4. Si Cowok Dingin

792 Words
"Semakin aku penasaran tentangnya, semakin pula aku mengetahui banyak rahasia-rahasia yang disembunyikan dari sorot matanya." ~Airin Fernandan. Malam ini Airin beserta keluarganya menghadiri acara ulang tahun perusahaan Ayahnya. Fernandan Group yang ke tiga puluh lima tahun. Perusahaan keluarga yang diwarisi secara turun temurun itu tak pernah bergeser dari posisi Top 3. Kaki ini Airin tampak cantik dengan dress putihnya yang menjuntai sangat indah, dengan rambut panjang bergelombang yang digerai. "ADEK CEPE ... ASTAGFIRULLAH BIDADARI HABIS TURUN YA DARI LANGIT," teriak Petra yang terpotong saat melihat Airin tampak cantik di kanarnya. Petra yang memakai jas hitam serta tuxedo putih itu pun menghampiri adiknya. “Kamu ganti banget, Dek.” "Ih, Abang apaan sih Airin 'kan jadi malu," ucap Airin sambil memasang ekspresi malu-malu. "Alah, sok-sokan lo malu-malu. Biasa juga malu-maluin," ejek Petra. Airin yang kesal dengan Petra pun meninggalkan Petra seorang diri dii kamarnya dan turun terlebih dahulu. "Ebuset, gue ditinggal," ucap Petra yang langsung menyusul Airin ke bawah. "Ya Allah, putri Mommy cantik banget sih,," puji Sandra sambil menatap kagum Airin yang turun dari tangga bak seperti putri di kerajaan dongeng. "Ihh Mommy apaan sih," ucap Arin yang malu-malu dengan pujian sang Mommy. Mereka pun berangkat ke acara tersebut menggunakan mobil Alphard hitam sambil berceloteh ria di jalan. *** Sesampainya di tempat acara tersebut, ketika Kenzie beserta keluarganya turun dari mobil. Mereka langsung menjadi sorotan para wartawan yang tak ingin ketinggalan untuk menyorot keluarga terkaya di dunia tersebut. Mereka pun masuk dengan berjalan dengan berwibawa dan sangat anggun yang membuat semua orang yang melihatnya terpesona dan kagum dengan visual mereka berempat. Saat di dalam gedung Petra dan Airin pun berjalan berdua menghampiri para teman-teman Petra dan teman-teman Airin saat menyamar sebagai nerd girls. "Haii guys, pada sok kece banget lo pada," sapa Petra pada teman-temannya sembari bertos ala anak muda. "Anjir lo, udah kece gini dibilang sok kece," ucap Leon sambil menoyor kepala Petra. "Samping lo sapa?" tanya Stefan sambil menatap Airin dengan intens. "Apa lo liat-liat," ucap Airin dengan judes sembari menatap tajam Stefan. "Galak amat, Neng," balas Stefan dengan muka pura-pura merasa takut. Airin hanya menatap tajam ke Stefan, seolah ia adalah singa yang akan menerkam mangsanya detik itu juga. "Adik gue. Cantik kan? Oh iya dong abangnya aja ganteng," ucap Petra dengan tingkat kepedean yang sangat tinggi. "Cantik," puji Asri yang tak sengaja terpesona dengan penampilan Airin yang memang sangat cantik. "Wih, kayaknya Pangeran es mulai mencair nih. Jarang-jarang pangeran es kita muji cewek," sindir Leon sambil menggoda Arsi. Arsi hanya memutar bola matanya malas mendengar celotehan teman-teman yang menurutnya tidak penting. Airin yang dipuji oleh Arsi secara langsung pun menunduk malu-malu karena dipuji oleh gebetannya. Saat ini Kenzie dan Sandra sedang mengucapkan kata-kata sambutan dalam acara tersebut di atas panggung megah yang disediakan. Airin yang bosan pun memilih keluar dari gedung dan duduk di taman belakang gedung yang indah dengan lampu lampunya sebagai pemandangan. Saat sedang menatap bulan tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sampingnya ternyata dia adalah ARSI. "Eh, Kak? Ngapain disini?" tanya Airin yang bingung sembari sesekali mencuri pandang ke arah Arsi. Bukannya menjawab pertanyaan Airin, Arsi malah menatap wajah Airin dan berucap, "Bulannya cantik, ya?" "Bulan tuh di atas langit noh, Kak. Bukan di muka gue," ucap Airin menunjuk langit malam yang indah saat itu bertabur bintang dan sang chandra. "Menurut gue, lo itu mirip bulan. Indah, cantik dan menawan," puji Arsi sambil tersenyum kepada Airin. Airin yang mendengar dan melihat senyum Arsi pun tersipu malu. Karena Arsi yang biasanya cuek kini di depan Airin berubah menjadi sosok yang romantis di hadapannya. "Airin kalau dilihat cantik juga ya. Gue suka deh kayaknya sama dia," batin Arsi. Kini mereka berdua duduk di bawah sinar bulan yang sangat indah yang ditemani oleh ribuan bintang-bintang yang bertabur banyak dilangit. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Hingga tak terasa waktu sudah sangat larut dan di taman itu hanya tinggal mereka berdua saja. "Eh, udah larut banget ya," ucap Airin yang melihat jam dan menyadari hanya tinggal mereka berdua. "Eh, iya? Ayo pulang gue anter. Sekalian minta maaf sama Om Kenzie, "ucap Arsi kembali dingin. Hal itu pun membuat Airin sedikit kecewa dengan Arsi yang kembali dingin ketika berbicara kepadanya. Arsi pun mengantar Airin pulang dengan mobilnya, Suasana di mobil terasa begitu canggung karena tidak ada satu pun yang memulai pembicaraan. Saat Arsi menoleh ke arah Airin, ia mendapati gadis cantik itu tengah tertidur pulas dengan beberapa helai rambut menutupi wajahnya. Arsi yang melihatnya pun tersenyum diam-diam melihat tingkah Airin dan wajah Airin yang sangat cantik ketika tertidur. Saat kurang lebih menempuh perjalanan lima belas menit, mobil Arsi kini berada di depan sebuah rumah mewah nan megah. Rumah Airin. Arsi yang tak tega membangunkan Airin pun menggendong Airin ke kamarnya dan berpamitan pulang kepada orang tua Airin. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD