Prioritas

1199 Words

Lucas tersenyum sambil terus melajukan mobilnya. Pria itu tak menyangka Cantika bisa bicara se lugas itu tanpa ragu. Dan Lucas memilih untuk tidak menanggapi ucapan Cantika. Dan hal itu tentu saja membuat Cantika merasa bersalah. Tapi di satu sisi ada prioritas kehidupan yang harus segera dia lakukan. "Kau diam, itu artinya benar," ucap Cantika kembali menatap ke depan. Gadis itu tak mau banyak menanggapi ungkapan hati seseorang. Itu adalah hak seorang insan. Mau mencintai siapa dan membenci siapa. Banyak hal yang lebih prioritas dalam hidupnya dibandingkan dengan mengurusi perasaan orang lain. "Saya rasa anda tentu bisa melihat dengan jelas tanpa saya jawab, bukan?" Ucap Lucas tersenyum. Selanjutnya dia kembali bicara. "Maaf jika perasaan saya mengganggu anda, Miss," ucap Lucas. "Tid

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD