Bab 2

1009 Words
"Bagaimana? Tuan putri senang, kan?" tanyanya kembali berkelakar dan kembali membuat Kyra terberai. Menangis bukan hanya ditunjukkan kala sedih tapi bahagia pun bisa saja meneteskan air mata haru. "Kecewa," jawab Kyra cepat dengan penuh nada drama. Mulai bertemu pangerannya mulai berulah si drama queen Kyra. "Aku memang sudah tidak waras kok. Kurang doping obat kangen, Ree Sayang." "Katanya tadi juara sekarang bilang kecewa. Aku sudah menyewa kafe ini buat seharian loh! Khusus buat kamu seorang," kata Ree sambil cemberut. Jika Kyra bak drama queen, Ree adalah rajanya. Alih-alih mengalah, Ree justru menggoda kekasihnya. Nah, kan! Benar tebakan Kyra. Ree emang berlebihan dan suka buang-buang uang. Dia bilang menyewa kafe ini untuk satu hari tapi mereka datang di waktu malam yang hanya dipakai tiga jam saja. Sungguh mubazir membuat 21 jam terbuang dengan percuma. "Itu dia, Ree. Kamu terlalu berlebihan dan juga buang-buang uang. Aku diajak makan di warung Pak Dul saja sudah senang kok,” protes Kyra dengan sedikit bersungut. "Kyra, please. Aku ingin memberimu kejutan dan ini juga sebagai hadiah." "Ulang tahunku sudah lewat Ree, kamu lupa? Kita tunangan pas aku ulang tahun, kan?" tanya Kyra selepas meneguk orange's juice yang sejak tadi belum sempat diminum, kurang manis tapi tetap enak. "Aku ingat. Bukan untuk itu semua. Ini adalah hadiah karena kita tidak akan LDR-an lagi. Ini untuk perayaan kita." Ungkap Ree sembari menggenggam tangan Kyra dengan penuh binar. Wanita yang ditatapnya itu menunjukkan binar yang sama bahkan jauh lebih ceria. Pipinya yang chubby merona seketika. Seseorang jika sudah sangat mencintai wanitanya pasti akan melakukan apa pun untuk membuatnya bahagia. Tingkah Ree yang penuh damba membuat Kyra panas dingin. Kyra ikut tersenyum saat Ree tertawa kecil hingga sudut matanya basah. Ada dua hati yang benar-benar hangat di malam yang gigil. Pikiran Kyra tidak bisa membayangkan jika setelah menikah nanti mereka tetap akan LDR-an. Ini berita baik untuk keduanya karena hari pernikahan sudah semakin dekat. Dengan berita bahagia ini tidak akan membuat keduanya kewalahan karena intensitas bertemu yang terbatas. Setelah ini keduanya akan dengan mudah mendiskusikan persiapan untuk menuju pelaminan. Kyra mencium punggung tangan Ree cukup lama, "Love you," bisiknya kemudian. Ree tersenyum lagi dengan semakin lebar. Oh, Tuhan tolong kondisikan senyuman makhluk-Mu ini. Senyumnya bisa saja membuatku langsung bertemu malaikat maut. Mematikan, kali ini batin Kyra yang bicara. "Ayo, makan dulu. Aku tahu kamu sebulan ini gencar banget makan dari satu kafe ke kafe lain cuma buat nemuin resep chicken cordon blue yang enak, kan?" tebak Ree dengan sangat tepat. Kyra tertawa puas mengingat kembali tingkahnya selama sebulan yang terbilang aneh. Waktu untuk videocall saat LDR dengan Ree pun dihabiskan dengan membicarakan menu-menu makanan yang ia incar untuk ditambahkan ke menu kafenya. "Kamu disuruh makan malah ketawa. Ketawamu gak seksi, Yang!" omel Ree dengan memotongkan chicken cordon bleu di piring miliknya untuk kekasih hati. "Ini makan dulu!" imbuhnya dengan menukarkan piringnya dengan milik Kyra yang masih utuh. Ih, mana ada orang ketawa itu seksi, omel Kyra dalam hati dengan memasukkan potongan chicken cordon bleu ke dalam mulutnya. Sambil