bc

FAKE LOVER

book_age18+
1.0K
FOLLOW
7.6K
READ
family
pregnant
goodgirl
sensitive
drama
sweet
bxg
scary
first love
virgin
like
intro-logo
Blurb

Genre: CEO Romance.

Status: TAMAT.

Rate : 21+

-----------------------------------------

Maura Laurensia, gadis cantik yatim piatu, yang hidup dalam lingkupan kesengsaraan. Menjalani hidupnya dalam kekangan Paman jahatnya, Rehan. Gadis itu terpaksa harus menipu seorang CEO muda, bernama Vernon Fernando. Untuk mendapatkan harta pemuda tersebut.

Hingga pada akhirnya, pernikahan yang di awali dengan penipuan justru berubah menjadi cinta yang semakin membara. Namun mereka harus menipu hati masing-masing, hanya karena kesalah pahaman yang terjadi. Maura kabur setelah meraup habis kekayaan Vernon. Tanpa tau jika dirinya tengah berbadan dua, begitu pula dengan Vernon Fernando.

Tiga bulan kemudian, takdir kembali mempertemukan mereka berdua.

Bagaimana jika Vernon tau perihal kehamilan Maura?

Akankah cinta mereka kembali bersatu?.

Penasaran?....ikuti cerita selanjutnya....

chap-preview
Free preview
FL 01
Di sebuah kontrakan kecil, tepatnya di desa kumuh, pinggiran kota Jakarta. Hidup sepasang keluarga, bersama satu keponakan gadis yang bernama Maura Laurensia. Gadis malang yang hidup serba dalam kesengsaraan, di siksa dan di suruh bekerja keras untuk menafkahi keluarga tersebut. Keluarga yang terdiri dari Rehan, Paman Maura, Rosa, Bibi Maura dan anak kecil berumur empat tahun bernama Risa yang merupakan sepupu dari gadis yang bernama Maura tersebut. Maura terpaksa bekerja di sebuah club malam di Ibu kota Jakarta, sebagai wanita penghibur, namun ia sangat menjunjung harga dirinya, sebisa mungkin agar tak tersentuh lelaki hidung belang di sana. Ini bukan inginnya, namun ia tidak punya pilihan, selain menurut perkataan Pamannya. Karena hanya merekalah keluarga yang Maura miliki di dunia ini. Ia lelah, selalu saja di cap sebagai gadis murahan oleh orang sekitar nya, namun ia tidak menyerah hanya karena cibiran tak bermutu dari orang sekitar nya itu, toh! Mereka juga tidak tau bagaimana kehidupan yang di jalani Maura sebenarnya. Suatu ketika Rehan dengan teganya merancang rencana licik untuk menjadikan dirinya menjadi orang kaya secara instan, tanpa harus kerja keras. Dengan cara mengorbankan Maura untuk menjebak seorang CEO terkaya di kota tersebut, yang bernama Vernon. Namun Maura berusaha untuk menolak permintaan Pamannya tersebut. "Paman...aku tidak mau melakukan itu, aku takut membohongi orang, apa lagi dia bukanlah orang biasa," lirihnya sembari menundukkan kepala nya, takut. "Oh...jadi kau berani membantah ku, tak ingatkah jika yang membiayai kehidupanmu selama ini adalah aku? Dasar gadis tak tau balas budi," bentak Rehan tersungut-sungut. Sungguh ia tak suka bantahan. "Tapi, Paman...aku takut jika ketahuan bagaimana?," Tangis Maura, jujur ia sangat tidak ingin mengorbankan hidupnya. "Baiklah jika kau menolak, maka jangan salahkan aku, jika Bibi dan sepupumu yang akan menanggung imbasnya," ancam Rehan, karena ia tahu dengan cara ini pasti gadis di hadapannya tidak bisa menolak lagi. "Ja...jangan Paman, jangan siksa mereka lagi. Biar aku saja yang merasakan siksaan ini," isak Maura, Nyonya Rosa hanya bisa menangis dan memandang gadis malang itu dari kejauhan. Ia tidak berani menghentikan ulah suaminya, karena akan berujung siksaan fisik yang akan ia dan anaknya terima, jika berani membantah perintah nya. Rehan menyelidiki gerak-gerik Vernon, ia tau bahwa pemuda itu sering berkunjung ke club malam di mana Maura bekerja. Walau Vernon, seorang pemuda baik-baik, nyatanya ia juga butuh hiburan malam hanya sekedar berkumpul dengan teman-teman seumurannya di club. Tepat malam ini, Vernon tengah berencana akan kembali ke club malam bersama Sekretaris nya Daniel. Dan hal itu di ketahui oleh Rehan. Pria itu menyuruh Maura untuk melancarkan aksinya malam ini juga, jika gagal maka Bibi dan sepupunya yang akan mendapatkan hukuman.  Di Club malam tempat Maura bekerja. Maura terduduk di depan meja Bartender, tubuhnya mendadak gemetar. Tak seperti hari-hari biasanya. Ia terlihat sangat gugup, bagaimana jika nanti gagal? Bagaimana jika Vernon menolaknya?. Sungguh fikiran-fikiran negatif mulai menyelimuti otaknya. Hingga suara seorang wanita yang tak lain pemilik club tersebut, terdengar tengah menegurnya. "Hei....ada apa dengan mu? Tak biasanya kau seperti itu sayang?," Ucap wanita itu yang di ketahui bernama Sera. Ya, gadis itu sudah menganggap Maura sebagai adiknya sendiri.   "Aku takut Kak...aku tidak siap melakukan semua ini," titahnya sendu, ya! Maura sudah menceritakan perihal tentang masalah yang di hadapinnya saat ini pada Sera, karena ia sudah menganggap Sera sebagai Kakaknya sendiri. Hanya wanita itu yang selalu berbaik hati padanya, kala ia sedang gelisah. "Jika kau tidak bisa, maka jangan lakukan Ra...," Tutur Sera, jujur ia sangat membenci Paman Maura itu, yang selalu saja menyiksa adik angkat nya tanpa henti. "Aku tidak bisa," lirihnya yang masih bisa terdengar oleh Sera, Sera hanya menggelengkan kepalanya, tak habis fikir dengan cara berfikir otak gadis di hadapannya. Selang beberapa waktu kemudian, munculah dua sosok pemuda tampan memasuki club tersebut. Sera menyenggol lengan Maura seraya menunjuk ke arah pemuda tampan yang tak lain adalah Vernon dan Daniel. "Lihat lah, dia orangnya," bisik Sera di tengah kerasnya suara dentuman musik di sana. "Bagaimana ini,...aku gugup," ucap Maura sembari memilin ujung gaun pendek nya. "Tenanglah, aku yakin dia pemuda baik-baik. Karena aku belum pernah melihat pemuda itu memesan jalang di sini," tutur Sera menengahi. Mendengar ucapan Sera, akhirnya Maura sedikit bisa bernafas lega. Setidaknya ia tidak begitu takut mendekati pemuda itu. Setelah mencari waktu yang tepat akhirnya Maura memberanikan diri untuk mendekati Vernon di ruang VIP dengan alasan sebagai pemandu lagu. "Maaf Tuan....bolehkan aku menemani Tuan mengobrol malam ini?," Tanya Maura begitu sopan. Vernon menelisik tubuh gadis di hadapannya, dari atas hingga ujung kaki. Jika di lihat-lihat dari gelagatnya, gadis ini tidak sama dengan gadis kurang belaian di luar sana. Daniel melirik ke arah Vernon sembari mengangguk kecil, memberi kode untuk mengiyakan permintaan gadis tersebut. "Baiklah, silahkan duduk," sahut Vernon seraya menggeser tubuhnya sedikit untuk memberi ruang kepada Maura duduk. Sekedar basa-basi berkenalan, hingga semakin lama obrolan mereka semakin nyambung. Daniel yang merasa hanya bagaikan obat nyamuk akhirnya meminta ijin untuk undur diri, jujur ia sangat lelah hari ini dan juga merasa bosan karena tidak di anggap oleh kedua insan yang berbeda gender di dekatnya ini. "Ver...aku pulang dulu, lelah sekali rasanya. Kau ingin pulang bersamaku atau masih ingin berlama-lama di sini?," Tanya Daniel, seraya merenggang kan kedua lengannya. Maura merapalkan doa dalam hati nya, ia berharap pemuda itu tak ikut pulang bersama sahabat nya tersebut. Vernon menimang-nimang fikirannya, ia masih ingin mengobrol banyak dengan Maura, tapi ia sedikit tak enak hati pada sahabat nya, hingga pada akhirnya ia lebih memilih tinggal sebentar di sini. Ia takut tak bisa bertemu dengan Maura lagi. "Em....aku disini dulu, kau pulang lah duluan," pinta Vernon, dan di balas anggukan oleh Daniel sembari melenggang pergi meninggalkan ruangan tersebut. Maura bernafas lega, akhir nya doanya terkabul. Keadaan sedikit canggung setelah kepergian Daniel, hingga Maura kembali mengingat misi utamanya. "Ah...Tuan, apa kau haus? Biar ku ambilkan minuman dulu untuk anda," ucap Maura sembari tersenyum sangat manis, membuat Vernon sedikit terpana dengan pemandangan indah itu. "Iya, boleh juga," sahutnya santai. Maura pun pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan menyunggingkan sebelah bibirnya. Tak lama Maura pun kembali dengan dua gelas wine di kedua tangannya. "Maaf, membuatmu menunggu lama Tuan," ucap Maura sambil meletakkan segelas wine di hadapan Vernon, tentunya ia sudah mencampurkan sesuatu kedalam minuman tersebut. "Jangan memanggilku Tuan, panggil Vernon saja," pinta Vernon, seraya menyesap minuman di tangannya tanpa merasa curiga. Maura melirik ke arah Vernon, terlihat minuman itu di teguk habis oleh pemuda tersebut. 'Bagus.... habiskan Tuan, terima kasih sudah mempermudah rencana ku.' Batin Maura bahagia, ternyata tidak sesulit pemikirannya untuk mengelabuhi pemuda ini. Beberapa detik kemudian terlihat keanehan mulai terjadi pada diri Vernon, Maura tersenyum evil sembari berpura-pura khawatir. "Vernon....kau tak apa?," Tanyanya, sambil memegang pundak pemuda tersebut. Pemuda itu hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil memijit pelipisnya. "Kenapa aku mendadak pusing begini?," Lirihnya seraya berdesis menahan pusing yang semakin menjadi. Tak berapa lama Vernon ambruk dengan kepala tertumpu di atas meja, Maura tersenyum ke arah Sera di luar ruangan dan di balas acungan jempol oleh sahabat nya itu. "Kak...tolong suruh seseorang untuk memindahkan dia ke kamar," pinta Maura, tak menunggu lama dua orang penjaga club datang dan memapah tubuh Vernon menuju ruang kamar privat di club tersebut. Sepergian dua penjaga itu, Maura memandang lekat wajah pemuda yang tengah terlelap di hadapannya. Ia tidak tega menipu pemuda ini, tapi ia terpaksa harus melakukannya. "Maafkan aku Vernon,.. ku harap kau tidak membenciku suatu hari nanti," lirih Maura dan mulai melepaskan pakaian pemuda itu dengan tangan bergetar. Jujur baru kali ini gadis itu melihat tubuh lelaki telanjang seutuhnya. Kemudian Maura juga melepaskan pakaiannya dan menyusul Vernon ke dalam selimut. Semalam suntuk Maura tak bisa memejamkan kedua matanya, ketakutan akan kesalahannya begitu besar, ia sudah berdosa karena menghancurkan hidup seseorang demi sebuah harta. Keesokan paginya, mentari pagi mulai menampakkan cahaya terangnya, menerobos masuk di celah-celah korden kaca jendela. Mengusik sosok pemuda yang masih terlelap bersama seorang gadis di sampingnya, berlahan pemuda itu mengerjapkan kedua kelopak matanya dan merasa asing dengan ruangan yang ia tempati. Kedua bola matanya bergulir menelisik ke segala penjuru ruangan putih itu, dan ia baru tersadar bahwa dirinya tidak lah sendirian di dalam ruangan tersebut. Dengan hati-hati ia menatap lekat wajah gadis di sampingnya dan ia baru teringat, bukankah gadis ini adalah gadis yang menemaninya tadi malam? Lalu kenapa sekarang dia ada di sampingnya? Dan tunggu, apa gadis itu tidak berpakaian?, Batin Vernon bertanya-tanya. Ia belum sadar sepenuhnya bahwa dirinya tak jauh berbeda dengan keadaan gadis tersebut. Tiba ia merasakan tubuhnya bersentuhan langsung dengan seprey kasur dan juga selimut tebal yang menutupi separuh tubuhnya. Vernon berlahan membuka kain tebal yang menutupi area tubuhnya dan gadis tersebut, seketika ia terkejut luar biasa, karena mendapati tubuhnya dan juga tubuh Maura dalam keadaan telanjang tanpa tertutup sehelai benang pun. Vernon menjambak rambutnya kasar, berusaha mengingat semua yang telah terjadi tadi malam, namun ia sama sekali tak bisa mengingat apapun. Ia marah pada dirinya sendiri karena sudah berani menghancurkan kehormatan gadis itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

10 Days with my Hot Boss

read
1.5M
bc

LIKE A VIRGIN

read
841.7K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.6K
bc

PERFECT PARTNER [ INDONESIA]

read
1.3M
bc

Married By Accident

read
224.5K
bc

OLIVIA

read
29.2K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
463.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook