CHAPTER 12 : PERCAYA

1753 Words
Selina sedang mengambil beberapa minuman untuk para tamu yang duduk di meja bundar. Namun, saat dia akan melangkah ke sana, Mika menghadangnya. Tiba-tiba saja Mika menyandung kakinya sendiri dengan kaki Selina, lalu terjatuh. Minuman dalam gelas di nampan pun ikut tumpah mengenai gaun panjang milik Mika yang sedikit robek. Untunglah gelas yang digunakan bukan kaca. Mika mengadu kesakitan, semua tamu mendekat melihat kejadian itu. "Kamu pasti sengaja, kan?!" Mika langsung menuduh Selina. Dia yang melihat Leo, meminta pria itu menolongnya. Leo membantunya untuk bangun. "Sakit …," lirihnya, tampak benar-benar kesakitan. "Leo lihat pekerja kamu ini, dia sengaja mencelakaiku!" adunya. Leo diam sambil berpikir, apa mungkin Selina tega? "Dia yang sengaja menyandung kaki saya, lalu terjatuh sendiri." Dengan tegas Selina melakukan pembelaan. Beberapa karyawan berbisik, ada yang mengatakan mentang-mentang Selina sahabat istri Aries, dia bisa bertingkah seenaknya. Ada pula yang karena tak menyukai Mika, tidak percaya apa yang dikatakan wanita itu. "Pasti dia yang menyuruh pelayan itu melukaiku. Aku melihat mereka tadi mengobrol." Mika menunjuk seorang perempuan yang baru tampak di kerumunan tersebut. Perempuan yang adalah Starla itu terbelalak tak percaya. Dia difitnah. Starla segera melihat ke arah Aries yang juga sedang menoleh kearahnya. Starla menggeleng, lalu melangkah menuju suaminya itu. "Apa maksudnya? Saya saja tidak tahu apa yang terjadi," balas Starla sambil merangkul lengan Aries. Dia sebenarnya takut, tapi berusaha tenang karena ada sang suami di sampingnya. "Tidak usah pura-pura lugu. Kamu itu sebenarnya licik, bukan? Sudah keluarga kamu meminjam uang ratusan juta pada keluarga Om Danu serta menggoda Fabian, sekarang kamu berhasil menjerat Aries?" Kembali fitnah yang dilontarkan Mika. Lidah Starla kelu, begitu rendahkah dia di mata wanita yang bernama Mika ini. Padahal dia tak pernah berurusan dengan wanita itu. "Maaf sekali Nona Mika, apa tadi yang Anda katakan, istri saya licik? Coba bercermin pada diri Anda sendiri, setelah ketahuan selingkuh dan tidur bersama pria lain di unit apartemen pemberian Leo, lalu sekarang setelah pria selingkuhan meninggalkan Anda, Anda berusaha kembali mendekati Leo, membuat kekacauan seperti ini agar diperhatikan. Licik dan tidak tahu diri sekali!" Sekarang Arieslah yang bersuara. Seperti biasa, ucapannya tajam dan sangat menusuk. Dia sudah menyelidiki alasan kenapa Mika sepertinya mendekati Leo kembali, terlihat Mika beberapa hari yang lalu menemui bos sekaligus sahabatnya itu di kantor. Mika geram sekaligus malu, aibnya karena berselingkuh terbongkar begitu saja. Wajahnya memerah menahan amarah. Leo melepaskan pegangannya pada Mika, walaupun dia masih susah move on, tapi dia punya harga diri, dia tidak mau menjadi bahan pelarian. Malu juga dengan karyawan, jika kembali dengan Mika, tampak seperti bos yang tak punya wibawa. "Kenapa Anda jadi membahas masa lalu?!" seru Mika. "Bukankah Anda yang mulai mengungkit masa lalu istri saya bahkan disertai fitnah di dalamnya! Apa tadi, istri saya menggoda Fabian? Mohon maaf istri saya punya mata yang sangat jeli, tidak mungkin dia mau dengan pria buruk seperti Fabian!" Aries kembali dengan kata-kata tajamnya yang sekarang membuat sang istri terpukau. Aku punya mata jeli, makanya cinta cuma sama Aa' Aries. Aa', Eneng padamu, batinnya berbunga-bunga dibela habis-habisan. "Aries!!!" bentak Fabian. Sungguh geram dengan ucapan pria itu, sedangkan Aries tampak tak peduli. "Sudah, sudah, masalah ini kenapa merambat ke mana-mana. Coba buktikan dulu dengan melihat rekaman CCTV di sini." Wildan mulai bersuara, dia berusaha tenang, meskipun sedikit malu pada koleganya karena terjadi kekacauan seperti ini. HasiL CCTV tidak menunjukkan siapa yang bersalah karena memang dari sisi yang tak terlihat jelas. "Sudah jelas itu memang ulah pelayan ini karena dia tidak senang sama saya dan lagi ternyata dia sahabat wanita licik ini!" Mika kembali menuduh Selina dan Starla sambil menunjuk keduanya. Dia meminta diperlihatkan rekaman CCTV di mana Starla dan Selina sedang mengobrol. Terlihat kedua gadis itu tertawa, tapi setelahnya menunjukkan senyuman miring, kemudian tertawa kembali "Itu lihat ekspresi mereka, pasti merencanakan semua ini!" tuduh Mika. "Yang saya dengar juga mereka pernah berkelahi dengan karyawan di sini!" Fabian menambahkan, dia baru saja dapat info tentang itu. "Dasar Preman!" Sekarang Tavisha ikut menyindir. Aries menoleh pada keduanya, seperti mengatakan mengapa kalian tersenyum miring seperti mempunyai ide jahat. "Itu cuma bercanda, A'. Tanya saja Ria dan Tia, kita tidak punya rencana jahat apapun," terang Starla masih setia merangkul lengan suaminya, Selina pun mengangguk mantap. Lain kali mereka tidak mau bercanda seperti itu, sial sekali, bukan? Pakai bercanda segala ini si ratu gombal, batin Aries, lebih baik mendengar istrinya menggombal sepanjang hari daripada harus terlibat masalah seperti ini. Ria dan Tia sambil menggendong si kembar planet yang mengantuk pun mendekat membenarkan ucapan Starla. "Dengar sendiri mereka hanya bercanda, lagi pula ini tidak membuktikan apapun." Aries tetap membela sang istri. "Pokoknya kamu harus ganti rugi, gaun saya rusak karena kamu!!!" tuntut Mika pada Selina. "Saya tidak merasa salah, Anda sendiri yang menghadang jalan saya. Jelas-jelas saya sedang bekerja!" Selina geram sekali dengan perempuan di hadapannya. Belum pernah ia dipermalukan di depan orang banyak seperti ini. "Sudah miskin, tidak tau diri—" "Oke, berapa harga gaunnya?" tanya Aries mulai jenuh. "Tapi, aku tidak salah, Kak," protes Selina. "Saya tau kamu tidak salah di sini. Saya hanya ingin beramal saja pada wanita tidak tahu malu yang mengemis di pesta semegah ini demi sebuah gaun yang ia rusak sendiri." Aries menekankan kata mengemis. Selina diam, tersenyum dalam hati ketika melihat wajah malu Mika. "Aries!!!" Sekarang Danu yang tidak tahan dengan sikap putranya membela seorang pelayan. Aries menoleh pada sang ayah. "Tuan Danu tolong nasihati mereka agar jangan mengganggu keluarga saya, termasuk orang-orang yang tinggal di rumah saya," ucapnya masih dengan nada tenang. "Oke, bagaimana Nona Mika apa Anda masih butuh uang untuk mengganti gaun?" tanya Aries dengan nada angkuh. Namun, dalam hati sudah deg-degan, takut kalau harus keluar uang. Belum lama lima ratus juta melayang, Mika pasti memakai gaun dengan harga yang cukup mahal. Mika tidak menjawab memilih diam menahan amarah yang akan meledak. "Ya sudah kalau tidak mau," lanjut Aries cepat, dalam hati kegirangan. "Mohon maaf Om Wildan, meski bukan kami yang memulai keributan, tapi kami juga ikut andil. Sebaiknya kami permisi." Aries memilih pamit selain untuk menghindari hujatan para keluarga sang ayah, yang dijuluki keluarga demon oleh istrinya, dia juga menghindari Mika berubah pikiran ingin mengganti gaunnya. Aries melirik Leo sekilas seperti memberi peringatan jangan sampai terjebak oleh rayuan wanita seperti Mika. Leo mengangguk, dia harus tahan godaan. "Mau kabur kalian?!" Fabian menyahut padahal baru saja Wildan ingin membuka suara. Benar-benar tidak sopan, batin Wildan. "Bukan kabur, tapi saya masih punya rasa malu harus beradu argumen di acara ulang tahun Om Wildan, beda sama kalian yang tidak tau malu. Permisi," jawab Aries segera menggandeng tangan Starla dan mengajak Selina, Ria, dan Tia untuk mengikutinya, sedang Venus dan Mars sudah tampak tertidur. Tidak lupa dia mengangguk ke arah Wildan dan ditanggapi anggukan oleh pria paruh baya tersebut. Starla sendiri ingin terkekeh melirik sebentar manta calon suaminya. Ibarat kata di kepala Fabian seperti keluar asap saking geramnya. Keluar dari aula, Aries meminta Ria dan Tia menemani Selina untuk mengganti pakaian pelayannya. Venus dan Mars berpindah tangan digendong oleh Aries serta Starla. Di lobi sudah ada Sopian yang menjadi sopir hari ini, mereka membawa dua mobil, Aries mengendarai sendiri bersama istri dan anak-anaknya, sedangkan Sopian bersama Ria dan Tia. Mbok Sur dan Pak Sur bertugas menjaga rumah. *** Di dalam mobil, Aries, Starla, dan Selina memilih diam dengan pikiran masing-masing, sedangkan anak-anak masih terlelap tanpa terganggu. Selina menatap ke arah jendela mobil, gerimis membasahi ibu kota malam ini. Ternyata berjuang di ibu kota juga susah, meski belum cukup sebulan sudah ada orang-orang yang tidak menyukainya, bahkan tadi memfitnahnya di acara besar. Ia jadi rindu ayah dan bundanya. "Selina," panggil Aries. Selina segera menoleh ke depan tepatnya ke kursi pengemudi. "Apa, Kak?" "Jangan terlalu diambil hati masalah tadi, banyak orang yang tau sifat Mika itu seperti apa. Meskipun ada yang menjelekkan kamu, tapi ingatlah masih banyak yang mendukung dan mempercayai kamu," nasihat Aries. Selina jadi terharu mendengarnya. "Kak, makasih banyak ya, sudah mau percaya sama aku, padahal kita belum cukup sebulan kenal. Kak Aries itu panutanku, sudah aku anggap kakak sendiri." "Sama-sama, kamu juga sudah seperti adik saya sendiri," balas Aries, matanya masih fokus menatap jalan. Sementara Starla di sana melirik suaminya dan Selina bergantian. "Kenapa kalian jadi sweet gini? Queen jadi cemburu," ungkapnya. "Queen?" Aries mengernyit tak paham. "Aa' Aries 'kan Raja berarti King, aku pasangan Aa' jadinya Ratu berarti Queen," terang Starla yang membuat Aries dan Selina memutar bola matanya malas. "Iya kamu tuh Queen gombal," sahut Aries. "Aku baru ingat belum gombal hari ini," tutur Starla yang membuat Aries menghela nafas panjang, kenapa juga ia ingatkan. "Aku dan Aa' memang nggak seumur," celetuk Starla tiba-tiba. "Terus?" Aries melirik sekilas wajah sang istri yang berbinar menatapnya. "Tapi, aku dan Aa' akan bersama seumur hidup, ahayyy." Aries antara kesal dan menahan tawa. Selina yang di belakang terkikik pelan mendengarnya. Starla memang sekonyol itu. "Aa'," panggil Starla lagi. "Apa?" "Kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah—" Gadis itu bersenandung. "Starla, tolong jangan nyanyi," potong Aries. "Suaraku terlalu bagus ya, A'." Begitulah mobil yang tadinya sepi berubah menjadi kikikan geli karena ulah Starla. *** "Astaga Mbok Sur, kenapa bisa nangis begitu?" Aries yang baru tiba di rumah terheran melihat Mbok Sur sedang menangis sambil mengemil kuaci menghadap layar televisi. Pak Sur pun yang tadi membukakan pintu bergabung kembali bersama istrinya. "Ini Kang Rahul lagi sedih ….," ungkap Mbok Sur, saat Aries melihat layar televisinya ternyata suami istri itu sedang menonton film India yang dibintangi Shahrukh Khan. Aries hanya bisa menggeleng, ini ART santai sekali majikan datang malah masih lanjut nonton. "Kalau sudah selesai jangan lupa dibereskan." "Siap, Paduka Raja," jawab Mbok Sur yang memang kembali melanjutkan tontonannya. Aries dan Starla menaruh si kembar di kamarnya masing-masing. Lalu, bergegas ke kamar mereka. "Starla ganti baju, terus kita sholat berjamaah," perintah Aries yang melihat istrinya sudah berbaring di kasur empuk. Mereka bahkan belum sholat isya. Starla menurut, dengan cepat mengambil pakaian ganti membawanya ke kamar mandi, sekalian berwudu, begitu juga yang dilakukan Aries setelahnya. Keduanya Sholat berjamaah, selesainya Starla bahkan langsung rebah di kasur. "Ternyata punya istri kamu itu harus banyak sabar karena tertimpa berbagai masalah," gumam Aries, lalu mengecup kening sang istri yang terlelap, dilanjut ia tidur di sebelahnya. Hari yang melelahkan kembali dijalaninya. *** Aries pulang dari sholat subuh berjamaah di masjid. Dia mendengar suara-suara dari arah dapur, ternyata sudah ada Starla, Selina, dan juga Mbok Sur di sana. "Mau bikin apa?" Aries penasaran. Ketiganya segera menoleh. "Mau bikin martabak telor spesial, A'," jawab Starla. "Memang spesial pakai apa?" tanyanya. "Spesial pakai cinta tulusku padamu, Aa'." "Eaaaaa!" Mbok Sur dan Selina menggoda keduanya. Aries memilih pergi, masih pagi dia bahkan sudah sarapan gombalan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD