Saat ini Cantika hanya bisa diam. Tatapan matanya hanya bisa fokus ke arah langit-langit ruang operasi. Di mana ada lampu sorot yang berada tepat di atas tubuhnya. Lampu itu masih padam. Belum dinyalakan. Pertanda operasi belum di mulai. Jantungnya berdegup kencang. Udara dingin di sekitarnya mengingatkan dirinya pada masa lalu. Masa di mana dia begitu takut menghadapi operasi untuk pertama kalinya. Dan kali ini Cantika cukup tenang menghadapinya. Dinginnya atmosfer di sekitarnya benar-benar menusuk tulang. Bahkan dinginnya meja operasi benar-benar kuat menggelitik punggungnya. Membuat Cantika cukup gugup. Gadis itu pun mulai memejamkan matanya. Dalam hati, Cantika hanya bisa merapalkan doa. Bukan harapan untuk keberhasilan operasi yang dia harapkan. Jauh di lubuk hati terdalamnya. D