terus mengunyah Kyra tidak mengalihkan pandangannya ke Ree hingga saat ia menemukan rasa yang sudah lama ia cari. Gadis itu mendelik saat mengecap perpaduan rasa di dalam potongan ayam ini. "Enak banget. Ini rasa yang aku cari," kata Kyra dengan mulut penuh. Ree terkekeh sebentar lalu mengusap ujung bibir Kyra yang belepotan oleh saus. "Gimana? Enak kan?" tanya Ree dengan mengikuti Kyra memakan menu yang sudah membuat Kyra bahagia. "Banget. Aku mau bikin kayak gini di kafe dong, Sayang!" rengek Kyra yang ditanggapi anggukan oleh Ree. “Semua akan kulakukan untukmu, Sayang,” batin Ree menjawab dengan mantap. "Oke, nanti kita eksekusi." Ree membalas enteng. Permintaan sang kekasih bukan hal yang susah. Tidak perlu mengambilkan bulan di atas langit atau membuatkan seribu candi untuk mencetak senyuman merekah di wajahnya yang ayu. Kyra hanya ingin dibuatkan menu terbaru untuk kafenya. Hal mudah bagi Ree yang memang tergolong lelaki serba bisa. "Oke my chef!” Respon senang dari Kyra. Ree memang kerjanya di bagian desain interior tapi dia memiliki hobi di bidang kuliner. Kebetulan yang sangat pas, ia juga jago masak dan sering membuatkan Kyra menu-menu kekinian mirip yang ada di kafe-kafe ternama tentunya. Nah, kalau Kyra jago makan dan icip-icip saja. Menurut ramalan itu klop. Ada genap ada ganjil. Ada hitam ada juga putih. Begitu dengan Kyra dan Ree. Satunya suka memasak dan satunya suka makan. Keduanya memang saling melengkapi. Jika keduanya memiliki sifat dan sikap yang sama mungkin akan monoton jalinan asmara keduanya. Pemilik kafe atau restoran gak harus pinter masak, kan? Itu dulu kata Ree saat memberikan semangat untuk Kyra yang tengah down saat memulai bisnis. Awal-awal membuka kafe merupakan hal tersulit yang Kyra untuk dilakukan. Mulai dari sepinya pengunjung, kurang kompaknya pegawai, hingga keluhan dari customer. Ada kekurangan pasti ada kelebihan. Begitu pula  yang Kyra punya, ia sangat jago dan pandai memainkan instingnya saat memilih makanan dan selalu bisa menilai taste dengan akurat. Kyra sangat detail saat mulai teaster dari satu rasa ke rasa yang lain. Lidahnya seolah diciptakan bak mesin penyeleksi rasa makanan. Tidak pernah meleset dan menu-menu yang dipilih akan jadi selalu jadi menu favorit di kafenya. Kyra tidak paham akan semuanya, tapi berhubung yang memberikan petuah  adalah cowok terkeren di hidupnya. Kyra menjadi kembali percaya diri dan tetap meneruskan usahanya hingga kini kafe itu tetap laris dan beroperasional. Tak tanggung-tanggung, kafe milik Kyra pernah masuk dalam program tv nasional yaitu Detektif Rasa karena menu-menu makannya yang unik serta tempatnya yang nyaman untuk para kawula muda berkumpul. Namun, Ree tidak pernah suka jika diajak dinner di kafe milik Kyra. Alasannya klasik. Bosan dengan menu yang ada. Alasan lebih masuk akal karena dengan berkunjung ke kafe milik orang lain akan membuat belajar tentang banyak hal. Bisa dikatakan riset. Ree selalu menitipkan pesan pada Kyra untuk terus belajar. Salah satu caranya adalah mengunjungi berbagai kafe yang ada di kota ini. Mencari perpaduan resep dari satu kafe ke kafe yang lain tanpa harus memplagiat. Hal itu pun sudah terpatri dalam hati Kyra. Ilmu-ilmu yang Ree tularkan benar membuat kafe yang didirikan semakin sukses.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD