Kembali

1013 Words

Sesampainya di kamar, Orlando segera duduk di tepi ranjang. Pria itu terdiam sejenak. Dia bahkan tak menyangka bisa bicara se frontal itu pada Cantika. Orlando masih ingat dengan betul kata-katanya yang seolah telah membeli hidup gadis itu. Orlando pun mengusap wajahnya dengan kasar. Dia benar-benar menyesal tak mampu menjaga kata-kata yang terlontar dari bibirnya. Dan di saat hatinya kacau, sebuah notifikasi panggilan telepon membuatnya segera meraih handphone yang ada di balik saku jaketnya. Dan betapa terkejutnya Orlando saat menyadari panggilan telepon itu dari Aurel. Pasti ada sesuatu yang buruk jika Aurel sampai menghubungi dirinya. Dengan cepat Orlando pun mengangkat panggilan telepon Aurel. Dan layar handphone pria itu pun segera dipenuhi dengan wajah Aray yang menangis. "A

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD