8

1845 Words
Pagi ini, Angga, Kevin dan Jeni sedang duduk dimeja makan sambil menikmati sarapan mereka tanpa pembicaraan. Setelah lama terdiam akhirnya, Jeni menghabiskan makanannya terlebih dahulu diikuti oleh Kevin setelahnya dan terakhir Angga. Mereka mulai beranjak dari kursi masing-masing dan memulai aktivitas mereka.   "aku pergi kekantor dulu, Vin " kata Angga sambil berjalan keluar rumah.   "nde hyung...hati-hati" balas Kevin.   Setelah kepergian Angga tinggalah Kevin dan Jeni dirumah tersebut bersama dengan beberapa maid dan anak buah Angga lainnya. Jeni pergi ketaman belakang dan menghampiri kookie yang ada dikandangnya. belakangan ini ia menghabiskan waktu bersama anjing milik Kevin yang bernama kookie. Kevin mengikuti Jeni ketaman belakang.   "apa kau ingin bermain dengannya?" tanya Kevin ketika melihat Jeni berjongkok didepan kandang kookie.   "nde" Jawab Jeni tanpa menoleh kearah Kevin.   "tunggu sebentar" Kevin melenggang pergi dari belakang tubuh Jeni untuk mengambil kunci kandang kookie yang ada didalam kamarnya. Setelah mendapatkan kuncinya ia kembali kebelakang rumah dan menghampiri Jeni yang masih berjongkok didepan kookie.   "ini" kata Kevin sambil menyerahkan kuncinya kadang kookie pada Jeni.   "gomawo" Jeni menerima kunci itu dan membuka kandang kookie.   Setelah memberikan kunci kandang kookie, Kevin mendudukan dirinya dikursi dekat kandang kookie dan memperhatikan Jeni yang mulai bermain dengan kookie. Kevin bisa melihat Jeni yang begitu senang saat bermain dengan kookie seakan melupakan segalanya. Bahkan baru pertama kali ini Kevin melihat tawa seorang Kim Jeni.   "dia bisa tertawa juga rupanya" monolog Kevin pelan.   "hah hah aku lelah" ucap Jeni saat merasa lelah akibat berlarian kesana kemari bersama kookie.   "JUNG IMO(bibi) BUATKAN KAMI MINUM!" teriak Kevin pada Jung imo yang ada didalam rumah. Jeni duduk dikursi sebelah Kevin sedangkan kookie terus menggonggong didepan Jeni, minta untuk diajak bermain.   "sebentar ya kookie....aku lelah" kata Jeni pada kookie yang anehnya kookie menurut dengan perkataan Jeni. Anjing itu duduk didepan kaki Jeni sambil menjilati kaki mungilnya. Kevin yang melihat itu merasa heran sebenarnya sipemilik kookie itu siapa Kevin atau Jeni dan kenapa kookie menurut dengan Jeni sedangkan dengannya tidak.   "hey kookie, kenapa kau menurut padanya?" kata Kevin yang hanya mendapat tatapan tidak paham dari kookie.   "hahaha lihat hewan saja tidak mau dekat-dekat denganmu apa lagi wanita" Jeni tertawa terbahak dan tidak tahu jika Kevin menatapnya tajam.   "ini minumannya tuan" tiba-tiba Jung imo datang dengan membawa senampan minuman dan sedikit camilan untuk Kevin dan Jeni.   "kangsahamnida(terimakasih yang sopan) imo" kata Jeni sedangkan Kevin hanya diam saja.   "ne nona..saya permisi" Jung imo kembali meninggalkan Kevin dan Jeni dengan suasana tegang bagi Jeni. Kemudian Jeni meraih gelas minumnya dan memimun jus jeruk miliknya hingga tersisa setengah.   "apa kau tak keluar?" tanya Jeni memberanikan diri karena ia tidak terlalu suka jika suasana mencekam seperti satu menit lalu.   "ani" jawab Kevin singkat.   "irit sekali"   "terserah"   "baiklah terserah kau" sebal Jeni pada akhirnya ia memilih diam kembali. Baru lima menit mereka terdiam, Kevin mengeluarkan suaranya kembali.   "adikmu...siapa namanya dan bagaimana dia?" tanyanya yang langsung mendapat tatapan heran dari Jeni.   "kenapa kau tiba-tiba menanyakan adikku?"   "gwanchana"   "bukankah kau sudah tahu namanya dan melihat fotonya"   "belum..aku tidak diberitahu oleh Angga hyung"   "lalu kenapa kau ingin tahu?"   "jika tidak ingin memberitahu ya sudah tidak usah berbelit-belit!" jawab Kevin dengan sedikit membentak Jeni.   "dasar lelaki pemarah"   "apa kau bilang!" Kevin menoleh kearah Jeni dengan cepat dan menatap gadis itu tajam.   "namanya Kim Zia....cari saja id ZiaKim pasti ketemu" ucap Jeni dan mengabaikan tatapan tajam Kevin. Lelaki tampan itu langsung menyambar ponselnya yang berada diatas meja dan mengetik id ZiaKim dikontak pencarian i********: dan...   Gotha!   ..ia menemukannya. Kevin menemukan i********: milik adik Jeni itu. Ia melihat foto Zia dan dengan seketika Kevin membelalakan matanya tdiak percaya dengan apa yang ia lihat karena tidak yakin ia memutuskan untuk bertanya pada Jeni.   "apa ini adikmu?" Kevin mengarahan ponselnya kepada Jeni agar gadis itu bisa melihatnya.   Jeni menoleh dan menjawab "ya itu dia".   "sialan kenapa gadis ini...." Kevin mengumpat.   "apa maksudmu dengan gadis ini?" tanya Jeni yang mendengar gumaman Kevin.   "aniyo" Kevin menggeleng dan beranjak dari duduknya. Ia pergi masuk kedalam rumah sebelum suara Jeni terdengar ditelinganya.   "jangan lakukan apapun pada adikku hiks" kata Jeni yang mulai terisak.   Kevin tidak mempedulikan ucapan Jeni, ia tetap berjalan masuk kedalam rumah dan menuju kamarnya. Sedangkan Jeni sudah menangis ditemani kookie yang masih bersandar pada kakinya.   ◽ ◾ ◽   Dilain tempat seseorang sedang menunggu kedatangan orang lain untuk menjemputnya dibandara Incheon, Korea Selatan. Ia menunggu dengan sabar sambil memainkan ponsel ditangannya.   "aish dia lama sekali" kesalnya sambil melihat jam yang bertengger manis dipergelangan tangan kanannya. Tidak lama setelah ia mengumpat seorang lelaki dengan setelan biasa datang menghampirinya.   "maaf aku terlambat" ucapnya santai.   "tidak terlambat…tapi, sangat terlambat, bodoh!" maki lelaki yang sejak tadi menunggunya itu.   "maaf hyung"   "sudahlah… bawa koperku sana" suruh lelaki itu.   "bailah Haajae hyung"   "cepat sedikit Taekwang" kata Haajae ketika Taekwang(lelaki yang menjemputnya) menyeret kopernya dengan lambat.   Yoon Haajae adalah seorang mata-mata yang berada satu perusahaan dengan Taekwang dan tak ayal jika Taekwang mengenalnya. Ia bekerja untuk Kim Hyunjung dan bertugas mencari tahu keberadaan Kim Jeni, anak pertama Hyunjung. Ia tinggal di Jepang, tapi untuk memastikan pencariannya itu benar maka ia memutuskan untuk kembali ke Korea dan menyelidiki kebenaran itu.   "iya iya hyung..sabar sedikit" jawab Taekwang yang mengikuti Haajae dibelakang.   ◽ ◾ ◽   Setelah urusannya selesai, Hyunjung dan Hana kembali kerumah mereka. Hyunjung memarkirkan mobilnya digarasi terbuka rumahnya. Lalu pasangan suami istri itu turun dari mobil dan berjalan memasuki rumah. Saat ingin memasuki rumah, mereka berdua berpapasan dengan Zia dan Seunghye.   "oh kalian mau kemana?" tanya Hana.   "aku harus pulang, ahjuma" jawab Seunghye.   "kau tidak ingin makan siang disini?"   "terimakasih ahjuma, tapi eomma sudah menungguku dirumah"   "begitu ya, baiklah….hati-hati dijalan, sayang"   "nde ahjuma"   "salam untuk orang tuamu" kata Hyunjung.   "nde ahjushi...saya permisi" Seunghye pergi meninggalkan orang tua dan anak itu didepan pintu masuk rumah mereka. Setelah Seunghye benar-benar pergi mereka memasuki rumah. Zia berjalan kearah meja makan diikuti Hyunjung dibelakangnya sedangkan Hana menuju dapur untuk mengambil beberapa piring.   "Teekwang kemana, sayang?" tanya Hana pada Zia.   "aku kira eomma tahu dari appa" jawab Zia.   "dia sedang menjemput temannya, yeobo" kata Hyunjung. Hana hanya ber”oh” ria sambil meletakkan makanan yang tadi ia tata didapur keatas meja makan. Ketiganya kini mulai menikmati makanan yang tadi dibeli Hyunjung dan Hana. Saat sedang asyik menyantap makanan tiba-tiba Taekwang datang dengan seorang lelaki dibelakangnya.   "permisi tuan..maaf mengganggu" ucap Taekwang.   "oh! tidak apa, Tae...apa itu Haajae?" tanya Hyunjung sambil menunjuk Haajae.   "iya tuan..." jawab Haajae.   “wah tak ku sangka kau itu tampan ya, Haajae-ya”   "terimakasih tuan"   "oh ya, kenalkan dia istriku Kim Hana dan dia anakku Kim Zia" kata Hyunjung memperkenalkan keluarganya pada Haajae. Zia yang diperkenalkan ayahnya itupun tersenyum sekilas kearah Haajae.   "dia cantik juga, Tae" bisik Haajae tepat disamping telinga Taekwang agar Hyunjung dan istrinya tidak bisa mendengar bisikannya. Taekwang hanya memutar bola matanya malas mendengar perkataan Haajae.   "oh ya mulai sekarang kau bisa tinggal disini, Haajae-ssi" kata Hana.   "tapi-   "tidak apa lagi pula Taekwang juga tinggal disini" potong Hyunjung.   “terimakasih tuan”   "baiklah Tae antar Haajae kekamarnya yang berada tepat disebelah kamarmu" kata Hana.   "baik nyonya, saya permisi" Taekwang dan Haaajae berjalan kelantai atas menuju kamar yang berada tepat disebelah kamarnya. Zia yang melihat kepergian kedua lelaki itu hanya diam sambil menyantap makan siangnya dengan kitmat. Ia tidak peduli ada orang baru dirumahnya atau tidak yang penting orang itu tidak mengganggu privasi-nya.   ◽ ◾ ◽   Siang ini, Angga dan Kevin berada digazebo taman belakang rumah sambil membicarakan sesuatu yang tidak boleh diketahui oleh siapapun termasuk Jeni. Setelah mengobrol hal yang serius, Kevin mulai memainkan ponselnya dan menstalker akun intagram Zia lagi. Ya! Sejak ia mengetahui adik Jeni adalah Zia, entah kenapa Kevin menjadi sering melihat akun intagram milik gadis mungil itu padahal Kevin sangat tidak suka dengan adik Jeni itu. Bahkan kalau bisa waktu itu ia langsung membunuhnya bukan malah membiarkannya hidup dan memberikan tanda. Saat sedang asyik memainkan ponselnya Angga mengajak Kevin bicara, tapi bukannya menjawab ia malah diam saja dan tetap fokus pada ponselnya. Angga yang melihat Kevin asyik sendiri itupun menjadi kesal.   Duk   "yak hyung..itu sakit" protes Kevin ketika Angga memukul kepalanya dengan ponsel. .   "kau tidak mendengarkanku bicara dan kenapa kau terus memandangi ponselmu itu hah!" maki Angga.   "ck…aku sedang memikirkan sesuatu"   "tentang?"   "seseorang"   "siapa?"   "hyung tidak perlu tahu"   "baiklah..terserah kau saja..sekarang kau sudah dewasa"   "hmz" Kevin hanya memberikan deheman atas perkataan Angga barusan. Ia malas meladeni Angga untuk masalah yang satu ini. Ia kembali berfikir.   "kenapa harus gadis mungil itu yang menjadi adik Jeno...kenapa bukan orang lain saja" begitulah kiranya isi otak Kevin saat ini.   "oh ya, Vin...bagaimana dengan Jeni belakangan ini?" tanya Angga setelah mereka terdiam beberapa saat.   "sejauh ini dia baik-baik saja dan sering bermain bersama kookie" jawab Kevin.   "terus awasi dia...aku takut dia kabur"   "mana bisa dia kabur dari rumahmu jika selangkah saja ia keluar maka dia akan mati ditanganku"   "jangan melukainya, Vin"   "hyung..kau ini seperti melindunginya...apa kau suka dengannya?"   "entahlah"   "terserah kau hyung, tapi jangan sampai dia memanfaatkanmu"   "hmzz, aku tahu"   "ya sudah aku kekamar dulu" Kevin meninggalkan Angga digazebo sendirian dengan pikiran-pikiran yang melayang didalam otaknya tentang perkataan Kevin barusan. Apa yang Kevin katakan tadi itu ada benarnya jangan sampai ia dimanfaatkan oleh Jeni dan seharusnya dialah yang memanfaatkan gadis itu untuk melumpuhkan Hyunjung.   "iya, aku harus membuatnya tunduk padaku" kata Angga sambil menampilkan smirk andalannya.   ◽ ◾ ◽   Malam ini, Hyunjung berada diruang kerjanya bersama Taekwang dan Haajae. Mereka sedang membicarakan sesuatu yang penting tentang keberadaan Jeni, anaknya.   "jadi?" tanya Hyunjung pada Haajae.   "ya tuan, anak anda tidak meninggal melainkan disandra oleh Angga, anak musuh anda dulu" jelas Haajae.   "Angga?"   "iya tuan….anak dari Roy"   "aku fikir anak Roy sudah mati, karena aku tidak menemukannya saat kerumah Roy dulu”   “belum tuan, setelah orang tuanya meninggal dia hidup dipanti asuhan sampai umur duabelas tahun”   “begitu ya…pantas saja aku tak menemukannya….ya sudah kalian boleh pergi”   "baik tuan..kami permisi" Taekwang dan Haajae keluar dari ruang kerja Hyunjung dan menuju kamar Haajae untuk membahas sebuah rencana, tapi baru saja mereka masuk kekamar Haajae terdengar saura Zia yang berteriak memanggil Taekwang.   "TAEKWANG" teriak gadis mungil itu.   "aku harus pergi, hyung....Zia nona memanggilku" kata Taekwang yang langsung bergegas keluar kamar Haajae. Taekwang berjalan cepat menghampiri Zia yang berdiri didepan pintu kamarnya. Setelah ia sampai didepan Zia barulah gadis mungil itu berbicara.   "aku ingin pergi menemui dokter Song" kata Zia.   "baik nona"   Zia tadi mendapat pesan dari Minho bahwa lelaki itu ingin bertemu Zia dirumah sakit untuk membahas sesuatu yang penting dan Zia langsung menyanggupi permintaan tersebut.   "kau mau kemana, sayang?" tanya Hana saat melihat Zia turun dari tangga dengan pakaian rapi.   "ingin bertemu Mino oppa, eomma" jawab Zia.   "eh tumben...ada apa?"   "entahlah eomma..aku pergi dulu ya"   "ne sayang...hati-hati bawa mobilnya, Tae"   "baik nyonya" Zia dan Taekwang berangkat menuju rumah sakit keluarga Song.       Tak butuh waktu lama, mereka berdua sudah sampai dirumah sakit milik Minho. Zia turun dari mobil diikuti Taekwang setelahnya. Zia berjalan memasuki rumah sakit dan langsung pergi kemeja resepsonis untuk menanyakan keberadaan Minho.   "apa dokter Song ada diruangannya?" tanya Zia.   "ah nde nona....anda sudah ditunggu oleh beliau" kata gadis resepsonis itu pada Zia.   "baiklah terimakasih" Zia berjalan kearah lift dan masuk kedalam diikuti Taekwang.   Lift terbuka dilantai lima dimana ruangan Minho berada. Zia keluar dari lift dan berjalan menuju ruangan Song Minho.   "kau tunggu diluar saja!" perintah Zia saat mereka sudah sampai didepan ruangan Mino.   "baik nona" jawab Taekwang patuh. Zia masuk kedalam ruangan Minho tanpa mengetuk pintu ruangan tersebutterlebih dahulu.   "oh kau sudah datang" sapa Minho yang sedikit terkejut saat pintunya dibuka tanpa diketuk.   "nde oppa(panggilan kakak laki-laki untuk adik perempuan)" balas Zia yang langsung duduk didepan meja Minho.   "maaf membuatmu kesini malam-malam"   "tidak apa oppa...oh ya ada apa oppa memanggilku?"   "begini Zi, soal ukiran ‘kelinci’ didadamu itu emz-   "aaa...soal itu...aku pikir ada apa oppa memanggilku" potong Zia.   "iya"   "apa itu parah?"   "sebenarnya tidak parah hanya ukiran kecil, tapi oppa takut kau kenapa-kenapa nantinya"   "maksud oppa?"   "aku pikir orang itu akan menjadikanmu target selanjutnya…aku harap kau selalu berhati-hati"   "ah. nde oppa, aku akan berhati-hati"   "syukurlah kalau begitu"   “oh ya, oppa….jangan bilang pada appa dan eomma ya soal ukiran itu"   "tentu sayang"   "aish oppa, aku adukan kau pada Jihyo eonni(18) baru tahu rasa kau!"   "iya iya..aku hanya bercanda"   "ya sudah oppa, aku pergi dulu salam untuk Jihyo eonni ya.."   "tentu"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD