Menyesal

1641 Words

Orlando pun membiarkan Aurel naik ke lantai tiga dengan tangga lain. Sedangkan pria itu menggunakan tangga yang sedang ditapakinya. Kini pria itu kembali merasa sepi. Pernikahan macam apa ini. Dia pikir setelah menikahi Aurel, dia bisa bahagia nyatanya tidak. Dia sama sekali tidak bahagia. Setelah sampai di kamarnya, pria itu pun membanting tubuh ke ranjang. Sebuah ranjang berukuran besar dengan sutra halus yang melapisinya. Pria itu tampak menatap langit-langit ruangan. Kemudian pikirannya berkelana. Dan tak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar. Membuat Orlando mempersilahkan masuk. "Masuk. Tidak dikunci," ucap Orlando. Lagi-lagi hati Orlando begitu sakit, melihat wanita yang dicintainya berdiri di ambang pintu dengan segelas teh Rosella hangat. "Aky membawakan teh ini untuk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD