran tempat tidurnya lalu melihat jam weker yang ada di meja belajarnya. Ternyata sudah jam 2. Gumamnya dalam hati.. Akhirnya ia bangkit dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. 5 menit berlalu kemudian ia menuju ke belakang rumah untuk berwudhu. Dalam kegelapan malam yang sunyi, Fauzi duduk di sejadahnya. Di tangannya, tergenggam buku panduan sholat tahajud dan doa istikharah. Dengan hati yang galau, ia memulai ibadahnya, berharap menemukan jawaban atas pilihannya. Ya Allah, pada-Mu aku berserah. Aku tengah dihadapkan pada pilihan yang sulit. Aku ingin memilih Fakultas Hukum di UII, tetapi keraguan merayapi hatiku. Aku tahu, hanya Engkau yang Maha Mengetahui, hanya Engkau yang Maha Bijaksana. Doanya dalam hati. Mata Fauzi berkaca-kaca saat ia merenungkan perjalanan hidupnya yang penuh tantangan. Setiap keputusan selalu membawa konsekuensi yang tak terduga. Namun, ia yakin bahwa sholat tahajud dan doa istikharah akan memberinya petunjuk yang ia butuhkan. Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui setiap detak hatiku, setiap keinginan terdalamku. Aku berada di persimpangan jalan, di antara impian dan realita. Aku ingin mengambil keputusan yang terbaik, yang akan membawaku pada jalan kebaikan dan keberkahan. Sambil menahan tangis, Fauzi membaca doa istikharah dengan sepenuh hati. Ia merasakan kehadiran-Nya yang tenang, memberinya ketenangan dalam ketidakpastian. Ya Allah, dalam kesendirian malam ini, aku memohon petunjuk-Mu. Apakah Fakultas Hukum di UII benar-benar jalan yang Engkau kehendaki untukku? Apakah ini langkah yang akan membantuku tumbuh dan berkontribusi kepada masyarakat? Dalam keheningan malam, Fauzi merasakan kelegaan yang tak terhingga. Ia yakin bahwa Allah mendengar doanya, dan saat ini, hatinya diberikan kejelasan. Kupercaya bahwa Engkau telah menjawab doaku, ya Allah. Terlepas dari segala kenyamanan yang ditawarkan Fakultas Hukum di UII, dalam hatiku terasa keyakinan bahwa ini adalah pilihan yang Kau kehendaki bagiku. Meski ada keraguan dan tantangan di hadapanku, aku tahu Engkau akan membimbingku. Dalam ketenangan sujudnya, Fauzi meletakkan hati dan keyakinannya pada Allah. Dalam keadaan yang gelap gulita, ia menemukan sinar harapan yang terpancar dari hatinya yang penuh keyakinan. Terima kasih, ya Allah, atas petunjuk-Mu. Aku akan menerima pilihan ini dengan tangan terbuka dan berkomitmen untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Aku percaya bahwa di sini, di Fakultas Hukum UII, aku akan menemukan ilmu yang berharga dan jalan menuju kebaikan yang Engkau kehendaki. Dalam keheningan malam yang semakin redup **** Pagi itu, fajar menyingsing dengan cerahnya dari timur. Seperti biasa, Fauzi masih setia dengan sepeda bututnya. Hari ini ia berangkat agak siang karena memang sudah tidak ada kegiatan belajar namun ia ingin bertemu dengan Pak Tarno yang merupakan guru favoritnya sekaligus salah satu orang yang selalu mendukungnya. Tok..tok..tok..Assalamu’aikum Pak Tarno. Sapa Fauzi. Wa’alaikumsalam. Eh, Fauzi. Silakan duduk nak. Gimana, ada yang bisa ku bantu? Sahut Pak Tarno. Saya ingin berbicara dengan Anda tentang keputusan saya untuk memilih Fakultas Hukum di UII sebagai pilihan kuliah saya. Ujar Fauzi. Tentu, saya tertarik mendengar alasannya. Apa yang membuat kamu memilih Fakultas Hukum di UII? Saya mempertimbangkan beberapa faktor, Pak. Pertama-tama, di Fakultas Hukum UII, mereka menawarkan program bebas SPP. Itu artinya saya tidak perlu khawatir tentang biaya kuliah yang mahal dan dapat fokus sepenuhnya pada studi saya. Ungkap Fauzi. Itu tentu menjadi keuntungan yang besar, Fauzi. Tapi ingatlah, kualitas pendidikan juga sangat penting. Apakah Anda yakin Fakultas Hukum di UII memiliki kualitas yang baik? Tanya Pak Tarno Saya telah melakukan penelitian dan berbicara dengan mahasiswa yang telah mengenyam pendidikan di UII, Pak. Mereka memberi tahu saya bahwa Fakultas Hukum UII memiliki dosen-dosen berkualitas dan program yang terstruktur dengan baik. Saya yakin akan mendapatkan pendidikan yang baik di sana. Jawab Fauzi. Baiklah, itu penting. Tetapi apa lagi yang membuat Anda tertarik dengan Fakultas Hukum UII? Lanjut Pak Tarno Selain bebas SPP, Pak, di UII juga disediakan fasilitas bebas asrama. Ini sangat membantu saya karena saya tidak perlu mencari tempat tinggal di luar kampus atau mengeluarkan biaya tambahan untuk sewa rumah. Saya bisa tinggal di asrama kampus dan fokus pada kegiatan akademik saya. Fauzi menimpali Saya bisa melihat manfaatnya, Fauzi. Tapi apakah itu satu-satunya alasan? Sahut Pak Tarno Tidak, Pak. Ada lagi satu hal yang membuat saya tertarik. UII juga memberikan bantuan finansial berupa saku per bulan. Itu akan membantu saya dalam menjalani kehidupan sehari-hari di kampus dan mengurangi beban keuangan keluarga saya. Ucap Fauzi. Saya paham, Fauzi. Namun, saya ingin menekankan bahwa pendidikan adalah prioritas utama. Pastikan Anda memilih fakultas yang memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan minat dan bakat Anda. Lanjut Pak Tarno beri masukan. Tentu, Pak. Saya menyadari bahwa kualitas pendidikan sangat penting dan akan memprioritaskannya. Namun, faktor-faktor lain ini juga memberikan keuntungan bagi saya dan membantu mengurangi beban keuangan. Saya akan tetap berkomitmen untuk belajar dengan serius. Janji Fauzi kepada gurunya tersebut. Baiklah, Fauzi. Saya mengerti pertimbangan dan akan selalu akan mendukungmu. Selama kamu tetap fokus dan berkomitmen terhadap pendidikan, saya mendukung pilihanmu. Semoga sukses dalam perjalanan akademik Anda di Fakultas Hukum UII. Doa sang guru baik tersebut. Baik pak, terima kasih atas sharingnya. Saya mau ijin pamit dahulu. Assalamu’alaikum. Ucap Fauzi seraya bersalaman dengan gurunya. Wa’alaikumusallam. Hati-hati di jalan. Fauzi pun bergegas menuju ke parkiran untuk mengambil sepedanya. Ia pulang ke rumah dengan bahagia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD