Part 3

1410 Words
Nayla baru saja membuka matanya dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Bu Ani yang melihat pergerakan dari tangan Nayla, langsung berjalan menghampiri brankar yang ditidurinya. " Kamu udah sadar Nay? Syukurlah." Bu Ani berucap lega. " Nayla dimana ma?" Tanya Nayla. " Kamu lagi dirumah sakit sayang. Kemaren kamu pingsan dua hari, dan untungnya sekarang kamu udah sadar." Jelas Bu Ani. " Apa? Dua hari?" Tanya Nayla memastikan. " Iya nak." " Nenek Nayla mana, ma?" Tanya Nayla tiba-tiba. " Kamu yang sabar ya Nay, nenek kamu udah dikuburkan dua hari yang lalu." Lagi-lagi air mata Nayla kembali membuat anak sungai di pipi Nayla. Bu Ani langsung memeluk Nayla yang terdengar terisak. " Hiks." " Udah sayang, kamu harus ikhlasin nenek kamu." " Kamu masih punya kami. Kami ini sekarang keluarga kamu." Tambah Bu Ani lagi. Perlahan Nayla pun mulai tenang. " Makasih ya ma. Karena mama udah mau jagain Nayla selama dirumah sakit, hiks" " Sama-sama sayang, kamu itu kan anak mama juga. Udah jangan nangis lagi." Nayla kembali mengeratkan pelukannya. °°° " Ayo masuk sayang!" Ajak Bu Ani ketika sampai dirumah nya. " Iya ma." " Fatannn!" Teriak Bu Ani ketika masuk kedalam rumah. Bu Ani melihat Fatan sedang bermain HP diruang keluarga, membuat nya menjadi jengkel. " Fatan!" Teriak Bu Ani lagi. " Apa sih ma?" " Kamu ini benar-benar ya, istri pulang dari rumah sakit bukanya di jemput malah main HP disini." " Kan udah ada mama." Balas Fatan. " Kamu ini ya, dibilangin malah gak ngerti." Marah Bu Ani pada Fatan. " Udah ma, Nayla gak apa-apa kok." Nayla mencoba membela Fatan. " Nah, orang nya aja gak masalah tu." Ucap Fatan sambil menunjuk Nayla. " Dasar kamu ini ya." Ucap Bu Ani gak habis pikir. " Sekarang kamu ajak Nayla istirahat di kamar kamu! Cepat!" Perintah Bu Ani tegas. " Iya ma, iya." Jawab Fatan dingin. Fatan pun berjalan kelantai atas rumahnya dan diikuti oleh Nayla dibelakangnya. " Ngapain Lo masih berdiri disitu? Mau jadi satpam?" Ucap Fatan dingin ketika menyadari Nayla masih berdiri di pintu kamarnya. " I...iya kak." Jawab Nayla gugup. Lalu Nayla masuk kedalam kamar tersebut dan merapikan pakaian yang dibawanya kedalam lemari. " Ini kamar gue. Gue tu gak suka ya kalau Kamar gue berantakan. Jadi jangan pernah Lo berantakin kamar ini." Kata Fatan mengingatkan. " Iya kak, aku paham." Jawab Nayla. " Gue mau keluar dulu, Lo istirahat aja." Ucap Fatan dingin. Lalu Fatan melangkah keluar dari kamar itu. Bersih dan rapi, tapi kenapa pemilik nya sangat dingin. Pikir Nayla dalam hati. Ketika waktu makan malam, semua menikmati makanan nya dengan hikmat. " Fatan, Nayla! Ayah mau ngomong sesuatu sama kalian." Ucap pak Febri membuka suara. " Mau ngomong apa yah?" Jawab Nayla ramah. Sedangkan Fatan masih bersikap datar. " Besok ayah sama ibu mau berangkat keluar negeri untuk mengurus perusahaan yang ada di Singapura." Jawab pak Febri lagi " Kok mendadak yah?" Tanya Fatan. " Perusahaan yang disana lagi ada sedikit masalah, jadi ayah harus kesana untuk menyelesaikan masalah tersebut." Terang pak Febri. " Kamu gak apa-apa dirumah sama Fatan kan sayang?" Tanya Bu Ani kepada Nayla. " Nayla gak apa-apa kok ma." Jawab Nayla. " Syukurlah kalau gitu." Ucap pak Febri juga. °°° Pagi harinya, pak Febri dan bu Ani sudah bersiap untuk berangkat ke bandara. " Nayla,Fatan kami berangkat dulu ya." Ucap Bu Ani. " Iya ma,pa. Hati-hati yah!" Jawab Nayla. " Hati-hati ma, pah!" Jawab Fatan datar. " Iya, kalian baik-baik dirumah ya!" Pesan Bu Ani. " Iya ma." Jawab Nayla dan Fatan bersamaan. Setelah Bu Ani dan pak Febri sudah pergi, Nayla dan Fatan masuk kedalam rumah. Mereka saling diam dan tidak ada niatan untuk memulai pembicaraan. Fatan sibuk memainkan ponselnya, sedangkan Nayla masuk ke kamarnya dan membaca novel kesayangannya. " Gue mau keluar dulu." Kata Fatan memberi tahu. " Mau kemana?" Tanya Nayla basa-basi. " Bukan urusan Lo." Jawab Fatan cuek. Nayla hanya diam mendengar Jawaban Fatan tersebut. Fatan langsung pergi yang tidak diketahui kemana tujuan nya oleh Nayla. Fatan baru saja sampai dirumah fajar dan langsung saja masuk karena itu udah biasa dia lakukan. " Eh Fatan, sendiri aja Lo?" Tanya Fajar yang baru saja keluar dari kamarnya. " Emang Lo lihat gue sama siapa?" Tanya Fatan balik. " Sendiri." " Nah, tu Lo tau. Pake acara nanya segala." " Istri Lo ditinggal dimana? Kok gak Lo ajak?" Tanya Fajar lagi. " Malas gue ah bawa-bawa cewek kayak gitu." " Lo gak boleh gitu Tan. Dia itu kan istri Lo juga." Tegur Fajar. " Gak sudi gue punya istri kayak dia." Ucap Fatan lagi. " Kok Lo ngomong gitu sih. Ingat karma itu masih berlaku loh. Jangan sampai Lo termakan omongan Lo sendiri nanti." " Alah, masih aja percaya Lo sama yang gituan." " Serah Lo aja deh, capek gue ngomongin nya." Pasrah fajar. °°° Berhari-hari sudah dijalani Nayla dalam menghadapi sikap Fatan yang terbilang sangat cuek terhadap nya. " Lo berangkat sekolah nya diantar sopir aja." Perintah Fatan. " Gue gak mau teman-teman gue disekolah tau kalau gue udah nikah sama Lo." Tambah Fatan lagi. " Iya kak." Jawab Nayla. Fatan pun berlalu pergi menuju sekolahnya. Nayla pun juga beranjak masuk ke mobil untuk pergi ke sekolah. " Eh Fatan, baru datang ya?" Sapa Jelsy, teman seangkatan Fatan. " Hm." Fatan hanya berdehem. " Iih, Fatan kok cuek gitu sih?" kesal Jelsy. Namun Fatan tak menanggapi ucapan Jelsy dan meninggalkan nya yang sedang mengoceh sendirian. " Iiih..Fatan kok bikin kesel sih." Jelsy menghentakkan kakinya karena kesal. " Awas aja ya, aku pastikan kamu akan jadi milikku Fatan." Ucap Jelsy sambil menyeringai sendiri. " Nay, kekantin yuk!" ajak Dini. " Ayo." Nayla langsung menyetujui ajakan Dini. Dikantin, Nayla tiba-tiba jatuh karena ditabrak oleh seseorang. Dia adalah Jelsy. " Nayla..." Kaget Dini ketika melihat Nayla yang sudah tersungkur dilantai. " Lo kalau jalan lihat-lihat dong." Maki  Jelsy. " Eh Lo bukannya minta maaf, malah marah-marah lagi. Ini tuh salah Lo yang nabrak Nayla." Maki Dini juga yang tidak Nayla dibentak. " Kok Lo malah nyalahin gue sih?" Bentak Jelsy. " Ya emang  Lo yang salah kan." Orang-orang yang ada di kantin sudah berkumpul melihat pertengkaran tersebut. Fatan yang kebetulan juga ada di kantin hanya duduk diam, menonton perdebatan itu. " Teman Lo aja tu yang lebay, kesenggol dikit aja jatuh." Teriak Jelsy lagi. " Lo benar-benar ya, bukanya minta maaf malah marah-marah." Suara Dini sudah naik satu oktaf. " Udah Din!" sahut Nayla pelan. Namun tidak didengar oleh Dini. " Tan, Lo bantuin tuh si Nayla." Ucap Fajar. " Gue?" Tanya Fatan sambil menunjuk dirinya sendiri. " Ya iyalah, masak pak satpam sih." Ujar Fajar kesal. " Ogah banget gue bantuin dia." Jawab Fatan sekenanya. " Kok Lo gitu sih." Tanya Fajar. " Suka-suka gue dong." Fatan pun  berjalan meninggalkan kantin. " Kasihan kamu Nay, dapat suami kayak Fatan." Ucap Fajar sambil menggeleng kan kepalanya. " Nay kamu gak apa-apa kan?" Tanya Dini membantu Nayla berdiri. " Iya, aku gak apa-apa kok." Jawab Nayla. "Ayo Nay, aku antar kamu ke kelas." Tawar Dini. " Tapi bukannya kamu mau makan?" Tanya Nayla lagi. " Nanti aja deh, yang penting kita obatin lutut kamu dulu." " Baiklah." Ketika Nayla berjalan ke kelasnya, Nayla gak sengaja berpapasan dengan Fatan. " Kak Fatan." Sapa Nayla sambil tersenyum. Namun Fatan tidak menanggapi sapaan dari Nayla membuat senyum Nayla menjadi pudar. Sedangkan Dini mendengus kesal melihat Fatan yang bersikap cuek kepada Nayla. " Gue peringatin sama Lo ya, jangan sekali-kali Lo temuin gue disekolah! karena gue gak mau orang tau kalau kita ini udah nikah." Ujar Fatan tegas sambil menunjuk wajah Nayla. " Iya kak." Nayla hanya bisa pasrah dengan aturan yang dibuat oleh Fatan. " Fatan..." Tiba-tiba terdengar teriakan Jelsy ditelinga mereka. Jelsy berlari menghampiri Fatan. " Fatan ngapain sama dia sih." Ujar Jelsy pada Fatan. " Eh Lo, dasar cewek gak tau malu lah Yo. Gaya aja yang sok polos tapi malah suka kecentilan." Maki Jelsy pada Nayla. " Kenapa kakak Ngomong kayak gitu?" Tanya Nayla pada Jelsy. " Jangan sok polos Lo, pasti Lo lagi ngerayu Fatan kan." Tuduh Jelsy. " Aku gak ngerayu kak Fatan kok." Jawab Nayla lagi. " Alah gak usah bohong loh." Jelsy mendorong bahu Nayla. " Lo kalau ngomong di jaga dong." Sahut Dini. " Apa sih Lo, ikut campur terus." Dini ingin membalas ucapan Jelsy, tapi langsung ditahan oleh Nayla. "Fatan, kita ke kelas bareng yuk!" Ajak Jelsy. Tapi Fatan tetap diam dan tidak menanggapi ajakan Jelsy.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD