About you 1

1024 Words
"Reva, aku Andre Maulana menjatuhkan talak padamu. Mulai saat ini kamu bukan lagi istriku, aku membebaskanmu!" Andre suami dari Reva mengucapkan kata talak dengan lantang dan serius. "Tapi kenapa, Ndre?" mata Reva berembun, Andre menatap mata Reva lalu berkata, "aku bosan dengan mu, kamu tidak seperti wanita-wanita yang lain. Intinya, kamu tidak bisa memuaskan aku," tandas Andre terdengar menyakitkan. Setelah berkata demikian, Andre memungut pakaiannya dan segera memakai bajunya dan keluar meninggalkan calon mantan istrinya tergolek di tempat tidur. Reva tergugu, tubuh polosnya yang di tutupi dengan selimut terguncang hebat. Reva tersenyum miris, Andre, calon mantan suaminya meminta haknya sebelum mengucapkan kata talak, permainan hidup yang sempurna bukan. "Baik, aku terima keputusan talakmu," kata Reva, percuma memang karena Andre sudah tidak di sana, jadi dia tidak mungkin mendengarnya. Perlahan Reva turun dari ranjang empuk itu dan memunguti pakaian miliknya yang berserakan, dengan tubuh berbalut selimut, kaki Reva melangkah ke kamar mandi, membersihkan diri dan setelah itu dia berfikir akan meninggalkan rumah ini. "C'k bosan katanya," senyum kecut terulas dari bibirnya. Di bawah guyuran shower dengan air yang dingin dia mencoba meredam amarahnya, ini tidak baik jika dia dendam pada pria yang akan menjadi mantan suaminya. "Dia pikir aku tidak tahu, jika dia sudah menghamili kak Sinta," Reva tersenyum miring, ya Reva tahu sebenarnya kenapa Andre menceraikan dirinya. Hanya demi seorang benalu dan wanita materialistis, si Sinta, atau lebih tepatnya kakak kandungnya. Memang jika di pandang menurut mata Reva lebih manis dan menyenangkan, sedang Sinta bertubuh semok, membuat semua pria ingin mengajaknya ke tempat tidur dan menghangatkan ranjang mereka. Reva berdecih lalu mengambil sabun dan mengusap tubuhnya di mana tadi Andre menyentuh dan mencium dirinya. Reva ingin menghilangkan bekas pria tidak beradab tersebut. Selesai mandi Reva menyambar baju kimono berbahan handuk, lalu melangkah keluar dan mengambil pakaian untuk dia pakai. "Apa aku harus balas dendam?" gumam Reva lirih, tangannya sibuk memegang hair driyer dan mengeringkan rambutnya yang tadi dia basahi. "Jika aku balas dendam, harus dengan cara halus'kan?" lagi Reva bergumam sendiri, senyum jahat tercipta di bibir seksinya. Setelah selesai berbenah, Reva segera mengemas pakaian serta barang-barang miliknya, jangan sampai nanti si benalu itu memakainya, begitu pikir Reva. Cukup perhatian dan kasih sayang mama serta papa juga cinta Andre yang dia rebut. Kini Reva menganggap dirinya yatim piatu dan hidup seorang diri, tidak mempunyai orang tua juga saudari. "Non Reva mau kemana?" bi Surti dengan jalan tergopoh-gopoh menghadang sang majikan, "saya harus pergi, Bi," sahut Reva dengan tenang, bi Surti menggeleng keras. "Tidak, non tidak boleh pergi. Jika non pergi bibi sama siapa?" bi Surti wanita paruh baya yang berusia sekitar lima puluh tahun itu meraung, melarang majikan perempuan nya pergi. "Tapi saya harus pergi, Bi!" sentak reva tidak sadar, bi Surti menunduk takut. Bi Surti lebih takut Reva yang marah dari pada Andre yang memarahi dirinya. "Saya sudah bukan istri Andre lagi, dia menalak saya," suara Reva melemah, namun tidak ada airmata di sana. "Non Reva, bawa saya bersamamu," Reva mendengus sebal, sebenarnya Reva sangat sayang pada bi Surti. Lima tahun bi Surti mengabdikan diri menjadi asisten rumah tangga nya, membuat rasa sayang pada hati Reva tumbuh entuk wanita paruh baya ini. "Tidak, Bi," Reva menolak dan menyingkirkan tangan bi Surti yang sedari tadi menggenggam kedua tangannya. 'Karena Reva tidak ingin memiliki kelemahan, Bi. Dan sekarang kelemahan Reva adalah bibi,' lirih batin Reva berbicara. "Non! Saya mohon!" bi Surti berteriak namun tidak di gubris oleh Reva, "maaf, Bi. Suatu saat nanti, Reva akan menjemput bibi," ucap Reva lirih. Kaki yang berbalut celana jeans dan memakai sepatu flatshoes itu melangkah menuju gerbang dan segera pergi setelah taksi online yang dia pesan datang. Bi Surti yang menyusul, kehilangan jejak, wanita paruh baya itu bersandar pada pagar dan tubuhnya yang renta luruh ke lantai, "non Reva," bi Surti mengumamkan nama majikan wanita-nya. **** Di tempat lain seorang pria sedang duduk di kursi empuk, tangan kirinya memegang gelas berisi cairan haram, matanya terpejam menikmati sentuhan wanita-wanita yang asisten pribadinya panggil untuk menyenangkan sang big bos. Di depannya ada pria lain yang sedang menunduk takut, sesekali matanya melirik wanita yang sedang duduk di samping pria yang bernama Zidan. "Apa yang kau tawarkan jika aku meminjamkan modal yang begitu besar untukmu?" tanya pria yang bernama Zidan itu dengan angkuh, "saya akan memberikan apapun yang anda minta," jawab pria lain dengan percaya diri. "Bagaimana jika kau berikan istrimu dan aku akan memberikan uang untuk menambah dana usahamu?" Zidan tersenyum miring, sedang lawan bicaranya hanya bisa meneguk ludah dengan susah payah. "Baik, saya akan membawa istri saya kehadapan anda," sahut pria itu dengan percaya diri, "bagus," kata Zidan terdengar seperti memuji. "Tuan Andre," Zidan memanggil pria itu yang ternyata adalah si Andre, calon mantan suami dari Reva, Andre yang dari tadi menatap genit pada wanita yang berada di pelukan Zidan seketika terkejut "Ya, Bos," jawabnya dengan gelagapan, "cih, apa kakak ipar dan istri yang kau punya tidak memuaskan nafsumu?" pertanyaan yang terdengar sindiran bagi Andre. Andre juga pernah menukar Sinta, kekasih gelapnya dengan uang, ya walau hanya ONS, tapi uang yang dia dapat lumayan dan sebagian dia berikan pads Sinta sebagai hasil jerih payah. Kini dia menukar Reva, calon mantan istrinya pada Zidan, yang sangat terkenal sebagai pria yang suka gonta ganti wanita namun banyak uang. Jadi itu tidak masalah bukan? pikir Andre. "Semua pria akan menelan ludah dan matanya tidak akan berkedip saat melihat wanita cantik dan seksi bos," ucap Andre penuh percaya diri. Zidan sebenarnya telah mempelajari seluk beluk dan kehidupan pria di depannya, si Andre. Pria yang berani menghiyanati istrinya dan berselingkuh dengan sang kakak ipar, sebenarnya dia malas jika harus memberikan pinjaman untuk pria tidak tahu diri itu, namun untuk memberi dia pelajaran, melakukan ini adalah sesuatu kesenangan tersendiri baginya. Zidan jamin, Andre tidak akan bisa mengembalikan uang itu, jadi dia menjadikan Reva menjadi tawanan atau penebus hutang Andre. Zidan belum tahu kalau Andre sudah menjatuhkan talak pada Reva, jadi kini Andre sudah tidak berhak atas diri Reva, dan Andre lupa akan hal itu. Wanita di sebelah kiri Zidan menuangkan lagi minuman beralkohol itu kegelas Zidan yang sudah kosong, "Mau?" Zidan menawari Andre minumam beralkohol tersebut, namun di tolak dengan halus oleh Andre, membuat Zidan berdecih lalu terkekeh. Menurut Zidan, tidak mungkin seorang pemain wanita tidak minum minuman seperti ini. Seorang wanita dengan pakaian yang kurang bahan datang dan mengusir wanita-wanita yang berada bersama Zidan, membuat pria itu marah dan murka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD