2. Hari Pertama

833 Words
"Sahabat yang tulus ialah dia yang selalu menemanimu saat kau sedih, terpuruk, senang dan dalam segala suasana." ~Airin Fernandan. *** Sang chandra sudah menyelesaikan tugasnya, dan kini Sang baskara yang memulai tugasnya. Tugas untuk menerangi bumi ini dengan sinarnya itu. Di kamar yang cukup besar terlihat seorang gadis yang masih tertidur pulas di kasurnya yang cukup empuk dan besar itu. Tok tok tok! Terdengar suara pintu diketuk beberapa kali. Tetapi, sangat empu kamar tak juga terganggu dari tidurnya itu. Bahkan ia malah mengeratkan pelukannya pada bantal yang ada di rengkuhannya. "Airin!! bangun woy, lo kebo banget dah," teriak seorang lelaki tampan yang tak henti mengetuk pintu kamar adiknya. Jika pintu itu bisa rusak, mungkin sudah rusak sedari tadi karena ulah pria itu. Airin yang merasa tidurnya terganggu pun mulai bangun dan berjalan membuka pintu kamarnya. Dengan menggunakan piyama berwarna pink, dan juga rambut yang berantakan. "Apaan sih, Bang. Gue masih ngantuk tau semalam abis nonton drakor," ucap Airin kesal sembari sesekali menguap. "Ini hari pertama lo masuk Kampus. Lo mau telat, hah?" ucap Petra yang mulai sedikit kesal dengan adiknya itu. "OHHH IYAAA!! MAMPUS AIRIN LUPAAA," pekik Airin sambil menepuk jidatnya sendiri. Airin pun langsung terburu-buru memasuki kamar mandi dan bersiap siap untuk hari pertamanya sebagai Nerd Girls. Setelah sepuluh menit bersiap-siap, kini Airin sudah tampak rapi dengan memakai Celana Jeans putih dan baju Kaos berwarna pink dengan tulisan strong girls. Tak lupa juga Airin memakai kacamata bulan non minus dan rambut yang dikepang dua. Airin pun turun dari kamar untuk sarapan bersama keluarga tercintanya. Ia menghampiri Petra yang tengah mengolesi roti miliknya dengan selai coklat. "Morning, Mommy, Daddy, Abang," sapa Airin dengan senyum yang merekah indah. "HAHAHAHA, ANJIR LO LUCU, DEK, CUPU BANGET," ejek Petra tertawa sambil memegangi perutnya. Airin pun duduk di samping Petra dan menjitak kepalanya dengan muka sebal karena diejek oleh sang Kakak. "Anjir sakit, Nyet," ucap Petra sambil mengelus kepalanya yang dijitak oleh Airin. "Udah-udah, makan dulu. Nanti kalian terlambat," tegur Sandra sembari menghidangkan nasi goreng yang baru selesai dimasaknya. "Siap, Mommy!!" Mereka pun makan dengan diam dan tenang, hingga makanan habis Airin pun berdiri dari kursi makan dan berpamitan untuk berangkat ke kampus kepada Daddy Daddy Mommynya.. "Momyyy, Daddy, Abang. Airin berangkat dulu ya," pamit Airin kepada orang tuanya. "Loh, kamu gak bareng Abang kamu?" tanya Kenzie dengan dahi yang berkerut. "Gak, Dad. Nanti kalau Airin bareng Abang nanti ketahuan lagi kalau aku ini anaknya Daddy," ucap Airin. "Yaudah deh," ucap Kenzie menyerah, percuma berdebat dengan anaknya dipastikan dia akan kalah. Airin pun berangkat ke Kampus dengan menggunakan bus agar penyamarannya tidak terbongkar. *** Sesampainya di Kampus Airin pun segera berbaris untuk mendengar pengumaman yang akan disampaikan oleh dosen ataupun kakak tingkatnya. Pada penyamaran ini Airin memilih masuk ke Jurusan Bisnis, karena dulu saat di Amerika ia sudah menyelesaikannya sehingga mendapat gelar Master. Setelah mendengar pengumuman di mana ruangan kelasnya berada, Airin pun mulai masuk ke kelasnya. Saat masuk di kelas, di sana terlihat sudah banyak mahasiswa/i yang telah duduk dan mengobrol dengan mahasiswa lainnya. Ada juga yang sedang fokus bermain handphone. Airin yang tak kenal siapa-siapa pun duduk di samping jendela agar jika bosan dia bisa melihat pemandangan taman yang menghiasi luar jendela. Setelah duduk ia pun lebih memilih mendengar musik lewat earphone. Tak lama kemudian datanglah beberapa kakak tingkat yang mungkin bakal mengisi kegiatan Pengenalan Lingkungan Kampus yang akan dilaksanakan tiga hari ke depan. "Assalamualaikum, Adik-adik," sapa seorang kakak tingkat perempuan yang sangat cantik dan ramah. "Wa'alaikunsalam, Kak," sapa para mahasiswa/i yang ada di kelas tersebut serempak. Di depan terdapat tiga orang kakak tingkat. Satu cewek dan dua cowok. Tapi, salah satu cowok yang terlihat cuek namun paling tampan rupanya membuat seorang gadis tak bisa berpaling darinya. Airin POV "Gila tuh cowok yang ujung ganteng banget anjir, walaupun kayaknya cuek sih." Di depan sana gua liat tiga kakak tingkat tersebut memperkenalkan dirinya satu-persatu. "Kenalkan nama saya Nadine," ucap kakak tingkat perempuan dengan senyuman manisnya dan sangat ramah menurut gue. "Gue Daffa," ucap cowok yamg berdiri tepat di sebelah cewek itu sambil sedikit tersenyum membuat banyak mahasiswi histeris dengan senyumannya. 'Kyaaa gansss bat dehh.' 'Aaaaaa minta id linee dong kakk.' Itulah contoh teriakan para mahasiswi yang ada di ruangan itu. "Dan gue Arsi," ucap pria yang sedari tadi kupandangi itu dengan muka datar. "Nah, sekarang kalian perkenalkan diri masing-masing dari yang ujung," pinta Kak Nadine sambil menunjuk cewek yang duduk di depan gue. Cewek yang ditunjuk pun berdiri dan memperkenalkan dirinya dengan ramah dan memberikan senyuman manisnya, membuat banyak mahasiswa yang menggodnya. "Hallo, nama saya Natasha Adiyathama. Kalian bisa panggil Nasha, umur saya sembilan belas tahun," ucap cewek yang gue tau namanya Natasha. Setelah perkenalan beberapa orang, kini gue yang ditunjuk oleh kak nadine untuk memperkenalkan diri. Gue pun berdiri dan memperkenalkan diri gue. "Halooo saya Airin F, biasa dipanggil Ririn umur saya enam belas tahun." gue sedikit tersenyum. 'Nerd ya?' 'Kyaknya pinter tpi sayangnya cupu' 'Wahh, muda banget' "Hallo Airin, kamu mahasiswi termuda tahun ini, kok bisa udah kuliah tapi masih umur enam belas tahun?" tanya kak Nadine. "Saya masuk kelas akselerasi pas SMP sama SMA kak makanya cepat kuliah." Kak Nadine pun hanya menganggukkan kepalanya mengerti dan melanjutkan acara pengenalannya. Setelah beberapa menit acara perkenalan diri kita pun dibiarkan untuk berbincang dan saling mengenal satu sama lain, alasannya sih supaya lebih akrab. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD