"Bhanu, tolong segera ke ruangan saya, bawa segala laporan transaksi kas bulan ini." Perintah Bu Rosline via intercom.
"Baik bu, segera saya serahkan." Jawab Bhanu.
Intercom pun dimatikan.
"Hhhh...hhuuuuhhh! Tidak biasanya Bu Rosline meminta padaku langsung, biasanya selalu melalui pak Albert, secara memang dia kepala bagian operasional. Apa Bu Rosline akan membicarakan hal semalam?" Batin Bhanu gelisah.
"Kenapa Bay?" Tanya Raka melihat kawan kerjanya begitu gelisah.
"Ach tidak, aku hanya bingung kenapa bu Rosline langsung memintaku tentang laporan bulan ini ya? Biasanya kan selalu pak Albert." Jawab Bhanu.
"Mungkin lagi pengin sama yang muda Bay." Ucap Raka tersenyum penuh arti.
Bhanu memandang Raka dengan mengernyitkan keningnya.
"Maksudmu gimana Raka?" Tanya Bhanu bingung.
"Bay, kamu baru setahun sih disini, dan gak pernah bergaul sama anak-anak di kantor ini. Tenang aja, lama-lama kamu juga tau kok." Jawab Raka tersenyum penuh arti.
"Emang ada apa? Bu Rosline dan pak Albert selingkuh ya?" Tanya Bhanu penasaran.
"Hush! Sembarangan bicara kamu! Minta dipecat?!" Jawab Raka.
"Ach sudahlah! Pusing ngobrol sama kamu!" Ucap Bhanu lalu segera menuju ruangan bu Rosline.
Tok.tok.tok.
"Masuk." Suara bu Rosline dari dalam ruangan.
"Siang bu. Ini laporannya." Ucap Bhanu menunduk tak berani menatap boss nya itu.
"Terima kasih Bay, letakkan saja disitu." Sahut Bu Rosline masih berkutat dengan laptopnya tanpa menoleh ke Bhanu.
Bhanu mengangguk dan meletakkannya di meja samping Bu Rosline, lalu berbalik akan keluar dari ruangan itu.
"Ach! Saya benar-benar putus asa dengan program ini!" Sentak bu Rosline, membuat Bhanu menoleh kembali.
"Maaf bu, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Bhanu, dan Bu Rosline pun akhirnya menoleh ke Bhanu.
"Ouw Bhanu, coba kamu perbaiki ini. Saya sudah satu jam tidak berhasil, pemrogramannya payah sekali." Ucap Rosline lalu Bhanu berjalan mendekat dan memperbaiki error program di laptop boss muda nya itu.
Rosline sedikit bergeser dan membiarkan Bhanu mengutak atik laptopnya.
"hmm....aroma tubuhmu segar sekali Bay, kamu pakai parfum apa?" Tanya Rosline.
"Eh..em...i.ini...saya hanya pakai yang murah bu." Jawab Bhanu gugup.
"Kamu sudah punya pacar Bay?" Tanya Rosline.
"I..iya bu..sudah." jawab Bhanu semakin gugup.
"Maaf ya soal semalam, aku jadi merebut hak kekasih kamu." Ucap Rosline.
"Eh..em..i..iya bu...gak apa-apa." Jawab Bhanu bingung.
"Beneran nih gak apa-apa? Jadi boleh minta lagi dong?" Tanya Rosline menggoda.
Brraakkk.
Tumpukan map di dekat Bhanu langsung terjatuh akibat rasa gugup Bhanu membuatnya menyenggol tumpukan map itu.
Hahahahhahaaaa
Bu Rosline tertawa melihat kepanikan Bhanu.
"Ebay....Ebay...kamu itu laki-laki polos atau pura-pura polos sih?? Hahahhaaa" ucap Rosline sambil tertawa.
"Ma..maaf bu, sa..saya...tidak sengaja." Sahut Bhanu gemetar.
"Enak gak Bay rasa puncak gunungku?" Tanya Rosline semakin menjadi.
"Eh..i..itu..a..anu.. bu.., ini sudah selesai bu, bisa mulai dipakai lagi." Ucap Bhanu sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Apanya Bay yang bisa dipakai lagi???" Tanya Rosline dan tangannya kini mulai menyentuh tangan Bhanu.
"Eh..i..ini..laptopnya bu, silahkan." Jawab Bhanu semakin gugup dan menarik tangannya.
"Ouw..kirain yang semalam bisa dipakai lagi... Eh Bay, gimana service dari saya semalam? Enak gak permainan lidah saya?" Ucap Rosline lagi ditambah dengan suara berbisik mendesahnya.
Bhanu semakin gelisah dan menelan salivanya dengan susah. Tubuh bagian bawahnya mulai berkedut teringat permainan lidah dan bibir Bu Rosline pada dirinya.
"Ma.maaf bu, sa..saya..." Bhanu tak mampu menjawab pertanyaan Rosline.
"Makan siang yuk Bay, anggap saja rasa terima kasih saya karena kamu sudah memperbaiki sistem di laptop saya." Ajak Rosline.
"Ma.maaf bu, sa.saya bawa bekal." Sahut Bhanu menolak.
"Tapi saya paling tidak suka ditolak Bay, jadi lebih baik kamu segera menyusul saya di Hotel empat musim, saya tunggu kamu jam setengah satu disana, saya tidak mau mencolok di depan pegawai lainnya." Ucap Rosline dan langsung berdiri meraih handbag nya dan meninggalkan Bhanu yang masih bengong.
Hhhhh....hhuuuhhhhhhh...
Bhanu menghela napasnya lega, akhirnya dia bisa bernapas dan mengatur detak jantungnya yang tak beraturan selama di dekat bu Rosline. Bhanu terpaksa menyusul boss mudanya itu ke hotel mewah yang tadi disebutnya. Bhanu melihat sekeliling dan sebelum menemukan boss mudanya, dia malah mengenali seseorang wanita yang sedang duduk saling menatap tajam dengan pria di hadapannya. Khalila? Bhanu segera mendekati wanita yang sangat dia kenali itu, karena setahun ini mereka telah bersama. Bhanu menepuk pelan bahu wanita itu.
"Khalila.??" Panggil orang itu dan Khalila sangat terkejut dan langsung menoleh, begitu juga dengan pria yang duduk dihadapannya.
"Eh Ebay, ya ampun sayang, aku sampai kaget. Kamu ada acara apa disini?" Ucap Khalila segera berdiri dan memeluk manja sebelah tangan Bhanu.
"Eh..i..itu..aku harus menemui atasanku disini. Kamu sama siapa? Tumben bisa keluar makan siang?" Sahut Ebay menatap tajam ke arah pria itu.
"Ouh ini Mr. Kenny, dia putra bossku, sementara ini dia yang menggantikan ayahnya di hotel. Aku sedang ditraktir makan siang karena tadi aku sudah berhasil melakukan presentasi dan membuat klien kami setuju melakukan acaranya di hotel kami." Jelas Khalia dengan ceria dan polos.
"Ouw begitu...kau sungguh hebat dear, aku bangga sama kamu." Sahut Bhanu mengacak puncak kepala Khalila tersenyum lalu menangkup wajah Khalila dan mengecup keningnya dengan mesra.
Khalila tersenyum dengan perlakuan manis Ebay.
"Nanti sore aku jemput kamu ya, kita rayain keberhasilan kamu hari ini." Ucap Bhanu dan Khalila mengangguk senang.
"Jam istirahat sudah hampir selesai, lebih baik kita segera kembali ke hotel, karena masih banyak hal yang harus kau kerjakan." Tegur pria bernama Mr. Kenny itu sambil berdiri dan melangkah keluar sengaja melewati samping Bhanu dan Khalila tanpa menatap ke arah mereka.
"Huuhh!!! Dasar manusia salju! Tidak pernah senang melihat karyawannya bahagia!" Sewot Khalila.
"Sudahlah, daripada nanti dipecat.. kamu hati-hati ya dear, sampai ketemu nanti sore ya lila... I love you.." Ucap Bhanu mengecup Khalila lagi. Khalila pun kembali tersenyum menatap Bhanu dihadapannya.
"I love you too Bay...sampai ketemu nanti sore ya..daaaghh..." Sahut Khalila lalu melambaikan tangannya pada Ebay dan berjalan cepat keluar dari restaurant hotel itu.
Bhanu kembali memandang sekeliling, dan akhirnya menemukan boss mudanya itu sedang duduk di meja yang ada pinggir kaca.
"Maaf bu, sudah menunggu lama?" Sapa Bhanu pada Rosline.
"Tidak apa, duduklah. Tadi itu kekasih kamu ya?" Ucap Rosline bertanya tentang wanita yang dikecup mesra oleh Bhanu.
"Ouw iya bu, dia kekasih saya." Jawab Bhanu.
"Kamu gak curiga gitu sama kekasihmu yang hanya pergi berdua saja dengan seorang pria? Makan di hotel lho ini, coba kalau kamu tadi gak menyapa mereka, mungkin mereka sudah akan naik ke salah satu kamar hotel ini." Ucap Rosline memanasi emosi Bhanu.
"Tidak bu, Khalila bukan wanita seperti itu, buktinya tadi dia masih bersikap manja dan mesra dengan saya tanpa gugup di depan atasannya." Sahut Bhanu tenang, tak ingin terpancing dengan ucapan Boss mudanya.
"hmm...segitu percayanya ya kamu sama kekasihmu, bagaimana kalau ternyata ucapanku yang benar? Apa kau masih akan mempertahankannya?" Tanya Rosline.
"Saya sangat mencintainya bu, begitu juga dengannya. Justru saya yang merasa telah mengkhianati dia semalam bu." Jawab Bhanu tegas.
"hmm..baiklah, baiklah, sekarang kita kembali ke kantor saja, saya sudah kehilangan selera makan saya. Saya mendadak punya urusan yang lebih penting dari makan siang kita." Ucap Rosline kesal.
"Baik bu." Sahut Bhanu tenang.
"Kamu kesini naik apa?" Tanya Rosline.
"Saya naik taxi bu, tidak apa biar saya memanggil taxi lagi untuk kembali ke kantor." Jawab Bhanu.
"Tidak! Kamu ikut mobil saya saja." Ucap Rosline dan Bhanu hanya mengangguk, mengikuti langkah bossnya itu keluar dari hotel ini. Mereka kembali ke kantor bersama dengan mobil Rosline.
****
@ Kenny's office.
"Hai Kenny, apa kabar?" Sapa Rosline dengan jalannya yang genit, siang ini mendadak menuju ke tempat kerja Kenny, tanpa mengetuk pintu.
Kenny tersenyum sinis menyambut kedatangan wanita itu, dia sudah mengerti garis besar maksud tujuan wanita itu datang menemuinya.
"Apa yang membuatmu melangkah kemari?!" Tanya Kenny langsung dengan nada curiga, menatap sinis pada wanita muda sexy itu.
Rosline semakin mendekat, dan langsung memutar kursi kerja Kenny menghadap ke arahnya. Rosline sengaja mendudukkan dirinya di pangkuan Kenny dan melingkarkan lengannya di leher Kenny. Tangan Kenny tetap berada di pegangan samping kursinya, seakan tak ingin mengotori tangannya dengan menyentuh wanita itu.
"Apa yang kau butuhkan?! Kau tak mungkin kekurangan dana untuk targetmu bulan ini kan?! Mengingat kau selalu berhasil merayu para laki-laki tua kaya supaya mau menjadi nasabahmu. Katakan cepat!" Ucap Kenny tanpa basa-basi.
"Ach! Kau masih marah dan cemburu karena lidah ayahmu mampu membuatku klimaks juga heh?! Ouw Kenny, bagiku kau tetap yang terbaik sayang.." Sahut Rosline sambil menggerayangi wajah dan tubuh Kenny.
"Bitchy! Menjijikkan! Sekarang cepat katakan apa tujuanmu datang kemari?!" Ucap Kenny ketus dan dingin.
"Aku melihatmu dengan seorang wanita muda tadi siang, siapa dia?" Tanya Rosline sambil memainkan kancing kemeja Kenny.
"Hah! Jadi sebenarnya siapa yang cemburu disini?!" Kenny justru bertanya balik. Rosline berdecak kesal karena Kenny seolah mengejeknya bukan memberinya jawaban.
"Ck! Katakan saja cepat!" Ucap Rosline. Kenny tertawa dengan sarkastik.
"Rosline si bitchy ini mulai gelisah, ada apa sebenarnya? Mengapa kau ingin mengetahui siapa wanita yang aku ajak kencan hah?!" Sahut Kenny dengan nada menghina.
"Kenny, Kenny, mungkin mengajakmu bicara hanya akan membuatku lama berada disini. Sepertinya kau benar-benar tak ingin dikalahkan oleh ayahmu heh?!" Ucap Rosline dan langsung melumat bibir Kenny dengan rakus.
Kenny hanya menatap dalam diam dan tidak membalas gerakan bibir Rosline di bibirnya. Rosline kini mulai sangat putus asa dengan Kenny, dia melepaskan bibirnya dan menatap kesal pada pria dihadapannya.
"Why?! Apa wanita muda itu telah memberikan yang lebih nikmat dari milikku?!" Tanya Rosline kesal.
"Kau ingin tahu semua wanita yang kukencani atau hanya wanita itu saja?" Tanya Kenny balik, tetap tak memberikan jawaban.
"Wanita yang tadi saja, yang lain terserah padamu! Aku tak peduli!" Sahut Rosline.
"Apa alasannya?" Tanya Kenny lagi. Rosline mulai jengah dengan Kenny, menghela napas kasar.
"Baiklah, aku sangat butuh bantuanmu. Aku sedang tertarik dengan seorang pria, tapi sayang sekali dia sangat tertawan pada kekasihnya, dan itu adalah wanita muda yang kau ajak kencan tadi. Jadi, bisakah kau katakan padaku apa hubungan kalian? Dan siapa wanita itu? Karena wanita itu telah menarik dua pria kesukaanku sekaligus." Jelas Rosline.
"Apa rencanamu pada wanita itu?" Tanya Kenny lagi.
"Kita bekerjasama, kau dapatkan wanita itu, dan aku mendapatkan pria kesukaanku. Bagaimana? Kumohon katakan kau akan membantuku." Sahut Rosline memohon.
"Kalau aku menolak? Apa kau akan menjambak rambutnya, mencakar wajahnya hingga cacat atau apa?" Lagi-lagi Kenny justru bertanya, dan Rosline sangat jengah.
Rosline tak pernah gagal bernegosiasi lebih dari 30 menit, tapi kali ini nego dengan Kenny sudah lebih dari 30 menit dan belum memberi tanda keberhasilan apapun baginya.
"Berusahalah dengan usaha kerasmu, jangan selalu mengandalkan cara licikmu Rosline. Apalagi untuk hal bernama cinta, kau harus benar-benar berusaha dengan bersih." Ucap Kenny.
"Apa yang telah wanita itu lakukan padamu hah?! Mengapa kau jadi seorang picisan cinta seperti ini?! Aku tidak mencintainya, aku hanya menginginkannya, Tapi dia telah menolakku." Sahut Rosline berdiri dari pangkuan Kenny dan melangkah menatap keluar gedung dari kaca besar yang memperlihatkan kota metropolitan ini.
Kenny menatap wanita yang pernah dia cintai itu, tapi perbuatannya telah membuat Kenny sangat membencinya bahkan membekukan hati Kenny selama bertahun-tahun ini. Hatinya mendadak menaruh iba pada Rosline, Rosline tak pernah begitu putus asa seperti saat ini. Rosline wanita yang tangguh, bahkan saat dulu Kenny marah dan membencinya, Rosline tak terpengaruh sedikitpun, hidupnya terus berjalan mengabaikan Kenny yang terpuruk dan hanya membiarkan Kenny yang harus bangkit sendiri.
"hmm...baiklah aku akan membantumu, tapi berjanjilah kau tak akan melukai milikku. Ingat! Tidak menyentuhnya juga tidak menyakitinya dalam bentuk apapun!" Ucap Kenny dan Rosline langsung menoleh dengan senyum lebar dan mata berbinar. Rosline mendekat dan mengecup pipi Kenny.
"You're always the best my dear." Bisik Rosline dengan menjilat sedikit telinga Kenny.
Kenny tak menyangka kini rayuan Rosline sudah tak mampu lagi menaikkan gairahnya sedikitpun meskipun mereka sedekat ini, sedangkan Khalila..hmm..hanya melihat wajah kesalnya dalam jarak satu meter saja sudah membuat tubuh bawahnya berkedut.
"Dia karyawan di hotel ayahku di bagian resepsionis, dia bernama Khalila, dan dia adalah kepala panitia dari acara pernikahan Mr. Hobbs yang akan berlangsung di hotel ayahku minggu depan selama 3 hari. Lalu apa yang akan kau rencanakan? Jangan membuat ayahku dan bisnisnya berantakan, karena kau pasti tak ingin tahu apa yang bisa dilakukan ayahku padamu juga karir mu." Ucap Kenny.
"Tidak, aku tidak sebodoh itu. Aku ingin tetap bermain aman seperti selama ini. Aku ingin kau terus mendekatinya, membuatnya berpaling padamu dan meninggalkan pria yang kuinginkan, bahkan jika mungkin sekaligus membuat pria itu jadi membenci wanitanya. Kurasa julukan milyader muda mu akan sangat mudah membuat wanita itu berpaling dari pria nya yang hanya seorang karyawan bank." Sahut Rosline tersenyum lebar.
"hmm...kulakukan semampuku, tapi kau juga harus selalu ingat dengan peringatanku tadi. Aku tak segan untuk membuat masa depanmu kelam dalam seketika jika kau berani mengabaikan peringatanku." Ucap Kenny dengan tatapan tajam pada Rosline.
"Aku tak akan mengabaikanmu Kenny, bagaimana jika kita merayakan kesepakatan ini dengan menghabiskan jam kerja kita di ruangan pribadimu?" Sahut Rosline dan kembali membuka kedua kakinya dan duduk di atas pangkuan Kenny menghadap padanya.
"Berhenti bertingkah bitchy dihadapanku Ros! karena kau hanya membuatku semakin jijik padamu. Sekarang lebih baik kau kembali ke kantormu, karena aku harus kembali bertemu dengan Mr. Hobbs." Ucap Kenny mengusir Rosline dengan halus.
Rosline pun menyerah dengan pertahanan Kenny, dan melangkah keluar dari kantor Kenny.
"Khalila bukan wanita yang berbinar saat melihat harta, dia sangat tidak sepertimu Ros. Hhhuuuuuhhhhhh!!!" Ucap Kenny menghela napas panjang.