Maaf

1258 Words

Kini Cantika tampak sibuk menata meja kerjanya. Setelah rapih, gadis itu pun keluar dari ruang kerjanya menuju lift. Di saat Cantika berdiri sambil menunggu pintu lift terbuka, suara seorang pria membuatnya menoleh ke arah sumber suara. "Sepertinya kau tampak bahagia karena tawaran untuk menjadi menantu seorang billionaire," ucap Orlando pada Cantika. Cantika pun menoleh ke arah Orlando. Gadis itu tersenyum miring. "Sejak kapan seorang CEO selalu ingin tahu urusan anak buahnya?" Ucap Cantika membuat Orlando tertawa. "Saya hanya menebak, buka berarti ingin tahu urusan mu," ucap Orlando membuat Cantika memutar bola matanya jengah. Sungguh Orlando membuatnya pusing. "Kau pulang naik apa?" Tanya Orlando. "Saya rasa taksi atau bus masih ada," ucap Cantika. "Syukurlah kalau begitu. Saya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD