Aku bukan santapan

1121 Words
Senyum di bibir Rosemary tidak hilang saat dia mendengarkan semua kalimat yang keluar dari mulut Alfa. Sebagai seorang pemain film yang namanya tidak diragukan lagi, sikapnya lebih sering seperti angin. Dia  selalu berhembus sesuai dengan keinginannya. Tidak ada yang bisa menahannya. “Kenapa? Kau marah karena aku meninggalkan dirimu tadi?” selidik Alfa melihat Rosemary hanya tersenyum. “Tidak Alfa. Kau adalah pemain utama dan aku sangat yakin kalau kau harus menyapa orang penting yang hadir di sini,” sahut Rosemary tertawa. “Syukurlah. Tapi kenapa kau tidak menyapa mereka?” tanya Alfa tertarik. “Entahlah. Aku merasa kalau aku sebenarnya salah masuk,” jawab Rosemary kembali mengambil kudapan yang bentuknya begitu kecil tapi rasanya begitu nikmat. “Apa semua makanan yang enak itu selalu lebih kecil ukurannya,” katanya membatin saat dia mengambil kembali lalu mengunyahnya dengan nikmat. “Memangnya seenak itu?” tanya Alfa tertarik melihat cara makan Rosemary. “Kau coba saja!” perintah Rosemary sambil menyuapkan kudapan yang sama ke dalam mulut Alfa. “Kalian ini seperti pengantin saja. Kalian lihat bos sudah datang,” tegur Riska yang tiba-tiba sudah berada di belakang Rosemary. Dalam hati Rosemary berkata, “Kenapa kedua bintang utama yang dia kenal selalu bicara mengagetkan, apa mereka tidak bisa memperlihatkan diri lebih dulu sebelum bicara?” “Ya Tuhan…kalau memang dia yang akan menjadi pendamping hidupku, aku akan meninggalkan semua pekerjaan yang aku lakukan dan hanya akan melayani dia seorang,” suara Riska yang memuja membuat Rosemary dan Alfa mengikuti arah pandangan Riska. Apakah Rosemary harus melakukan hal yang sama seperti Riska dan sebagian besar pemain wanita lainnya. Terpaku melihat ketampanan lelaki asing yang berdiri di samping Anggoro Mulya. Laki-laki itu terlihat berbeda dengan penampilannya. Rosemary tidak tahu mengapa kehadiran laki-laki itu membuatnya waspada. Dia belum pernah melihatnya tetapi sudah berhasil menguncang ketenangan dirinya. “Dia milikku dan jangan pernah menggodanya,” bisik Riska di telinga Rosemary. “Tidak perlu khawatir, aku sama sekali tidak berminat,” jawab Rosemary berusaha menjadi tidak terlihat. “Kamu mau ngapain? Memangnya yakin kalau dia peduli padamu?” goda Alfa membuat Rosemary tertawa dengan kebodohannya. Rosemary hanya mampu tersenyum malu dengan tindakan bodohnya hanya karena ucapan Riska. Siapa dia mengapa dia tidak sadar diri? Rosemary adalah wanita yang belum pernah berhubungan dengan lelaki secara serius, tetapi mengapa malam ini dia merasa seperti seseorang telah berhasil menyentuh tubuhnya? Di dalam hati terkecilnya Rosemary seperti merasakan ada tangan yang menyentuh ke dalam dirinya membuatnya tidak aman. Seperti sebuah daya tarik yang sangat luar biasa terjadi pada mereka berdua pada saat lelaki itu mengangkat kepalanya mengalihkan perhatiannya pada orang-orang yang sudah menunggu kehadirannya dan matanya berhenti cukup lama pada Rosemary. “Mengapa dia menatapku seperti itu? Apa aku melakukan kesalahan?” kata Rosemari dalam hati hingga dia bergerak ke belakang Alfa tanda dia sadari. “Kau yakin tidak mengenalnya?” bisik Alfa pelan. “Tidak, aku malah baru melihatnya,” balas Rosemary dengan cara yang sama yaitu berbisik. “Tapi kenapa dia sepertinya mau memakanmu?” “Mungkin pengaruh makanan tersebut sudah membuatku semakin manis dan memikat,” jawab Rosemary membuat Alfa tergelak. “Apa ada yang lucu?” tanya Danur memberi peringatan pada Alfa dan Rosemary yang terlihat begitu sibuk bicara. Mereka kembali memberi perhatian lebih pada kedua lelaki yang berdiri dengan sikap yang begitu berbeda. Anggoro sebagai tuan rumah terlihat tegang seolah menanti keputusan apakah hidupnya akan selamat sampai besok pagi sementara pria yang memiliki tubuh lebih tinggi dan juga kekar daripada semua lelaki yang berada di halaman belakang rumah Anggoro terlihat santai. Seolah-olah malam ini adalah miliknya. Segala macam kalimat yang berisi sanjungan dan pujian diberikan oleh Anggoro tentang film yang tengah mereka lakukan serta para pemainnya yang selalu mendapatkan penghargaan. Anggoro mendadak menjadi pria yang sangat berbeda. “Menurutmu tamu itu mau ngasih dana ga?” tanya Alfa kembali berbisik. “Entahlah. Tapi yang dikatakan Pak Anggoro ada benarnya juga. Kau dan Riska adalah dua orang bintang yang seringkali mendapat penghargaan. Kau tidak mungkin mengatakan tidak benar, kan?” jawab Rosemary kembali. Sebuah nama sudah disebutkan, nama yang terdengar berbeda di telingan mereka diikuti seruan tertahan dari beberapa orang, khususnya pada wanita saat pekerjaan yang menjadi sumber keuangan pria itu di sebutkan. Lev Gregori, putra tunggal pemilik pertambangan batu mulia yang berada di benua Eropa Timur. “Kau dengar apa yang membuatnya berbeda, kekayaan yang dia miliki,” suara Alfa terdengar berbeda begitu mendapati bahwa lelaki asing yang lebih darinya ternyata memang memiliki kelebihan yang tidak mungkin dia miliki. “Dan aku sama sekali tidak peduli. Kenapa? Karena aku tidak memiliki hubungan dengannya,” jawab Rosemary pelan dari belakang bahu Alfa. “Serius kau tidak peduli? Kau tidak lihat kalau dia sepertinya tertarik padamu?” goda Alfa terkekeh. “Lalu? Apa aku harus tidak sadarkan diri karena tahu dia tertarik, atau aku harus histeris mendengarnya?” jawab Rosemary lebih memilih memperhatikan ke arah lain daripada ke depan. “Tentu saja aku memilih kau tidak sadarkan diri daripada harus berteriak histeris,” jawab suara dengan bahasa yang membuat Rosemary melihat ke arah depan melewati bahu Alfa. “Kau…bagaimana bisa Anda bisa berada di sini, bukannya tadi Anda masih berada di depan?” tanya Rosemary gugup. “Menurutmu berapa jarak tempatmu berdiri ke tempat aku berdiri tadi?” kembali terdengar pertanyaan dari mulut lelaki yang dikenalkan dengan nama Lev. “Saya tidak tahu, tapi saya minta maaf kalau suara saya sudah membuat Anda terganggu,” jawab Rosemary pelan. “Aku tidak yakin kalau sudah terganggu dengan semua obrolan kalian. Aku lebih terganggu dengan sikapmu yang bersembunyi di balik punggung seorang lelaki,” sahut Lev melirik Alfa seolah bertanya apakah Rosemary adalah gadisnya atau bukan. Dalam hati Rosemary mengutuk ucapan yang keluar dari mulut Lev. Kenapa dia harus terganggu saa dia lebih memilih berlindung di belakang Alfa. Dan bila dia terganggu kenapa dia tidak melepaskan pandangannya terhadap dirinya? Tidak mungkin seorang wanita akan diam mematung kalau seorang pria yang sangat menarik seperti Lev memandang tubuhnya sehingga membuat tubuhnya bergetar hingga kedua kakinya terasa lemah. “Aku minta maaf, tetapi mengapa aku yang berdiri di belakang Alfa mengganggu Anda sementara banyak orang yang menatap penuh kagum?” tanya Rosemary berani membuat Anggoro yang berdiri di samping Lev terkejut. “Karena kau berbeda. Kau adalah satu-satunya wanita di halaman ini yang justru menghindariku. Apakah ini caramu menarik perhatian?” pertanyaan penuh tuduhan yang diberikan oleh Lev pada Rosemary. “Hah? Sebelumnya Anda berkata kalau saya sudah mengganggu Anda dan sekarang Anda berkata kalau saya mencoba menarik perhatian Anda dengan cara yang berbeda. Boleh saya bertanya?” “Silahkan?” “Apakah Anda akan memberikan dana yang cukup besar untuk film ini?” tanya Rosemary membuat Anggoro dan Danur yang sejak tadi berdiri di samping Alfa melotot galak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD