Karena ciuman

1021 Words
Kini rembulan mulai menampakkan sinarnya yang teduh. Sekedar menemani malam yang sunyi. Waktu di mana manusia mulai memejamkan matanya demi mencharge kesehatan dan staminanya untuk aktifitas di siang hari. Namun sayang, walau malam sudah setia menemaninya. Gadis cantik pemilik nama Cantika Aurora masih saja setia membuka kelopak mata indahnya. Jujur saja tubuhnya terasa begitu letih setelah seharian berkutat dengan dokumen. Tapi rasa lelah tak mampu mengantarkan dirinya ke alam tidur. Hingga dini hari gadis itu masih bergerak gelisah di atas ranjang. Kejadian di kantor benar-benar tak pernah dia pikirkan akan terjadi. Bahkan hingga saat ini Cantika masih bisa merasakan betapa lembut dan basah bibir sang bos saat mengecup bibirnya. Dan hal itu sukses membuatnya terbayang-bayang akan ekspresi pria datar itu setiap kali memejamkan mata. Dan hal itu membuatnya begitu takut menjalani hari esok. Sungguh ini mimpi buruk baginya. "Haaah... Ya Allah besok aku harus bagaimana kalau bertemu dia? Aaahhh!!!" Teriak Cantika tertahan karena tak ingin mengganggu tetangga apartemennya. Dengan kasar gadis itu menepuk keningnya. Sungguh dia sedang sangat berusaha menghapus bayangan laknat dari pikiran kotornya. Tapi sayang bayangan itu justru semakin membekas di setiap sudut neuron otaknya. Bahkan kini syaraf sensorik di bibirnya kembali menggetarkan rasa saat bibir dikecup basah sang bos. "Cantika please! Buang otak m***m kamu. Please Aaahhh. Aku ngantuk tapi enggak bisa tidur. Haaah." Teriak nya kesal sambil memukul-mukul bantal. Dan karena lelah akhirnya Cantika pun tertidur tanpa dia sadari kapan hal itu terjadi. Bahkan saat sahabat waktunya berteriak membangunkan dirinya pun, gadis itu masih tertidur. Setengah jam berlalu... KRIIINGG... KRIIINGG... KRIIINGG... "Ennnggghhh...." Dengan tubuh yang begitu kaku, gadis itu meregangkan ototnya di atas ranjang dengan malas. Dan sayangnya karena rasa kantuk yang mendalam, dia tak menyadari sahabat waktunya terus berteriak. KRIIINGG... KRIIINGG... KRIIINGG... "Hoaaam jam berapa sih? Udah bunyi aja." Gumamnya menutup telinga dengan bantal. Namun sesaat kemudian, dia segera melompat dari ranjang. Dan berteriak histeris. "Ini udah siang bodoh!!!" Teriaknya dan langsung menarik handuk masuk ke kamar mandi. Dengan gerakan ekspres gadis itu membersihkan tubuhnya dan berhias. Lagi-lagi melupakan sarapan pagi, Cantika segera berlari mengunci pintu sambil mengenakan sepatu menggunakan tangannya yang lain. Bahkan dengan high heels setinggi 6 cm dia berlari hingga hampir tersandung karena khawatir ketinggalan bus yang bergerak ke arah kantor. Dan benar saja, secepat apapun gadis itu berlari entah bus ke berapa yang telah bergegas pergi dari halte. Yang jelas Cantika sadar,dia kesiangan. Cantika terus saja berlari. Mengabaikan rasa lelah yang mendera betis dan tumitnya. Gadis itu berharap sang supir menghentikan laju bus karena menyadari dirinya mengejar bus. Namun sayang bus tersebut justru menghadiahkan gas emisi untuk nya dan berlari meninggalkan dirinya. "Oh my God." Ucapnya menghentikan ayunan kaki kemudian menutup wajahnya yang terkena polusi. "Hah... Ketinggalan. Udah siang lagi. Ni gara-gara ciuman!" Gumamnya kesal kemudian mengusap bibirnya dengan kasar. Karena dia begitu benci dirinya yang sulit melupakan sensasi ciuman pertama itu. TIINNN TIINNN Cantika segera menoleh ke arah mobil yang terus membunyikan klakson untuknya. Dan begitu netra coklat nya menangkap sosok mobil mewah itu, Cantika pun segera membuang wajahnya dan menutupi wajahnya menggunakan tas. Sungguh ini hal yang sangat dia hindari. Cantika tak ingin kembali berurusan dengan pria arogan yang dingin itu. Cantika begitu takut. Jika kemarin dia kehilangan ciuman pertamanya, mungkin suatu saat dia akan kehilangan hal yang tak ingin dia bayangkan. Sungguh itu sangat mengerikan baginya. "Cantika, ayo berangkat bersama." Ucap seorang wanita dari dalam mobil mewah hitam mengkilat yang biasa dikendarai bosnya. Melihat sosok lain yang ada di mobil itu membuatnya terkejut. Sungguh tadi dia pikir bos besar yang akan kembali menawarkan tumpangan. Cantika begitu takut kembali satu ruangan dengan pria itu, dan itulah yang membuatnya berusaha menghindar. "Eh... Melia?" Ucap Cantika terkejut. "Hahaha kau pasti terkejut ya? Ayo cepat naik kita berangkat bersama." Ucap gadis itu sumringah. Cantika pun akhirnya masuk ke dalam mobil dengan perasaan bingung. "Em kok mobil Mr. Orlando ada sama kamu?" Tanya Cantika heran. "Karena Mr Orlando sudah tidak menjadi CEO di Domino's Corp yang di London." Ucap Melia tersenyum ramah kepada Cantika. "Hah? Tidak menjadi CEO di Domino's Corp?" Tanya Cantika terkejut. Sungguh dia tak menyangka, setelah mendapatkan ciuman pertama darinya, pria itu langsung melarikan diri. Serendah itukah dirinya. Kini Cantika begitu marah dan kesal. Mungkin dia akan membenci pria itu selamanya. Pria bajing*n yang tidak tahu aturan. Kini Melia tak bisa membaca ke arah mana pikiran Cantika. Dia hanya berpikir mungkin Cantika terkejut karena mobil bosnya ada padanya. Melia pun menatap wajah Cantika yang kacau. "Kamu pasti terkejut karena mobil bos ada padaku. Tolong jangan berpikiran yang tidak-tidak tentang ku. Aku sama sekali tak memiliki hubungan apapun dengan bos kita itu. Aku hanya meminjam mobil ini pada kekasihku Demian." Ucap Melia panjang lebar. Padahal sungguh Cantika tidak mau tahu urusan mobil itu. "Kau tidak ingin tahu kemana bos kita pergi?" Ucap Melia. "Tidak." Jawab Cantika singkat. Namun seolah tak peduli jawaban Cantika, gadis cantik berwajah secantik Barbie itu malah menjelaskan kemana perginya sang bos. "Bos besar kita tuh memang hebat banget. Dia ingin melebarkan sayap perusahaannya ke benua Asia. Dimulai dari Indonesia. Domino's Corp akan dibangun juga di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Keren banget kan. Beruntunglah kita bekerja di perusahaan besar seperti ini. Karena kita tidak akan pernah merasa was-was akan pemberhentian kerja sepihak. Domino's Corp tidak mungkin bangkrut." Ucap Melia tidak penting di telinga Cantika. Sedangkan Cantika hanya berusaha menghargai penjelasan Melia dengan ber-oh ria. "Dan kau tahu siapa yang akan menjadi CEO di perusahaan kita?" Tanya Melia tersenyum lebar. "Siapa?" Ucap Cantika santai tanpa rasa penasaran. Baginya siapapun yang menjadi CEO dia tak peduli, yang penting setiap awal bulan dia mendapat gaji besar. Simpel. "Demian. Kekasihku." Ucap Melia bangga. "Owh begitu. Selamat ya!" Ucap Cantika berusaha tersenyum menutupi perasaannya yang begitu emosi pada pria pemilik nama lengkap Orlando Dominico. "Tapi untuk acara resmi serah terima jabatannya entah kapan. Kau tidak terkejut aku menjadi kekasih Demian?" Ucap Melia. "Tidak. Karena aku pikir kalian memang cocok." Ucap Cantika tersenyum. Namun sesaat kemudian gadis itu merenung. Sungguh dia merasa malu pada dirinya yang bahkan tak bisa tidur karena ciuman itu. Nyatanya pria yang menciumnya justru pergi tanpa kata. Sungguh ini pelecehan baginya. Cantika merasa begitu murahan sebagai wanita. Cinta benar-benar membuatnya gila.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD