Sudah lebih dari lima belas menit mobil itu berjalan, namun Bintang masih betah untuk diam. Walaupun matanya sesekali melirik ke arah Gaesha, yang asik dengan pemandangan jalanan yang macet karena jam pulang kerja. "Apa kamu cukup dekat dengan Wira?" tanya Bintang, mengawali pembicaraan mereka. Gaesha yang semula tidak mau menoleh sedikitpun padanya, mulai menoleh dengan keningnya yang berkerut. "Dia lebih tua dari kita, lebih tua dari kamu. Enggak perduli kamu lebih kaya atau jabatan kamu sebenarnya lebih tinggi dari dia, tapi yang penting dia lebih tua dari kamu jadi kamu harus hargai dia." Kerutan di kening Gaesha kalah dalam jika dibandingkan dengan kerutan yang ada di kening Bintang. Jelas sekali bahwa dia tidak senang Gaesha membela Wira sampai seperti itu. "Terus kamu maunya ak

