BAB 4

1057 Words
Berkumpul bersama dokter-dokter muda yang seusianya tentu saja membuat Madonna jadi merasa lega karena dia bisa punya teman mengobrol, tapi itu sama sekali tidak berhasil menghapus kecanggungannya dan ketakutannya dalam memikirkan akan seperti apa lokasi dan pemandangan yang akan dihadapinya nanti ketika sampai di Yaman. Madonna masih tidak ingin membayangkannya karena itu pasti sangat mengerikan dan menyeramkan. “Hey, kau dari mana?” Mendadak seorang dokter perempuan berambut merah pendek, tersenyum dan mendekati Madonna. Dengan tampang berseri-seri, perempuan itu menyapa Madonna dengan menanyakannya berasal dari mana. Dengan cepat, Madonna membalas sapaan hangat itu. “Aku dari Colorado, kau sendiri?” “Ahh, aku dari Los Angeless. Ngomong-ngomong, kau sendirian? Mana rombonganmu dari Colorado?” Madonna tersenyum pucat saat mendengar pertanyaan itu. Apakah semua dokter berangkat dengan jumlah yang banyak dari tempatnya masing-masing? Sungguh, kenapa hanya Madonna sendiri yang ditugaskan ke dalam misi ini? “S-Sepertinya kali ini hanya aku sendirian.” “Begitu, ya. Aku Nessie, kau?” “Aku Madonna, salam kenal Nessie.” Akhirnya Madonna mendapatkan teman baru dan itu adalah Nessie, si perempuan berambut merah pendek yang menyapanya barusan. Madonna tidak mengerti tapi dia senang karena Nessie adalah sosok yang ramah dan tidak malu untuk berinteraksi dengan banyak sekali dokter yang ada di sana. Bagi Madonna, Nessie adalah perwujudan dari monster ekstrovert yang selalu haus akan sosialisasi, dan itu bukan ejekan. Itu adalah pujian yang sangat luar biassa, karena Madonna ingin menjadi seperti Nessie. “Hey, Nessie, aku harus ke toilet sebentar.” Ucap Madonna, menepuk pundak Nessie saat perempuan itu sedang mengobrol santai dengan dokter lain yang baru disapanya. Sesampainya di toilet, Nessie meringis dan bimbang akan tugasnya. Entahlah, keragu-raguan Madonna datang kembali di saat yang tidak tepat, selain itu dia juga tidak bisa membatalkannya begitu saja karena dia sedang berada di hari keberangkatan. Sangat tidak etis jika dia tiba-tiba menghubungi bosnya di rumah sakit dan mengatakan bahwa dia tidak ingin pergi. Itu akan menjadi rekor buruknya dan itu akan membuatnya jadi terkesan tidak bertanggung-jawab. Tentu saja Madonna tidak ingin itu sampai terjadi karena mau bagaimanapun, tanggung jawab adalah tanggung jawab. Madonna meskipun seorang introvert yang juga sangat canggung, dia tetap tidak ingin menjadi seorang pecundang dan pengecut yang membatalkan begitu saja tugas yang telah diterimanya. Apalagi ini terkait dengan pekerjaannya, Madonna akan dicap sebagai dokter dan tenaga medis paling buruk jika itu sampai terjadi. “Ah, sepertinya sudah saatnya.” Ucap Nessie pada Madonnna saat gadis itu telah selesai dengan urusannya di toilet. Madonna paham sekali apa yang dimaksud dari perkataan Nessie barusan, pesawatnya sudah sampai, ini sudah waktunya berangkat dan hati Madonna menjerit-jerit ingin kembali pulang dalam hening. Tanpa sadar, Madonna sudah duduk di dalam pesawat, tepat duduk di kursi yang bersebelahan dengan Nessie. “Hey, aku Brian, kau Madonna bukan? Nessie bilang padaku barusan.” Ucap seorang dokter lelaki berambut pirang yang tangannya diulurkan pada Madonna, menandakkan bahwa dia ingin bersalaman dengannya. Dengan senyum kikuk, Madonna menerima salam tangan dari Brian. “Oh ya, hey Brian, salam kenal, aku Madonna, dari Colorado, kau dari mana?” “Aku dari New York. Hey Madonna, aku suka warna bibirmu, itu terlihat sangat mengesankan.” Jelas sekali saat ini Brian sedang menggoda Madonna, dan entah kenapa lelaki itu tampak begitu m***m, jelas sekali dari raut wajahnya yang merona saat melihat muka Madonna. Madonna sebenarnya tidak punya waktu untuk berurusan dengan lelaki semacam itu, tapi apa boleh buat, dia adalah salah satu kenalan baru dari Nessie, jika dia mengabaikannya, Madonna akan dicap sebagai dokter paling tidak ramah dan angkuh sepanjang hidupnya, tentunya berita itu tersebar hanya di kalangan dokter saja. “Sepertinya ini pengalaman pertamamu, ya, Madonna?” “Em? Pengalaman apa?” jawab Madonna dengan bingung saat Brian tiba-tiba berkata semacam itu. “Pengalaman terjun ke lapangan, ikut serta ke dalam hal-hal berbau kemanusiaan.” Dengan gesit, Madonna mengangguk. “Ya, kau benar, ini adalah pengalaman pertamaku dan aku masih tidak tahu harus melakukan apa saat turun nanti, tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin agar setidaknya aku bisa meringankan pekerjaan kalian.” “Jangan khawatir soal itu, lagipula kita pasti akan berada di regu yang berbeda, Madonna.” Sekarang Nessie ikut bergabung ke dalam pembicaraan setelah dari tadi hanya menyimak obrolan Madonna dan Brian. “Itu sudah pasti karena aku sudah mengecek pembagian regunya, itu sudah terdaftar di kertas yang sedang dipegang oleh Alex, dokter tanpa rambut dari Missisipi.” Madonna cukup kagum dengan ketelitian Nessie dalam mencari informasi, ia jadi mengerti maksud dari kenapa sifat perempuan itu sangat ekstovert dan mudah berinteraksi dengan orang lain, mungkin dia sebenarnya sedang menggali informasi sebanyak-banyaknya dari banyak orang di sini. Menurut Madonna itu sangat brillian karena jarang sekali orang yang memiliki keambisiusan dan keberanian Nessie dalam mencari informasi. Entah kenapa, Nessie lebih cocok menjadi seorang mata-mata, informan, atau wartawan ketimbang menjadi seorang dokter, tapi itu hanya imajinasinya saja. Jelas sekali meskipun begitu, Nessie punya keahlian yang profesional dalam menjadi seorang dokter. Pesawat yang mereka tumpangi sudah lepas landas dan Madonna tidak tahu sama sekali sedang berada di langit negara mana dia berada, tapi sepertinya masih berada di langit amerika serikat karena pesawatnya belum begitu lama terbang. Madonna yakin masih banyak waktu untuknya beristirahat dan bersiap-siap karena jarak antara Amerika Serikat dengan Yaman cukup jauh dan itu bisa menghabiskan sekitar 20 jam perjalanan, tentu saja kurang lebih. Karena itulah, Madonna mengambil waktu kosong itu dengan mengeruk informasi lain yang bisa dia dapatkan dari Nessie. Fantastisnya, Nessie benar-benar mempunyai segudang informasi yang sangat penting di dalam kepalanya, Madonna tidak tahu berapa banyak yang telah perempuan itu keruk setelah berada di kumpulan para dokter ini, tapi itu benar-benar luar biasa. Berkat dekat dengan Nessie, Madonna sangat terbantu karena menerima begitu banyak hal yang cukup penting untuk apa yang akan dilakukannya di misinya pertama kali dalam terjun ke dalam acara kemanusiaan seperti ini. Madonna tahu persis betapa payahnya dia dalam menggali informasi dengan beralibi mengobrol santai dengan orang lain, karena kita semua tahu Madonna bukanlah gadis yang seekstrovert atau seagresif itu, yang bisa dengan mudah berkenalan, menyapa, atau dekat dengan orang lain. Inilah kenapa Madonna begitu mendambakan dan mengagumi kepiawaian Nessie dalam berinteraksi, bersosialisasi, dan bercengkrama dengan orang lain. Bagi Madonna, komunikasi Nessie sangatlah hebat dan luar biasa. Madonna belum pernah sekalipun bertemu dengan orang seagresif Nessie dalam berkomunikasi dengan orang lain. Rasanya seperti, Nessie adalah rajanya dalam dunia sosialisasi, dan itu cukup membuat Madonna takjub pada hal tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD