BAB 22

1178 Words

Alliana masih berdiri tegak, ia menatap pria yang kini memasukan katana ke dalam sarungnya. Tak ada kata yang diucapkan, Alliana hanya terus bungkam, berdiri dengan tegak. "Selama enam bulan, aku kehilangan salah satu istriku. Apa aku tidak tampan lagi di matamu, Alliana?" tanya Ichiru. "Kau masih tampan, Kakak." Alliana berusaha tersenyum, jujur saja ia ingin berlari dan memeluk suaminya. Ia ingin menangis dan merasakan belaian lembut pria itu. Tapi, ia menahannya. Ia ingin bersikap lebih dewasa dan menyingkirkan sisi kekanak-kanakannya. "Kau tidak menyapa kakak barumu, sangat tidak sopan." Ichiru terkekeh, ia kemudian melangkah pergi dan tidak peduli pada Alliana yang masih menatap ke arahnya. Pria itu kemudian berhenti, ia membalik badannya dan tersenyum, bahkan senyumannya kali ini

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD